Wednesday, October 22, 2014

Tafsir Sura Taha Ayat 25-28)


Firman Allah SWT :

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) 

وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) 

وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) 

يَفْقَهُوا قَوْلِي (28) 

(Rabbi syrahli sodri wa yassirli amri wahlul u'qdatan min lisaani yafqahuqauli.)

Maksudnya: Wahai Rabbku, lapangkanlah bagiku dadaku, dan mudahkanlah bagiku tugasku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka faham perkataanku. (Surah Taha, ayat 25-28)

Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih bahawa setelah perintah itu keluar Musa diam tidak berkata-kata selama tujuh hari memikirkan beratnya tugas yang dibebankan kepadanya. Setelah ia didatangi Malaikat dengan ucapan: "Taatilah Tuhanmu sesuai dengan perintah-Nya, barulah ia bangkit melaksanakan perintah dan mengharapkan agar Allah SWT. melapangkan dadanya untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berani dalam menghadapi Firaun. Ia merasa bahawa beban yang dipikulkan atasnya adalah suatu urusan besar dan amat berat, tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan keberanian yang mantap dan dada yang lapang. Ia diperintahkan untuk menghadapi seorang raja yang paling besar paling kejam, sangat ingkar sangat banyak tentaranya, makmur sekali kerajaannya, keterlaluan di dalam segala hal. Puncak keterlaluannya itu ialah dia tidak mengenal tuhan selain dirinya sendiri.

Selain dari pada ia memohon dilapangkan dadanya, juga meminta kepada Allah SWT. supaya dimudahkan segala urusannya, di dalam menyampaikan berita kerasulannya, diberi kekuatan yang cukup untuk dapat menyebarkan agama dan memperbaiki keadaan umat.

Diriwayatkan bahwa Musa di waktu kecilnya, ia mencabut selembar rambut dari dagu Firaun, maka marahlah Firaun dan ia menyembunyikan satu maksud jahat untuk dilakukan kepada Musa yaitu akan menindaknya secara kejam. Ia meminta kepada istrinya supaya membawakan kepadanya bara api. Istri Firaun membela Musa katanya, "Musa masih kecil, belum tahu apa-apa". Sekalipun ada pembelaan, tetapi Firaun tetap melaksanakan maksud jahatnya dan bara itu diletakkan di atas lidah Musa. Sejuk itulah lidah Musa menjadi kaku. Oleh karena itu Musa a.s. meminta kepada Allah SWT. supaya kekakuan lidahnya itu dihilangkan.

Allah SWT. menerangkan maksud permohonan Musa itu, ialah supaya umatnya dengan mudah dapat mengerti ucapannya di dalam menyampaikan risalahnya. Semoga mereka itu dapat menerima petunjuk dari Allah SWT.