Showing posts with label Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 22. Show all posts
Showing posts with label Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 22. Show all posts

Sunday, September 8, 2013

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 22

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Űłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,


Firman Allah SWT :

ŰŁَفَمَنْ ŰŽَ۱َŰ­َ Ű§Ù„Ù„َّهُ Ű”َŰŻْ۱َهُ لِلْŰ„ِŰłْلَŰ§Ù…ِ فَهُوَ Űčَلَى نُÙˆŰ±ٍ مِنْ ۱َŰšِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَۧ۳ِيَŰ©ِ قُلُÙˆŰšُهُمْ مِنْ ۰ِكْ۱ِ Ű§Ù„Ù„َّهِ ŰŁُولَŰŠِكَ فِي ۶َلَŰ§Ù„ٍ مُŰšِينٍ (22)
 

Maksudnya : "Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."(Surah Az-Zumar (39) ayat 22)

Huraiannya :

Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahawa tidaklah sama orang yang telah dibukakan Allah hatinya menerima agama Islam dengan orang yang sesat hatinya, sehingga ia mengingkari kebenaran agama Islam. Hati orang tersebut telah melihat kekuasaan dan kebesaran Allah SWT dalam keindahan dan keajaiban alam ini, lalu terbukalah hatinya menerima pancaran cahaya dari nur Ilahi. Sebaliknya orang-orang yang sesat hatinya, tidak melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT dalam kejadian alam ini, mereka menyangka kejadian tersebut tidak lain dari suatu proses kejadian alam itu sendiri, tanpa ada yang mengaturnya. Mereka merasa sanggup merubah atau memperbaiki proses kejadian tersebut. Hal ini disebabkan kerana kebodohan dan kedangkalan  pandangan mereka sehingga hati mereka tetap tertutup, dan tidak memungkinkan masuknya pancaran nur Ilahi ke dalam hatinya. Kedua golongan orang itu tentulah tidak sama. Pada ayat yang lain Allah SWT menegaskan tentang ketidaksamaan kedua golongan orang itu. Allah SWT berfirman:

ŰŁÙˆÙ…Ù† ÙƒŰ§Ù† ميŰȘۧ ÙŰŁŰ­ÙŠÙŠÙ†Ű§Ù‡ ÙˆŰŹŰčÙ„Ù†Ű§ له Ù†ÙˆŰ±Ű§ ÙŠÙ…ŰŽÙŠ ŰšÙ‡ في Ű§Ù„Ù†Ű§Űł كمن Ù…Ű«Ù„Ù‡ في Ű§Ù„ŰžÙ„Ù…Ű§ŰȘ Ù„ÙŠŰł ۚ۟ۧ۱ۏ Ù…Ù†Ù‡Ű§

Maksudnya : "Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?." 

(Surah al An'am (6) ayat 122) 

Berkata Ibnu `Abbas: "Di antara orang yang telah dilapangkan Allah dadanya menerima agama Islam, ialah Abu Bakar ra diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas'ud ia berkata:

ŰȘÙ„Ű§ Ű±ŰłÙˆÙ„ Ű§Ù„Ù„Ù‡ Ű”Ù„Ù‰ Ű§Ù„Ù„Ù‡ Űčليه ÙˆŰłÙ„Ù… Ù‡Ű°Ù‡ Ű§Ù„ŰąÙŠŰ© ÙÙ‚Ù„Ù†Ű§: ÙŠŰ§ Ù†ŰšÙŠ Ű§Ù„Ù„Ù‡ كيف Ű§Ù†ŰŽŰ±Ű­ Ű”ŰŻŰ±Ù‡? Ù‚Ű§Ù„: ۄ۰ۧ ŰŻŰźÙ„ ŰŁÙ†ÙˆŰ§Ű± Ű§Ù„Ù‚Ù„Űš Ű§Ù†ŰŽŰ±Ű­ ÙˆŰ§Ù†ÙŰłŰ­ ÙÙ‚Ù„Ù†Ű§: ÙÙ…Ű§ ŰčÙ„Ű§Ù…Ű© Ű°Ù„Ùƒ ÙŠŰ§ Ű±ŰłÙˆÙ„ Ű§Ù„Ù„Ù‡? Ù‚Ű§Ù„: Ű§Ù„Ű„Ű«Ű§ŰšŰ© Ű„Ù„Ù‰ ۯۧ۱ Ű§Ù„ŰźÙ„ÙˆŰŻ ÙˆŰ§Ù„ŰȘŰŹŰ§ÙÙŠ Űčن ۯۧ۱ Ű§Ù„ŰșŰ±ÙˆŰ±, ÙˆŰ§Ù„ŰȘŰŁÙ‡Űš للموŰȘ Ù‚ŰšÙ„ نŰČول Ű§Ù„Ù…ÙˆŰȘ (Ű­ŰŻÙŠŰ« ŰŁŰźŰ±ŰŹÙ‡ Ù…Ű±ŰŻÙˆÙŠÙ‡ Űčن Ű§ŰšÙ† Ù…ŰłŰčÙˆŰŻ)

Rasulullah SAW membaca ayat ini, lalu kami bertanya: "Ya Nabiyallah, bagaimana hati yang terbuka itu? Baginda menjawab: "Apabila cahaya menerangi hati, maka ia menjadi terbuka dan lapang". Kami bertanya: "Apakah tanda yang demikian itu Ya Rasulullah? Baginda menjawab: "Menghadapkan diri kepada kehidupan negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari kehidupan negeri yang penuh tipuan dan mempersiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang. "


Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan Ibnu Umar, ia berkata:

ŰŁÙ† Ű±ŰŹÙ„Ű§ Ù‚Ű§Ù„: ÙŠŰ§ Ű±ŰłÙˆÙ„ Ű§Ù„Ù„Ù‡ ŰŁÙŠ Ű§Ù„Ù…Ű€Ù…Ù†ÙŠÙ† ŰŁÙƒÙŠŰł? Ù‚Ű§Ù„: ŰŁÙƒŰ«Ù‡Ù… Ű°ÙƒŰ±Ű§ للموŰȘ ÙˆŰŁŰ­ŰłÙ†Ù‡Ù… له ۧ۳ŰȘŰčۯۧۯ, ÙˆŰ„Ű°Ű§ ۯ۟ۚ Ű§Ù„Ù†ÙˆŰ± في Ű§Ù„Ù‚Ù„Űš Ű§Ù†ÙŰłŰź ÙˆŰ§ŰłŰȘÙˆŰłŰč. ÙÙ‚Ű§Ù„ÙˆŰ§: Ù…Ű§ ŰŁÙŠŰ© Ű°Ù„Ùƒ ÙŠŰ§ Ù†ŰšÙŠ Ű§Ù„Ù„Ù‡? Ù‚Ű§Ù„: Ű§Ù„Ű„Ù†Ű§ŰšŰ© Ű„Ù„Ù‰ Ű§Ù„ŰźÙ„ÙˆŰŻ ÙˆŰ§Ù„ŰȘŰŹŰ§ÙÙŠ Űčن ۯۧ۱ Ű§Ù„ŰșŰ±ÙˆŰ±, ÙˆŰ§Ù„Ű§ŰłŰȘŰčۯۧۯ للموŰȘ Ù‚ŰšÙ„ نŰČول Ű§Ù„Ù…ÙˆŰȘ. (Ű­ŰŻÙŠŰ« ŰŁŰźŰ±ŰŹÙ‡ Ű§Ù„ŰȘŰ±Ù…Ű°ÙŠ Űčن Ű§ŰšÙ† ŰčÙ…Ű±)

Maksudnya : "Bahwa seorang laki-laki berkata: "Ya Rasulullah, orang mukmin yang manakah yang paling baik ? Rasulullah menjawab: "Mereka yang banyak mengingat mati dan paling banyak persiapannya untuk mati itu, dan bilamana cahaya menyinari hatinya, maka hati itu terbuka dan menjadi lapang". Para sahabat bertanya: "Apa tandanya yang demikian itu ya Nabiyallah? Nabi menjawab: "Menghadapkan diri kepada negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari negeri yang penuh dengan tipuan dan menyiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang.  Adapun orang-orang yang kasar hatinya dan membatu akan mengalami kecelakaan yang besar disebabkan sikap mereka yang keras kepala tidak mau ingat kepada-Nya. Seharusnya hati mereka menjadi lembut bila nama Tuhan disebut di hadapan mereka, tetapi muka mereka hitam muram bila mendengar nama Allah disebut dan hati mereka bertambah keras membatu."


Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Ibnu Umar, ia berkata: berkata Rasulullah SAW:

Ù„Ű§ ŰȘÙƒŰ«Ű±ÙˆŰ§ Ű§Ù„ÙƒÙ„Ű§Ù… ŰšŰșÙŠŰ± Ű°ÙƒŰ± Ű§Ù„Ù„Ù‡, ÙŰ„Ù† ÙƒŰ«Ű±Ű© Ű§Ù„ÙƒÙ„Ű§Ù… ŰšŰșÙŠŰ± Ű°ÙƒŰ± Ű§Ù„Ù„Ù‡ Ù‚ŰłÙˆŰ© Ù„Ù„Ù‚Ù„Űš ÙˆŰ„Ù† ŰŁŰšŰčŰŻ Ű§Ù„Ù†Ű§Űł من Ű§Ù„Ù„Ù‡ Ű§Ù„Ù‚Ù„Űš Ű§Ù„Ù‚Ű§ŰłÙŠ

Maksudnya : "Janganlah kamu memperbanyak pembicaraan tanpa menyebut nama Allah, kerana banyak bicara tanpa menyebut nama Allah menyebabkan hati menjadi kasar. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah ialah orang yang kasar hatinya. (Hadis Riwayat Tirmizi dari Ibnu Umar) 


Pada akhir ayat ini diterangkan bahawa orang yang hatinya kasar itu adalah orang yang buta penglihatannya, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Setiap orang dengan mudah mengetahui keburukan mereka itu.