Saturday, June 18, 2011

Pengajaran Umat Terdahulu : Kemurkaan Allah Terhadap Kaum Nabi Nuh a.s.

ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Di antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah Nabi Nuh a.s. Al-Quran mengatakan bahawa dia pernah hidup di sekitar kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sepanjang masa itu Nabi Nuh telah menyeru mereka pada jalan Allah SWT, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya.

Nabi Nuh a.s. adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam a.s. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Nabi Nuh a.s.  menerima wahyu kenabian dari Allah SWT dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".

Nabi Nuh a.s. berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh syaitan dan iblis.

Nabi Nuh a.s. menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.

Nabi Nuh a.s. berdakwah siang dan malam, secara senyap-senyap dan secara terangan-terangan dalam masa hampir 1000 tahun pengikutnya tidak sampai 100 orang. Isteri dan anak lelakinya bernama Kan'an juga kafir tidak mahu mengikut ajaran baginda. Kejahilan dan keengkaran kaumnya telah melampau batas dan mencabar Nabi Nuh a.s. agar berhenti berdakwah jika tidak mereka akan membunuh baginda. Melihat kaumnya yang sengaja mengingkari agama Allah SWT, bahkan sering  mengganggunya, Nabi Nuh a.s. memohon kepada Allah SWT agar ditimpakan bencana kepada mereka. Allah SWT mengabulkan permohonannya.

Pengaduan Nabi Nuh a.s. kepada Allah SWT tentang keingkaran kaumnya :

Firman Allah SWT maksudnya : "5 Nuh berkata, "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, 6 maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). 7 Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. 8 Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, 9 kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, 10 maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, 11 nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, 12 dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. 13 Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? 14 Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. 15 Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? 16 Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? 17 Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, 18 kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. 19 Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, 20 supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu." 21 Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakai-ku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, 22 dan melakukan tipu-daya yang amat besar." 23 Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr." 24 Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan."(Surah Nuh ayat 5-24)

Azab yang ditimpakan kepada kaum Nuh a.s :

Firman Allah SWT maksudnya : "25 Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. 26 Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. 27 Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, nescaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. 28 Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan." (Surah Nuh ayat 25-28)

Sahabat yang dimuliakan,
Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar (bahtera) yang boleh memuat semua jenis makhluk hidup. Allah SWT akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengeluarkan air daripada bumi dan akan mendatangkan banjir yang sangat besar sehingga tidak satu pun dari mereka yang kafir akan selamat.

Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah SWT. Bersama semua pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lain Nabi Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nabi Nuh memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal.

Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya.“Siapa anda?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.

“Aku Iblis,” jawabnya.

Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal Nabi kekasih Allah itu. Dia boleh hadir di mana saja dia mahu. Bukan kerana dia makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan usahanya.

“Mengapa engkau mahu ikut kami?” tanya Nabi Nuh lagi.

“Aku bukan mahu ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.

Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Fikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia. Sejak zaman Nabi Adam  sampai hari kiamat. Mengapa harus berbohong lagi, kerana tidak semua yang manusia ketahui pasti akan diikuti.

“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” kata Nabi Nuh kepada Iblis.

Iblis tidak menjawab apakah mahu keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nabi Nuh mengusirnya , Allah SWT juga pernah mengusirnya keluar dari syurga. Tetapi, dia masih saja membangkang perintah Allah SWT dan terus berusaha menggoda Nabi Adam sampai berhasil.

Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima strategi yang dengannya aku akan boleh mencelakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya.”

Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi dengar saja dua yang lainnya.
“Aku tidak berminat mendengar tiga strategi yang akan engkau sebutkan itu, tapi sebutkan dua strategi yang engkau sembunyikan dariku,” jawab Nabi Nuh.

Iblis berkata, “Wahai Nuh aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara:

Pertama :  Dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka dan

Kedua :  Dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka.

Kerana dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai syaitan yang terkutuk. Dan kerana serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di syurga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari syurga.

Setelah kapal Nabi Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh,“Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini.”

“Terima kasih dari apa?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.

“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu bererti engkau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.

“Wahai Nuh, jangan sekali-kali engkau mendengki kerana ia telah mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali engkau serakah kerana ia telah menghantar Adam seperti yang dialaminya.”

Sahabat yang dikasihi,
Kelicikan dan tipu muslihat iblis untuk menyesatkan umat manusia telah berjaya sehinggakan umat Nabi Nuh a.s. menjadi buta, tuli dan sesat tidak terbuka pintu hati mereka menerima dakwah selama beratus-ratus tahun daripada rasul pilihan Allah SWT. Terhijab hati dan jiwa mereka untuk menerima taufik dan hidayah daripada Allah SWT kerana godaan nafsu dan hasutan iblis laknatullah. Hinggakan orang yang paling hampir dengan Nabi Nuh a.s iaitu isteri dan anak lelakinya tidak mahu beriman dan mengikut ajaran yang dibawa oleh baginda.

Pengajaran yang boleh diperolehi kisah Nabi Nuh a.s adalah seperti berikut :

1. Kita kena banyak bersabar dan berusaha terus menerus untuk berdakwah dijalan Allah SWT. Jangan cepat-cepat putus asa jika dakwah kita tidak mudah diterima oleh masyarakat.

2. Teruskan tarbiah dan mengajak ahli keluarga kepada ajaran Islam yang sebenar, jika mereka enggan menerimanya itu urusan Allah SWT kerana taufik dan hidayah itu adalah hak Allah SWT. Hanya kita diminta berdakwah dengan cara hikmah dan bijaksana.

3. Allah SWT akan menurunkan bala dan azab kepada mereka yang derhaka dan menyekutukan Allah SWT dengan benda-benda yang lain. Oleh itu kita jangan berdiam diri saja apabila melihat kemugkaran di hadapan mata. Jalankanlah amar makruf nahi mugkar.

4. Iblis dan syaitan akan tetap menyesatkan manusia dengan bisikan dan godaannya tanpa berhenti . Oleh itu kita perlu menjauhkan diri daripada hasutan dan godaan iblis dan syaitan iaitu dengan menjauhkan diri daripada hasad dengki dan mengikut nafsu serakah (melanggar larangan Allah SWT)

Friday, June 17, 2011

Fadilat Membaca Kalimah "Hauqalah" (La Hawla Wala Quwwata IIIa Billah)

ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Berdoa adalah senjata orang mukmin. Orang mukmin akan banyak berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT samaada dalam keadaan tenang atau dalam keadaan gelisah .Samaada ketika gembira atau berduka, kerana hati mukmin sentiasa bergantung dengan kekuasaan Allah SWT. Tidak ada sesuatu pun yang berlaku dilangit atau di muka bumi semuanya pasti di dalam pengawasan dan kekuasaan Allah SWT. Tidaklah menjadi suatu kerugiaan jika kita sentiasa berharap dan berserah diri kepada Tuhan yang Maha Berkuasa.

Rasulullah SAW bersabda :“Man Qala La Haula wala Quwwata Illa Billahi Kana dawa’an min tis’atin wa tis’iina da’in, aisaruha al-Hammu”
(yang bermaksud:“Siapa yang mengucapkan 'La Haula Wala Quwwata illa billahi,' maka ia akan menjadi ubat kepada 99 penyakit. Yang paling ringan adalah kebimbangan”). (Hadis Riwayat Tabrani)

Berdasarkan hadis di atas jelaslah kepada kita bahawa orang mukmin digalakkan untuk tabah dan berusaha merawat penyakit asalkan mengikut peraturan agama. Penyakit yang dimaksudkan itu ada terkandung dalam beberapa ayat al-Quran dan hadis dari Nabi SAW.

Daripada Anas, bahawa Rasulullah SAW berdoa dengan doa: “Allahumma innii ‘auuzhu bika minal barashi wal junuuni wal-juzaami wa sayyi’il asqaam (yang bermaksud: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit sopak, gila, penyakit kusta dan penyakit-penyakit yang berat).” (Hadis Riwayat Abu Daud)

Begitu juga hadis riwayat Abu Daud menyebut bahawa Rasulullah SAW berdoa: “Allahuamma Inni a’uuzu bika minal hammi wal hazan, wa ‘auuzhubika minal ‘ajzhi wal kasal, wa’auuzhu bika minal Jubni wal-Bukhl, wa’uuzhubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal "
(yang bermaksud : "Ya Allah! Aku berlindung dengan nama-Mu dari rasa sedih dan duka.
Aku berlindung dengan nama-Mu dari rasa lemah dan malas. Aku berlindung dengan nama-Mu dari sifat bacul dan bakhil. Aku berlindung dengan nama-Mu dari beban hutang dan penindasan orang."

Apa yang penting pada hadis berkenaan ialah untuk menyatakan kelebihan dan manfaat besar kepada orang yang banyak menyebut "La Haula Wala Quwwata Illa Billah’" (yang bermaksud : Tiada daya dan kekuatan (untuk menolak sesuatu kemudaratan dan mendatangkan suatu yang manfaat) selain Allah SWT).

Ucapan itu dinamakan "Hauqalah". Apabila kita ditimpa sesuatu yang kita tidak sukai, banyakkan menyebut "hauqalah".

Imam a-Nawawi berkata: “La haula wa la quwwata illa billah”, itulah kalimah yang digunakan untuk menyerah diri dan menyatakan bahawa kita tidak mempunyai hak untuk memiliki sesuatu urusan. Ia kalimah yang menyatakan bahawa seseorang hamba tiada mempunyai daya upaya untuk menolak sesuatu kejahatan (kemudaratan) dan tiada mempunyai daya kekuatan untuk mendatangkan kebaikan kepada dirinya melainkan dengan kudrat iradat Allah SWT juga."

Dalam sebuah hadis menyebut daripada Abu Zar, beliau berkata: “Aku berjalan di belakang Rasulullah SAW, lalu baginda berkata kepadaku: “Wahai Abu Zar, mahukah aku tunjukkan kepada kamu satu perbendaharaan daripada beberapa perbendaharaan syurga? Aku berkata: "Mahu ya Rasulullah". Baginda bersabda: “La Haula wala Quwwata illa billah.”

Begitu juga hadis daripada Abu Musa, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda kepadaku: “Mahukah aku tunjukkan salah satu perbendaharaan dari perbendaharaan syurga? Saya menjawab: “Mahu ya Rasulullah". Kemudian Baginda bersabda: "La haula wala quwwata illa billah.”

Daripada Ibnu Mas’ud beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: 'Wahai Muaz, adakah kamu tahu tafsir (maksud) La haula wala quwwata illa billah? 'Muaz menjawab: 'Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui'. Rasulullah SAW bersabda : 'La haula (tiada daya) dari menghindari maksiat kepada Allah melainkan dengan kekuatan Allah, wala quwwata (tiada kekuatan) atas mentaati Allah melainkan dengan pertolongan Allah SWT. Kemudian Rasulullah SAW menepuk bahu Muaz dan baginda bersabda: “Demikianlah yang diberitahu oleh kekasihku Jibril daripada Tuhan.”

Sebenarnya apabila kita banyak menyebut Allah SWT atau berzikir mengingati-Nya sebanyak-banyaknya, ia mampu menjadi penyembuh, tetapi sekiranya kita banyak ingat kepada manusia ia boleh menjadi penyakit.

Sahabat yang dimuliakan,
Sepanjang kita hidup di dunia ini adakah kita pernah bertemu dengan perasaan gelisah, dukacita, kecewa, putus asa, forbia, bimbang, risau, takut dan panas baran? Sebagai manusia biasa pasti perasaan-perasaan tersebut pernah kita lalui. Sebenarnya sejauhmana kita mampu mengawal perasaan dan emosi kita adalah bergantung tahap keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Orang mukmin tidak akan putus asa daripada rahmat Allah SWT.

Jika kuat iman kita dan keyakinan kita kepada janji-janji Allah SWT maka semua masaalah akan dihadapi dengan tenang dan sabar dan sentiasa ingat kepada Allah SWT. Orang mukmin akan mengucapkan kalimah “La Haula wala Quwwata illa billah.” berulang-ulang kali insya Allah semua masaalah yang dihadapinya akan menjadi mudah dan dapat diatasi dengan tenang. Allah SWT akan memberikan jalan penyelesaian dengan cara yang tidak di duga dan ini adalah rahmat Allah SWT dan berkat atau kelebihan kalimah "hauqalah"

Kewajiban Hamba Allah S.W.T adalah Syukur Mensyukuri Kurnia Ciptaan-Nya


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Renungan renungan sahaja...

Sahabat yang dirahmati Allah,

Manusia wajib bersyukur kepada Allah S.W.T kerana 4 sebab:

1. Allah S.W.T telah mencipta kita.Dahulu kita tiada
2. Allah S.W.T telah menciptakan kita dalam bentuk manusia. Bukan binatang
3. Allah S.W.T telah meletakkan kita di planet bumi ini.Planet lain x sesuai
4. Allah  S.W.T telah menjadikan kita orang Islam dan beriman kepada Allah S.W.T. Maka tiada gunanya menjadi manusia tetapi kafir dengan ALLAH S.W.T

Firman Allah SWT:
Adapun orang yang beriman itu sangat cinta kepada Tuhannya

Firman Allah SWT:
Adapun orang yang berilmu itu sangat takut kepada Tuhannya
(Hargailah Ilmu itu sebagai aset paling bernilai)

Firman Allah SWT:
Di antara manusia ada yang membantah tentang Allah SWT
tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat
Ketahuilah dengan memgingati Allah S.W.T,  HATI akan menjadi tenang.

Ya ALLAH, Engkau lindungilah kami hambaMu dari tipu daya syaitan yang direjam
Allahumma Aamiin ya Rabbal Alamin

Marilah kita mengambil langkah positif meningkatkan lagi keimanan dan ketakwaan
bagi menikmati kehidupan yang lebih cemerlang di dunia dan jua di akhirat kelak...

 (Di petik daripada tulisan Nur Haibati)

Thursday, June 16, 2011

50 Tanda-tanda Orang Munafik

ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ


Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,

Dibawah ini disenaraikan 50 tanda-tanda orang munafik seperti yang ditulis oleh Drs Hanafi Mohamad.

1.   Malas beribadah kepada Allah SWT
2.   Lupa kepada Allah SWT
3.   Melalaikan Solat fardhu
4.   Mengerjakan solat dengan cepat (Biar cepat selesai solat)
5.   Gemar meninggalkan solat berjemaah
6.   Meninggalkan solat Jumaat
7.   Melakukan dosa dan kemungkaran secara tersembunyi
8.   Menyuruh yang mungkar dan melarang yang makruf
9.   Menyembunyikan ilmu pengetahuan
10. Mengamalkan riya'
11. Hasad dengki
12. Dusta
13. Mungkir janji
14. Bakhil
15  Fitnah
16. Mencaci maki
17. Mengumpat
18. Mengungkit kembali pemberian kepada seseorang dan menyakiti hatinya
19. Mengengkari taqdir Allah SWT
20. Mempersendakan kesucian ugama
21. Enggan berjihad dijalan Allah SWT
22. Menghina sahabat Rasulullah SAW
23. Menyembunyikan persaksian pada jalan yang benar
24. Menangguhkan pembayaran hutang
25. Menipu dalam jual beli
26. Mengambil harta benda orang lain tanpa hak
27. Duduk dan bercampur dengan orang2 yang memperolok ayat2 Allah SWT (Suka, akur, tak kesah)
28. Memakan harta anak yatim
29. Membuka rahsia orang lain
30. Berasa aman dari murka Allah apabila berbuat dosa
31. Memanggil orang dengan gelaran yang tidak disukai
32. Menghalang orang lain dari mengamalkan ajaran Islam
33. Suka kepada kesesatan dan menyesatkan orang
34. Bermuka dua
35. Menyanjung dan memuji orang tanpa diketahui keadaan sebenarnya
36. Sombong sesama manusia
37. Suka berbantah dan bertengkar sesama muslim
38. Melampaui batas yang digariskan oleh Allah SWT dalam perbuatan, tingkahlaku dan tindakan
39. Berputus asa dalam menghadapi cabaran hidup
40. Membazir dalam memanfaatkan nikmat Allah SWT
41. Keluh kesah apabila ditimpa musibah
42. Mengkhianati sesuatu amanah
43. Memutuskan hubungan silaturrahim
44. Memecahbelahkan perpaduan kaum Muslimin
45. Menghalalkan perkara yang haram
46. Membuat kerosakan dimuka bumi
47. Menuduh orang beriman itu bodoh
48. Mengubah dan menyalah guna ayat2 Allah
49. Bersumpah dengan selain nama Allah
50. Berasa gembira apabila musibah menimpa orang beriman

Sahabat yang dimuliakan,
Marilah sama-sama kita muhasabah diri dan elakkanlah supaya kita tidak terlibat dengan perkara-perkara  yang dinyatakan diatas. Mohonlah berlindung dengan Allah SWT disamping itu, mohonlah juga agar Dia mengurniakan taufik dan hidayah kepada kita semua, InsyaAllah.

(Di petik daripada tulisan Mustofa Yaacob)

Orang Mukmin Sentiasa Berdoa Kepada Allah Supaya Di jauhi Empat Perkara

ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Orang mukmin akan menyempurnakan kewajipan yang Allah SWT perintahkan tanpa berlengah dan rasa malas. Masa yang ada digunakan sebaik mungkin supaya tidak sia-sia begitu sahaja.Begitu tinggi nilai masa dari pandangan seorang beriman kerana masa yang berlalu tidak akan berulang dan tidak boleh diganti.Masa itu bukan emas, tetapi masa itu lebih berharga dari emas iaitu kehidupan. Kehidupan didunia ini adalah jalan dan wasilah menuju ke alam akhirat. Kebahagian di akhirat adalah bergantung kepada amalan-amalan soleh kita ketika di dunia ini.

Sewajarnya setiap mukmin memulakan harinya dengan doa yang telah diajar oleh Rasulullah SAW. kepada para sahabat supaya dibaca pada waktu pagi dan petang dan diulang sebanyak 3 kali :

"Ya Allah! Aku berlindung dengan nama-Mu dari rasa sedih dan duka.
Aku berlindung dengan nama-Mu dari rasa lemah dan malas.
Aku berlindung dengan nama-Mu dari sifat bacul dan bakhil.
Aku berlindung dengan nama-Mu dari beban hutang dan penindasan orang." (Hadis Riwayat Bukhari)

Doa ini baik sekali dibaca ketika sedang berada dalam kesusahan dan kelilingi dengan hutang. Hal demikian yang diajarkan Nabi SAW kepada Abi Umamah yang sedang kesusahan dan di kelilingi dengan hutang. Doa tersebut dibaca oleh AbĂź Umamah setiap pagi dan petang hari.  Setelah membaca doa tersebut, paginya AbĂź Umamah terbebas dari kesusahan dan hutangnya telah pun dapat diselesaikan.

Di dalam doa ini terdapat permohonan untuk kita berlindung kepada Allah SWT untuk 4 perkara iaitu :

1. Rasa sedih dan duka.

2. Rasa lemah dan malas.

3. Sifat bacul dan  bakhil

4. Beban hutang dan penindasan orang

Huraiannya :

1. Rasa sedih dan duka.

Setiap manusia akan merasa sedih dan duka apabila ditimpa bala dan musibah, gagal dalam usahanya untuk memiliki sesuatu yang dihajatkan dan kehilangan orang yang dikasihi.

Walaupun kita reda dengan ketentuan Allah SWT terhadap apa yang akan berlaku ke atas diri kita tetapi kita mohon dan merayu kepada Allah SWT semoga hari-hari dalam perjalanan hidup kita sentiasa ceria dan gembira dan terhindar daripada musibah, kemalangan dan perkara-perkara yang mendukacitakan.

Untuk mengelakkan rasa sedih dan duka doa ini juga diajarkan Nabi SAW baik dibaca waktu pagi dan petang : "Ya Allah, tutuplah cacat-celaku, hilangkanlah kekhawatiranku, dan kurangilah kesalahan-kesalahanku. Peliharalah diriku dari segala keburukan, baik dari arah hadapan maupun belakang, dari arah kanan maupun kiri, dari arah atas maupun bawah yang datang secara tiba-tiba."(Hadis Riwayat Abu Daud, an-Nasa'i, Ibu Majah dan Hakim dari Sayidina Umar al-Khatab)

2. Rasa lemah dan malas.

Kita sentiasa berdoa kepada Allah SWT semoga diberi-Nya kesihatan diri kita sehingga memiliki tubuh badan yang sihat dan rajin bekerja dan berusaha. Jika badan kita lemah (sakit) dan tidak sihat bagaimana kita hendak berusaha mencari rezeki atau berjihad dan berdakwah dijalan Allah SWT?

Dalam hadis Nabi SAW ada menyatakan yang bermaksud : “Orang mukmin yang kuat lebih baik di sisi Allah dan lebih dikasihi daripada orang mukmin yang lemah." (Hadis Riwayat Muslim)

Ini menunjukkan bahawa Islam amat menitikberatkan kesihatan, kekuatan tubuh badan dan membenci sikap malas dan berpeluk tubuh saja tanpa berusaha dan berikhtiar dengan bersungguh-sungguh.

Firman Allah SWT maksudnya : ”Maka apabila telah dilaksanakan solat, bertebaranlah kam di muka bum; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Surah al-Jumu’ah ayat 10)

Nabi SAW bersabda maksudnya : ”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud a.s, selalu makan dan hasil usahanya”. (Hadis Riwayat Bukhari)

3. Sifat bacul dan bakhil.

Sifat bacul adalah sifat penakut dan lemah semangat dan tidak bertanggungjawab untuk menyatakan kebenaran dan mempertahankannya apabila dihina oleh orang-orang jahil dan musuh Allah SWT.  Sifat seorang mukmin jauh daripada sifat bacul, cukup jelas mana yang hak perlu dipertahankan dan sentiasa bertanggungjawab.

Sifat bakhil (kedekut) pula adalah sifat mazmumah yang amat dibenci oleh Allah SWT.

Sabda Rasulullah SAW. yang bermaksud , "Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan).Sesungguhnya Allah melihat tangannya jika dia terjatuh.Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada syurga.Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih di sukai Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi bakhil" (HadisRawahul at Tabrani)

Sabda Nabi SAW yang bermaksud, "Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba bersifat bakhil dan keimanan"

Sifat bakhil serta sayangkan harta untuk dibelanjakan ke jalan kebajikan bagi membantu orang yang susah adalah sifat yang tercela. Dengan adanya sifat-sifat tersebut dalam diri sendiri segala urusan akan tergendala malah masyarakat akan lemah dan mundur serta mudah dikalahkan oleh musuh, dengan itu masyarakat akan jadi huruhara . Dengan sebab itu ianya perlu dikikis dan dihapuskan dari dalam diri setiap muslim dengan sedaya upaya yang boleh.

4. Beban hutang dan penindasan orang

Islam tidak menggalakkan umatnya berhutang melainkan kerana terdesak dan satu keperluan. Kerana hutang yang tidak dijelaskan akan menjadi "kesusahan di malam hari dan penghinaan di siang hari". Hutang juga akan menyebabkan seseorang itu menanggung amanah yang mesti ditunaikan iaitu melunaskan hutang. Jika ketika hidupnya hutang tersebut belum dilunaskan, maka apabila dia meninggal dunia hutang tersebut hendaklah dibayar daripada harta pusaka yang ditinggalkannya sebelum dibahagi-bahagikannya kepada waris-warisnya. Demikianlah beratnya tuntutan Islam dalam kewajipan membayar hutang.

Risiko menanggung hutang itu, selain daripada memikul tanggungjawab membayarnya, ialah bahaya yang lebih besar yang akan menimpa kepada diri si penghutang jika hutang tidak dibayar. Antaranya disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah, sabda Rasulullah SAW  yang maksudnya: "Roh seseorang mukmin itu tergantung-gantung (yakni dihalang daripada tempat yang mulia) dengan sebab hutangnya sehinggalah hutangnya itu dilunaskan."

Nabi SAW mengajar kita supaya sentiasa berdoa semoga dijauhi daripada beban hutang kerana dihari akhirat tidak ada dinar atau dirham untuk mebayar balik hutang-hutang ketika di dunia.

Dalam hadis yang diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a Nabi SAW bersabda yang maksudnya : "Sesiapa mati, sedangkan dia masih menanggung hutang satu dinar atau satu dirham, maka akan diambilkan (ganti) daripada kebaikannya, kerana di sana tidak ada dinar dan tidak ada pula dirham."
(Hadis Riwayat Ibnu Majah).

Nabi SAW juga meminta kita berlindung daripada Allah SWT daripada penindasan orang yang zalim.

Diriwayatkan dari Sa'd bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku mendengar Khaulah binti Hakim al-Salamiyah radhiyallahu 'anha berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bersabda:

مَنْ نَŰČَلَ مَنْŰČِلًۧ Ű«ُمَّ قَŰ§Ù„َ ŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ ŰšِكَلِمَۧŰȘِ Ű§Ù„Ù„َّهِ Ű§Ù„ŰȘَّŰ§Ù…َّۧŰȘِ مِنْ ŰŽَ۱ِّ مَۧ Űźَلَقَ لَمْ يَ۶ُ۱َّهُ ŰŽَيْŰĄٌ Ű­َŰȘَّى يَ۱ْŰȘَŰ­ِلَ مِنْ مَنْŰČِلِهِ Ű°َلِكَ

"Siapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia membaca: A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya) maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut."
(Hadis Riwayat Muslim)


۱َŰšَّنَۧ Ù„Ű§َ ŰȘَŰŹْŰčَلْنَۧ فِŰȘْنَŰ©ً لِلَّŰ°ِينَ كَفَ۱ُÙˆŰ§ وَۧŰșْفِ۱ْ لَنَۧ ۱َŰšَّنَۧ Ű„ِنَّكَ ŰŁَنْŰȘَ Ű§Ù„ْŰčَŰČِيŰČُ Ű§Ù„ْŰ­َكِيمُ

Maksudnya : "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau jadikan pendirian dan keyakinan kami terpesong kerana penindasan orang-orang kafir, dan ampunkanlah dosa kami wahai Tuhan kami; sesungguhnya Engkaulah sahaja Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana"
(Surah  al-Mumtahinah ayat 5)


۱َŰšَّنَۧ Ù„Ű§َ ŰȘَŰŹْŰčَلْنَۧ فِŰȘْنَŰ©ً لِلْقَوْمِ Ű§Ù„ŰžَّŰ§Ù„ِمِينَ

Maksudnya : "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau jadikan kami landasan fitnah kesengsaraan bagi kaum yang zalim ganas"
(Surah Yunus : 85)

۱َŰšِّ فَلَۧ ŰȘَŰŹْŰčَلْنِي فِي Ű§Ù„ْقَوْمِ Ű§Ù„ŰžَّŰ§Ù„ِمِينَ

Maksudnya : "Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan daku tinggal dalam kalangan kaum yang zalim itu"
(Surah al-Mu'minun : 94)

Sahabat yang dimuliakan,
Marilah sama-sama kita berdoa setiap pagi dan petang dan diulang-ulangkan sebanyak tiga kali supaya dijauhi oleh Allah SWT daripada penyakit sedih, duka, lemah, malas,bacul, bakhil, beban hutang dan penindasan orang. Semua penyakit-penyakit ini akan menganggu kehidupan kita untuk beramal soleh dan beramal ibadah untuk mendapat keredaan Allah SWT.

Seorang mukimun yang baik adalah mukmin yang kuat darisegi fizikal, mental , emosi dan kerohaniannya. Keempat-empat kekuatan ini akan membantu untuk menjadi pendakwah yang berjaya di dunia dan akhirat.

Wednesday, June 15, 2011

Pengajaran Umat Terdahulu : Kemurkaan Allah Terhadap Kaum 'Aad

ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
  ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ 
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Allah SWT. telah merakamkan dalam al-Quran sebuah kisah yang amat mengerikan dan dahsyat pernah berlaku di atas muka bumi ini. Kisah ini juga merupakan mesej untuk memberitahu betapa murkanya Allah SWT. terhadap sikap dan tindakkan manusia yang menentang kebenaran dan melampau sehingga menyebabkan kerosakan di muka bumi.

Bagaimana tinggi sekali pun teknologi manusia dan mempu membina bangunan mencakar langit. Ataupun manusia mampu mencipta alat-alat telekomunikasi yang cangih, dunia tanpa sempadan dan perhubungan di antara manusia seluruh dunia hanya di hujung jari tetapi manusia tidak boleh lari untuk beriman kepada Allah SWT.  dan mentaat segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika manusia berlagak sombong dan mencabar kekuasaan Allah SWT pasti Dia akan menurunkan bala dan menghancurkan manusia dengan sehancur-hancurnya seperti umat terdahulu.

Sahabat yang dimuliakan,
Kaum ‘Aad merupakan kaum yang mahir dalam seni bina sehingga mereka mampu mendirikan bangunan dan gedung-gedung indah di setiap tempat tinggi dengan harapan mereka dapat hidup selama-lamanya.

Allah SWT mengutus kepada kaum ‘Aad seorang Nabi yang dilantik daripada kalangan mereka iaitu Nabi Hud a.s. untuk memberi peringatan. Malangnya kaum ‘Aad menolak dan mendustakan Nabi Hud a.s.

Allah SWT. merakamkan kisah tersebut dalam al-Quran :
“Dan (Hud berkata) : ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, nescaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.’

Kaum ‘Aad membalas : ‘Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami kerana perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahawa sebahagiaan sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu’.”


Allah SWT. menjelaskan bagaimana kaum ‘Aad dibinasakan dalam firman-Nya :
“Adapun ‘Aad (kaum Nabi Hud), maka mereka telah dibinasakan dengan angin rebut yang kencang , yang melampau kencangnya, yang diarahkan menyerang mereka tujuh malam lapan hari terus menerus. (Kalaulah engkau menyaksikannya) maka engkau akan melihat kaum itu bergelimpangan mati , seolah-olah mereka , batang-batang pohon kurma yang (tumbang dan) lompang. Dengan yang demikian dapatkah engkau melihat lagi sisa-sisa mereka (yang masih hidup)?”
(Surah al-Haaqqah ayat 6-8)

Kajian geografi menunjukkan bahawa tempat tinggal kaum ‘Aad ialah di bumi Ahqaf yang terletak di sebelah utara Hadramaut. Disebelah utaranya terletak Ar Rab’ Khali, manakala timurnya ialah Oman . Mereka ialah kaum yang menyembah berhala, antaranya yang bernama Waddn, Suwa’an, Yaghus, Ya’uq dan Nasran. Kaum ‘Aad yang dibinasakan ialah kaum ‘Aad yang terdahulu (pertama). Adapun kaum ‘Aad yang terkemudian (kedua) mereka menetap di Yaman.

Menurut cerita daripada penduduk Hadramaut . Sesungguhnya Nabi Hud a.s menetap di Hadramaut selepas kaum ‘Aad di binasakan sehingga baginda wafat dan dikebumikan ditimur Hadramaut iaitu dua marhalah daripada bandar Turim berhampiran lembah (Barhut)

Allah SWT. telah menyebutkan kehebatan kaum ‘Aad dalam firman-Nya yang bermaksud : “Tidakkah engkau perhatikan, bagaimana Tuhanmu lakukan terhadap kaum ‘Aad (yang kufur derhaka). Iaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi tiangnya (sesuai dengan penduduknya.)
(Surah al-Fajr ayat 6-7)

Seorang ahli arkeologi bernama Nicholas Clapp telah menemui lokasi lagenda purba itu. Daripada penemuan arkeologi tersebut didapati bahawa menara dan tiang-tiang yang disebutkan dalam al-Quran begitu mengagumkan dan mempunyai bentuk-bentuk khas . Catatan sejarah mendapati kaum ‘Aad adalah kaum yang terkaya di dunia. Mereka sangat maju dalam pertanian ‘frankincence’ , salah satu tanaman yang paling berharga pada waktu itu. Manakala hasil daripada penggalian , telah ditemui sisa runtuhan sebuah kota yang amat luar biasa. Kota tersebut dikelilingi dinding memiliki ukuran begitu luas dan istananya merupakan bangunan yang sangat menakjubkan. Tiang-tiangnya memiliki teknologi arkitektual yang tinggi, berbentuk bulat dan disusun dalam serambi yang melengkung, berlapis emas atau perak. Ruang-ruang di antara tiang-tiang tersebut sangat mengagumkan.

Firman Allah SWT. yang bermaksud :
“Adapun kaum ‘Aad , maka mereka berlaku sombong takbur di muka bumi dengan tiada sebarang alasan yang benar , serta berkata : “Siapakah yang lebih kuat daripada kami?” Dan (mengapa mereka bersikap demikian?) tidakkah mereka memerhatikan bahawa Allah yang menciptakan mereka (daripada tiada kepada ada) adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan sememangnya mereka sengaja mengingkari tanda-tanda kekuatan Kami (sedang mereka sedia mengetahui)
(Surah al-Fushilat ayat 15)

Begitulah sikap kaum ‘Aad sehingga mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Akibatnya mereka dibinasakan dengan taufan.

Sahabat yang dikasihi,
Oleh itu perlulah kita kembali kepada ajaran Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah SAW melalui kita suci al-Quran nul karim dan sunah baginda dalam kehidupan kita. Jika kita berpegang teguh kepada dua sumber tersebut dan sentiasa istiqamah dengan ajaran Islam dan akhlak Islam  dan mempertahankan Islam sepanjang masa daripada diselewengkan oleh golongan kafir dan munafik maka kita akan mendapat rahmat dan hidayah daripada Allah SWT dan akan memperolehi kebahagiaan samaada hidup di dunia dan hari akhirat.
Pengajaran yang boleh kita ambil daripada kisah di atas adalah seperti berikut.

1. Setiap para Rasul yang diutuskan oleh Allah SWT. yang berdakwah kepada kaumnya untuk mengajak mereka kembali kepada sumber yang satu iaitu mentauhidkan Allah SWT dan meninggalkan segala sembahan yang lain. Mereka engkar dan mencabar kekuasaan Allah SWT. dan meminta diturunkan bala, maka turunlah bala menimpa mereka.

2. Kemajuan dan teknologi cangih yang dimiliki oleh umat terdahulu semuanya tidak mampu menghalang azab Allah SWT apabila telah datang kemurkaan Allah SWT. Oleh itu kita di zaman moden dengan kemajuan sains dan teknologi juga tidak akan terlepas dari azab Allah SWT apabila umat Islam hari ini meninggalkan ajaran Islam yang di bawa oleh Rasulullah SAW. Seharusnya kemajuan yang kita miliki semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan patuh kepada hukum-hakam-Nya.

Tuesday, June 14, 2011

Kelebihan Orang-orang Miskin yang Sabar dan Ciri-ciri Penghuni Syurga

ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
 ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Daripada Ibnu Abbas dan ‘Imran bin Hussain r.a, bahawasanya Rasulullah SAW telah bersabda: “Aku melihat ke dalam syurga, maka aku dapat melihat kebanyakan penghuninya adalah terdiri daripada kalangan orang-orang fakir miskin. Dan (apabila) aku melihat ke dalam neraka, maka aku dapat melihat kebanyakan penghuninya adalah terdiri daripada golongan perempuan.” (Hadis riwayat Muttafaqun ‘alaih)
 
Usamah bin Zaid menceritakan, bahawa Rasulullah SAW. bersabda yang bermaksud: "Aku berdiri di atas syurga, kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah golongan miskin dan orang kaya tertahan di luar pintu syurga kerana dihisab. Selain daripada itu ahli neraka diperintahkan masuk ke dalam neraka, dan aku berdiri di atas pintu neraka, aku lihat kebanyakan yang masuk ke dalam neraka adalah perempuan."
 
Sesuatu yang perlu dikaji, kenapakah di dalam syurga ramai kaum fakir dan miskin? Di mana orang kaya? kenapa orang kaya tidak ramai di syurga? Apa pula kelebihannya si fakir dan miskin sehingga mereka pula menjadi penghuni yang ramai di syurga?

Jika kita merenung kepada mafhum hadis di atas, bahawa ramainya orang miskin di syurga, maka ada sesuatu yang patut kita pelajari daripadanya. Iaitu, jika orang kaya mahukan syurga, maka mereka mestilah berhati-hati dalam mengendalikan harta kekayaannya. Misalnya, wajib ditunaikan zakat hartanya, diringi pula sedekah kepada sesama manusia. Baharulah harta itu tidak menjadi bebanan di akhirat sana. Orang yang kaya dan berharta biasanya akan sombong dan bangga diri kerana kekayaannya sedangkan sifat itu amat dibenci oleh Allah SWT.
 
Kebanyakan orang kaya yang tidak mahu menderma kerana takut menjadi faqir dan selalu berusaha untuk menambahkan lagi kekayaannya yang sudah ada. Maka ketika hatinya sangat terpaut dengan harta yang dicintainya, maka pada ketika itulah masa yang paling baik untuk dia menderma kerana ia akan berhadapan dengan godaan iblis dan syaitan serta hawa nafsu yang selalu menakutinya agar terjerumus ke jurang kefaqiran. Maka sesiapa yang mampu melawan hawa nafsunya pada saat itu, bererti ia telah meraih kejayaan yang sangat besar kerana syaitan adalah sejahat-jahat makhluk yang sering mengajak kita agar menemani mereka bersama memasuki neraka Allah SWT.
 
Orang-orang miskin memang patut dianugerahi Allah SWT kelebihan di akhirat, kerana sejak di dunia lagi mereka sudah begitu banyak bersabar menahan ujian kesusahan. Mereka selalu kelaparan kala orang kaya kekenyangan, mereka hidup serba kepayahan di kala orang kaya dalam dakapan kesenangan dan mereka banyak berkorban kala si kaya menikmati pelbagai kelebihan. Kita ambil contoh dalam majlis kenduri sahaja sudah memadai, siapakah dianggap VIP, si miskin atau si kaya? 

Justeru, itulah senarionya di dunia ini. Si kaya hidup mereka sering di liputi kemewahan; si miskin sentiasa dirondong kesengsaraan. Maka tidak peliklah mereka diberikan ganjaran berupa syurga oleh Allah SWT, sebagai imbalan terhadap kesabaran mereka di dunia ini. Dengan syarat mereka menjadi si fakir yang taat dan si miskin yang ahli ibadat. Jika mereka taat, sabar dan kuat imannya, percayalah, mereka akan memasuki syurga Allah SWT 500 tahun lebih awal berbanding dengan orang-orang kaya di dunia ini yang pasti sahaja banyak hisabnya di akhirat sana.
 
Abul Laits As-Samarqandi meriwayatkan dengan sanadnya daripada Anas bin Malik r.a, bahawa beliau berkata: “Orang-orang fakir mengutuskan utusan mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Maka berkata utusan itu: “Wahai Rasulullah, saya adalah utusan fakir kepadamu.” 

Jawab Nabi Muhammad SAW : “Selamat datang kepadamu dan kepada orang-orang yang mengutuskanmu, engkau datang daripada orang-orang yang dicintai Allah SWT.”

Lalu utusan itu berkata: “Wahai Rasulullah, orang-orang miskin berkata: 'Bahawa orang-orang kaya telah memguasai semua kebaikan, mereka dapat menunaikan haji dan kami tidak, mereka memberikan sedekah sedang kami tidak dan jika sakit mereka dapat mengirim wang untuk tabungan mereka.”

Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Sampaikan kepada orang fakir daripadaku, bahawa sesiapa yang sabar daripada kamu dan mengharapkan pahala daripada Allah SWT,  maka ia akan mendapat tiga kelebihan yang tidak boleh didapati oleh orang-orang yang kaya iaitu:

1. Di dalam syurga (kelak) ada kamar dari yaqut yang merah, penghuni syurga melihat tempat itu seperti melihat bintang di langit semasa di dunia, tidak dapat masuk ke tempat itu kecuali Nabi yang fakir atau orang yang mati syahid yang fakir atau seorang mukmin yang fakir.

2. Orang fakir yang (kelak dapat) memasuki syurga (lebih awal) sebelum orang kaya dengan kadar setengah hari, iaitu kira-kira lima ratus tahun. Mereka bersuka-suka dengan bebas di dalamnya. Dan Nabi Sulaiman bin Daud a.s. akan memasuki syurga sesudah nabi-nabi yang lain memasukinya kira-kira empat puluh tahun disebabkan oleh kerajaan yang diberikan Allah SWT. kepadanya (Nabi Sulaiman ialah nabi yang diberikan kekayaan dan kekuasaan di dunia).

3. Jika orang fakir membaca: "Subhaballah walhamdulillah walaa ilaha illalah wallahu akbar" dengan tulus ikhlas; dan orang kaya juga turut membaca kalimah itu, maka orang kaya itu tidak dapat mengejar (pahala) orang fakir meskipun ditambah dengan sedekah sepuluh ribu dirham. Demikian jugalah amal-amal kebaikan yang lain (yang dilakukan oleh si fakir)."

Daripada Abu Hurairah Radhiallahu anhu berkata : Datang seorang lelaki kepada Rasulullah SAW lalu bertanya : "Ya Rasulullah, sedekah yang manakah lebih besar pahalanya?". Nabi SAW menjawab : "Iaitu sedekah yang engkau berikan sedangkan engkau pada masa itu masih sihat dan sebenarnya engkau bakhil (merasa sayang untuk mendermakan harta), kerana engkau takut menjadi faqir dan engkau berangan-angan menjadi kaya. Maka janganlah engkau menangguh-nangguhkan sedekah sehingga apabila roh sampai di kerongkong lalu ketika itu baru engkau engkau berkata "Untuk si Fulan ini sekian, untuk si Fulan itu sekian dan sebenarnya harta engkau pada ketika itu memang akan dimiliki (diwarisi) oleh orang lain". (Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)

Dalam riwayat yang lain daripada Abi Zar radhiallahu anhu, bahawasanya segolongan manusia dari sahabat Rasulullah SAW berkata kepada baginda : "Ya Rasulullah, orang-orang yang mempunyai harta (kaya) telah mendapat pahala (lebih banyak daripada kami). Mereka bersembahyang sebagaimana kami sembahyang dan mereka berpuasa sebagaimana kami puasa serta mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka". 

Rasulullah SAW bersabda maksudnya : "Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu suatu untuk bersedekah? Sesungguhnya dengan tiap-tiap tasbih itu sedekah, dan tiap-tiap takbir itu sedekah, dan setiap tahlil itu sedekah, dan menyuruh dengan makruf itu sedekah, dan melarang dari yang mungkar itu sedekah serta kemaluan daripada kamu itu menuju kepada yang halal adalah sedekah" (Hadis Riwayat  Muslim)

Sahabat yang dimuliakan,
Berdasarkan hadis-hadis di atas menjelaskan kepada kita bahawa masuknya kita kedalam syurga Allah SWT adalah bergantung kepada akhlak yang baik, kesabaran dan istiqamah dalam mentaati perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya. Samaada kalian miskin atau kaya, wanita atau lelaki semuanya berpeluang untuk memasuki syurga Allah SWT. Yang paling penting kalian jaga batas-batas syarak dan tidak terpengaruh dengan kehidupan di dunia yang sementara dan melekakan.

Orang miskin ramai ke syurga kerana kesabarannya dengan kemiskinan dan tetap taat kepada Allah SWT dan beramal soleh walaupun kais pagi makan pagi dan kais petang makan petang, dan bersyukur kepada Allah SWT dengan rezeki yang sedikit, rezeki yang dibawa balik kepada keluarga halal dan penuh berkat. Orang kaya masih berpeluang memasuki syurga seperti Abd Rahman bin Auf r.a. dengan syarat harta yang ada dizakatkan dan perbanyakkan sedekah dan infakkan dijalan Allah SWT dan jauhi sifat sombong dan bangga diri dan mementingkan diri sendiri. Begitu juga wanita masih berpeluang memasuki syurga Allah SWT dengan syarat sentiasa taat dengan suaminya, menjaga kehormatan diri dan jaga lidahnya supaya jangan mengumpat, memfitnah dan megadu domba. Wanita yang sentiasa bersyukur dengan rezeki yang dibawa oleh suaminya walaupun sedikit adalah salah satu ciri penghuni syurga.

Hikmah Sikap Jujur dan Bercakap Benar.

 ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Jujur merupakan akhlak terpenting bagi seorang muslim dan merupakan asas tertegaknya agama ini.

Antara perkara yang paling sukar untuk dilakukan dalam kehidupan ini ialah istiqamah dalam bersikap jujur dan berkata sesuatu yang benar. Kadang-kadang kita memilih untuk berdusta semata-mata ingin menutup aib diri, melepaskan diri dan sebagainya. Tabiat buruk ini sepatutnya dihindari kerana pendustaan yang pertama itu akan memerlukan kepada pendustaan yang seterusnya.

Baca dan hayatilah maksud hadis nabi ini yang bermaksud :
“Hendaklah kamu selalu jujur, kerana sesungguhnya jujur itu akan membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu akan membawa kepada syurga. Dan tidaklah seseorang selalu berkata jujur dan berusaha menetapi kejujuran, sampai dia ditulis di sisi Allah SWT sebagai orang yang sangat jujur. Dan hendaklah kamu selalu menjauhi dusta, kerana sesungguhnya dusta itu akan membawa kepada kemaksiatan, dan sesungguhnya kemaksiatan itu akan membawa ke neraka. Dan tidaklah seseorang selalu berkata dusta dan selalu memilih pendustaan, sampai dia ditulis di sisi Allah SWT  sebagai orang yang pendusta (Hadis Riwayat Muslim )

Bersama-samalah kita berusaha untuk sentiasa bercakap benar, sentiasa bersikap jujur dan cuba menghindari dari melakukan pembohongan dan pendustaan. Jangan sampai kita dicop sebagai pembohong atau penipu kerana pasti sikap negatif itu akan menjerumuskan kita ke lembah neraka na'uzubillahiminzalik.

Sentiasalah berkata benar walaupun kadang kala terpaksa menerima impak negatif. Ini sesuai
dengan Pepatah arab :

قُلِ Ű§Ù„Ű­َقَّ وَلَوْ كَŰ§Ù†َ مُ۱ًّۧ

Berkata benarlah walaupun pahit.

Semog Allah SWT membimbing dan merahmati kita semua dan memimpin kita kepada perkara yang diredaiNya.

Sahabat yang dimuliakan,
Di sini dibawakan satu kisah seorang ulama sufi Syeikh Abdul Qadir Jailani. Sejak kecil ibunya telah mengajarnya bersikap jujur dan berkata benar walaupun dalam keadaan terdesak kerana jika sikap ini di amalkan insya Allah bantuan dan pertolongan Allah SWT akan kita perolehi.

Syeikh Abdul Qadir Jailani merupakan seorang wali Allah. Beliau dilahirkan di Naif dalam daerah Jailani, Iran pada bulan Ramadan 470 Hijrah. Ayahnya bernama Salih. Beliau merupakan seorang yang bertakwa dan berketurunan Imam Hasan r.a, cucu pertama Rasulullah SAW. Semenjak kecil, Syeikh Abdul Qadir diasuh dengan sempurna. Sebelum ayahnya meninggal dunia dia berpesan supaya Syeikh Abdul Qadir meneruskan pengajiannya ke Baghdad.

Ketika berusia 18 tahun, beliau meminta izin daripada ibunya untuk ke Baghdad bagi menuntut ilmu agama. Sebelum berangkat ibunya berpesan supaya beliau tidak bercakap bohong. Ibunya membekalkan wang sebanyak 40 dirham dan diletakkan di dalam pakaian Syeikh Abdul Qadir. Berangkatlah beliau ke Baghdad bersama satu rombongan yang kebetulan hendak menuju ke Baghdad.

Dalam perjalanan ke Baghdad, Syeikh Abdul Qadir dan rombongannya telah diserang oleh 60 orang penyamun. Kesemua harta kafilah dirampas tetapi barang milik Syeikh Abdul Qadir tidak diusik. Sangkanya Syeikh Abdul Qadir tidak mempunyai apa-apa. Bagaimanapun salah seorang penyamun bertanya kepada Syeikh Abdul Qadir apa yang dia miliki. Lalu Syeikh Abdul Qadir berterus terang yang dia mempunyai 40 dirham dalam pakaiannya. Tanpa belas kasihan, penyamun itu terus memotong pakaian Syeikh Abdul Qadir.

"Mengapa kamu bercakap jujur dengan kami?" tanya ketua penyamun

"Ibu berpesan agar jangan sekali-kali bercakap bohong. Apatah lagi aku hendak ke Baghdad untuk menuntut ilmu. Sekiranya aku berbohong, ilmu yang aku perolehi tidak berkat dan tidak mendapat keredhan Allah s.w.t." beritahu Syeikh Abdul Qadir

Mendengar kejujuran dan keikhlasan Syeikh Abdul Qadir, ketua penyamun itu telah insaf dan sedar akan dosa dan kezaliman yang telah ia dan kawan-kawannya lakukan, dan telah memulangkan semua barang-barang yang dirampas dan berjanji tidak akan menjadi penyamun lagi.

Sahabat yang dikasihi,
Pengajaran yang boleh kita perolehi daripada kisah diatas adalah :

1.Sifat jujur dan bercakap benar adalah sifat mahmudah yang mana Allah akan memberikan rahmat dan pertolongan-Nya kepada sesiapa saja yang memiliki sifat ini.

2.Menuntut Ilmu agama adalah fardu ain, sesiapa saja yang keluar rumah semata-mata untuk menuntut ilmu adalah seperti keluar berjihad fisabilillah dan para malaikat menaungi dan mendoakan akan kesejahteraan mereka.

3.Ibu bapa perlulah mendidik anak-anak dengan didikan Islam supaya mereka menjadi insan yang beriman dan berguna pada masyarakat.

Monday, June 13, 2011

Ciri-ciri Orang Muhsinin adalah Mendirikan Solat, Membayar Zakat dan Yakin Pada Hari Akhirat

 ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah.
 Firman Allah SWT maksudnya : “Alif Laam Miim, Inilah ayat-ayat al-Quran yang mengandung hikmat, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin), (iaitu) orang-orang yang mendirikan solat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk (hidayah) dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(Surah Luqman ayat 1-5)

Huraiannya :

Dalam ayat di atas (ayat 1-3) Allah SWT menjelaskan bahawa ayat-ayat al-Quran yang mengandungi hikmat menjadi petunjuk dan rahmat kepada orang-orang muhsinin.

Muhsinin adalah orang yang menjadikan al-Quran itu sebagai petunjuk (hidayah) maksudnya setiap perilakunya selalu sesuai dengan tuntunan al-Quran, dan masanya sentiasa di isi dengan membaca al-Quran, memahami maksudnya dan tafsirannya seterusnya menghayati al-Quran sebagai panduan hidup.

Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini, Allah SWT  menjadikan al-Quran ini sebagai ubat untuk orang yang muhsisnin mereka itu orang-orang yang selalu berbuat baik dengan mengikuti syariat Islam.

Dalam satu hadis yang panjang  riwayat Bukhari dan Muslim , malaikat Jibril bertanya kepada Nabi SAW  " ...kemudian ia (Jibril) bertanya kepada Rasulullah “Apa Islam?” jawab baginda: "Mengucap ŰŁŰŽÙ‡ŰŻ ŰŁÙ† Ù„Ű§ Ű„Ù„Ù‡ Ű„Ù„Ű§ Ű§Ù„Ù„Ù‡ ÙˆŰŁÙ† Ù…Ű­Ù…ŰŻŰ§ Ű±ŰłÙˆÙ„ Ű§Ù„Ù„Ù‡ mendirikan sembahyang, menyempurnakan zakat yang diwajibkan, puasa bulan Ramadan, menyempurnakan Haji ke Baitullah jika kuasa” kemudian ia bertanya “Apa Ihsan” jawab baginda “ Bahawa kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak melihat-Nya maka Dia melihat kamu..."

Dalam ayat di atas al-Quran menjelaskan bahawa orang-orang muhsinin (orang yang berbuat kebaikan) akan mendapat petunjuk dan rahmat daripada al-Quran sendiri.

Ihsan perbuatannya, orangnya disebut muhsin, kalau jamak muhsinin, Ihsan itu ialah bahawa kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak melihat-Nya maka Dia melihat kamu.

Di dalam al-Quran telah lengkap dan sempurna segala undang-undang dan peraturan kehidupan untuk manusia. Di dalam al-Quran terdapat hukum jenayah (hudud, qisas, diat ) dan  merangkumi bab akidah, ibadah, munakahat, muamalat, peraturan pentadbiran negara, asab-adab peperangan, berdamai dan sebagainya.

 Sifat orang fasik , zalim dan munafik tidak suka mengambil al-Quran sebagai panduan hidup dan lebih suka mempertahankan undang-undang ciptaan manusia. Menolok hukum hudud dan menganggap hukum tersebut telah ketinggalan zaman.

Dalam ayat ke 4 di atas, Allah SWT menjelaskan bahawa ciri-ciri orang-orang muhsinin (orang yang berbuat kebaikan) adalah 3 ciri iaitu :

Pertama : Mendirikan solat.

Kedua : Menunaikan zakat.

Ketiga : Yakin akan adanya hari akhirat.

Sahabat yang dimuliakan,
Huraian untuk tiga ciri-ciri orang muhsinin adalah seperti berikut :

Pertama : Mendirikan solat.

Ibnu Katsir dalam tafsirannya mengatakan bahawa solat akan membina hubungan sebenar di antara hamba dengan Tuhannya .

Dalam satu riwayat dari Ali bin Abi Talib k.wj. mengenai fadilat dan kebaikan solat 5 waktu .

Ali bin Abi Talib k.wj. berkata, "Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar,  maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata :

'Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang

telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa a.s. yang tidak diberikan

kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.'

Lalu Rasullullah SAW bersabda, 'Silakan bertanya.'

Berkata orang Yahudi, 'Sila terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke  atas umatmu.'

Sabda Rasullullah SAW maksudnya :  'Sembahyang Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala  sesuatu kepada Tuhannya. Sembahyang Asar itu ialah saat ketika Nabi

Adam a.s. memakan buah khuldi. Sembahyang Maghrib itu adalah saat  Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang  bersembahyang Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta  sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya.  Sembahyang Isyak itu ialah sembahyang yang dikerjakan oleh para Rasul

sebelumku. Sembahyang Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana  apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ  sujudnya setiap orang kafir.'

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka

berkata, 'Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah

kepada kami apakah pahala yang akan didapati oleh orang yang

sembahyang.'

Rasullullah SAW bersabda maksudnya, 'Jagalah waktu-waktu sembahyang terutama sembahyang yang  pertengahan. Sembahyang Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam.  Orang-orang mukmin yang mengerjakan sembahyang pada ketika itu akan

diharamkan ke atasnya wap api neraka Jahanam pada hari kiamat.'

Sabda Rasullullah SAW  lagi maksudnya,  'Manakala sembahyang Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s.  memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan

sembahyang Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.'

Selepas itu Rasullullah SAW  membaca ayat yang bermaksud,

'Jagalah waktu-waktu sembahyang terutama sekali sembahyang yang

pertengahan. Sembahyang Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi

Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan

sembahyang Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka

Allah akan perkenankan.'

Sabda Rasullullah SAW maksudnya, 'Sembahyang Isyak (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan  begitu juga pada hari kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam

malam yang gelap untuk pergi menunaikan sembahyang Isyak berjamaah,  Allah SWT haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan  diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.'

Sabda Rasullullah SAW seterusnya yang bermaksud, 'Sembahyang Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan  sembahyang Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah SWT dua kebebasan iaitu:

1. Dibebaskan daripada api neraka.

2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah SAW, maka

mereka berkata, 'Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (SAW).

Kedua : Menunaikan zakat.

Zakat merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam dan ia juga merupakan salah satu di antara panji-panji Islam di mana Islam tidak boleh ditegakkan tanpanya. Orang yang enggan membayar zakat boleh diperangi dan orang yang menolak kewajipan zakat adalah dianggap kafir. 

Zakat telah difardukan pada tahun kedua Hijrah dan ia telah disebut di dalam beberapa potong ayat di dalam Kitab Suci al-Quran di antaranya firman Allah SWT maksudnya :
"Dan dirikanlah kamu akan sembahyang dan keluarkanlah zakat dan rukuklah kamu semua (berjemaah) bersama-sama orang-orang yang rukuk".
(Surah al-Baqarah ayat 43)

Dan firman Allah SWT yang bermaksud: "Dan mereka (yang menentukan bahagian) pada harta-hartanya, menjadi hak yang termaklum. Bagi orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menahan diri (daripada meminta)".(Surah al-Ma'aarij ayat  24-25).‏

Di antara hikmat disyariatkan zakat ialah, pengurusannya mampu memperbaiki kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material di mana ia dapat menyatukan anggota masyarakat sehingga menjadi seolah-olah sebatang tubuh. Selain dari itu ia juga dapat membersihkan jiwa dari sifat kedekut dan bakhil. Ia juga merupakan benteng keamanan di dalam sistem ekonomi Islam dan penjamin ke arah kestabilan dan kesinambungannya.

Zakat ini juga merupakan ibadat material dan penyebab untuk mendapat rahmat daripada Allah SWT sebagaimana firmanNya yang bermaksud :"Dan rahmatKu meliputi tiap-tiap sesuatu; maka Aku akan menentukannya bagi orang-orang yang bertakwa dan yang memberi zakat dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami.".
(Surah al-A'raaf ayat 156).

Begitu juga ia merupakan syarat untuk mendapatkan bantuan daripada Allah SWT sebagaimana firmanNya yang bermaksud: "Dan sesungguhnya Allah akan menolong sesiapa yang menolong agamaNya (agama Islam); sesungguhnya Allah Maha Kuat, lagi Maha Kuasa. Iaitu mereka (umat Islam) yang jika Kami berikan mereka kekuasaan memerintah di bumi nescaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat".
(Surah al-Hajj ayat 40-41).

Di samping itu zakat juga merupakan syarat persaudaraan di dalam agama Islam sebagaimana firmanNya yang bermaksud: "Oleh itu, jika mereka bertaubat (dari kekufuran) dan mendirikan sembahyang serta memberi zakat, maka mereka itu adalah saudara kamu yang seagama". (Surah at-Taubah ayat 11).

Zakat juga dianggap sebagai ciri-ciri masyarakat mukmin sebagaimana firman Allah SWT yang bermaksud: "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, setengahnya menjadi penolong bagi setengahnya yang lain; mereka menyuruh berbuat kebaikan dan melarang daripada berbuat kejahatan dan mereka mendirikan sembahyang dan memberi zakat, serta taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana".(Surah at-Taubah Ayat 71).

Ketiga : Yakin akan adanya hari akhirat.

Percaya kepada hari akhirat adalah merupakan rukun Iman ke 5.

Sayid Qutub mengatakan keyakinan kepada akhirat itu akan meningkat kualiti diri dan akan terjamin keikhlasannya, dan amalan ibadahnnya akan terjaga. Orang muhsinin akan merasakan bahawa hidup di dunia hanyalah sementara saja sedangkan kehidupan dihari akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi. Kehidupan yang tidak ada penghujungnya dan disana adalah kehidupan yang penuh kenikmatan iaitu balasan mendapat syurga Allah SWT.

Orang yang sentiasa meyakini tentang kehidupan di hari akhirat akan beramal dengan amalan soleh dengan bersungguh-sungguh dan akan bersifat ihsan dengan Allah SWT iaitu ketika dia beribadah kepada Allah SWT, dan bersifat ihsan  sesama makhluk iaitu manusia, binatang dan alam sekelilingnya.

Dari Ady bin Hatim r.a. yang berkata, bahawa Rasulullah SAW. telah bersabda, "Tidak seorang pun di antara kamu sekelian, kecuali Tuhannya akan berbicara kepadanya besok di hari kiamat. Antara ia dan Tuhannya tidak ada penterjemah. Ia memandang suatu kebaikan, maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah dipersembahkannya, dan ia memandang sesuatu yang buruk darinya, maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah dilakukannya serta memandang apa yang ada di depannya, maka ia tidak melihat kecuali neraka yang persis ada di depan wajahnya. Maka takutlah kalian kepada neraka meski dengan hanya (bersedekah) separuh kurma, dan kalimat yang baik."
(Hadis Riwayat Muttafaq Alaih)

Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda maksudnya : "Orang yang paling menyesal pada hari kiamat ialah lelaki yang ada peluang menuntut ilmu di dunia tetapi ia tidak mengambil kesempatan menuntutnya, dan lelaki yang mengajar ilmu kepada orang lain; lalu yang belajar darinya mendapat faedah dari ilmu itu sedangkan ia sendiri tidak mendapat apa-apa."

Ayat ke 5 menjelaskan, "Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk (hidayah) dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Sayid Hawwa, menafsirkan ayat ke 5 iaitu mereka yang  mendapatkan petunjuk (hidayah) adalah orang yang tidak melencung sedikit pun daripada jalan yang lurus. Dan mereka akan mendapatkan keuntungan, dan keuntungan yang tertinggi adalah ketika Allah SWT, menjadikannya pewaris Syurga Firdaus. Kata Ibnu Katsir pula ketika menafsirkan kata-kata terakhir di ayat ini, mereka itulah yang akan mendapat keuntungan didunia dan akhirat.

Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT dan seterusnya meningkatkan maqam kita disisi Allah SWT iaitu untuk menjadi orang muhsinin. Peringkat muhsinin adalah orang mukmin yang ikhlas , hati dan jiwanya sentiasa berhubung dan bergantung kepada Allah SWT samaada ketika suka atau duka dan ketika miskin atau kaya dan mempunyai kedudukan yang mulia dan hampir kepada Allah SWT. Semoga kita memiliki sifat dan kedudukan yang mulia ini dan berterusan hingga kita bertemu Allah SWT.

Sunday, June 12, 2011

Hayatilah Empat Ciri-ciri Orang Bertakwa

ŰŁًÙ„ŰłَّÙ„Ű§َمُ Űčَلَيْكُمْ
ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ْمنِ Ű§Ù„Ű±َّŰ­ِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Firman Allah SWT maksudnya : "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(Iaitu) orang-orang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."(Surah Ali-Imran ayat 133-134)

Huraiannya :

Dalam ayat 133 surah Ali-Imran di atas Allah SWT  menyuruh supaya kaum muslimin bersegera meminta ampun kepada-Nya apabila telah terjatuh ke jurang dosa dan maksiat, kerana manusia tidak luput dari kesalahan dan kesilapan. Seorang muslim tidak akan mahu mengerjakan perbuatan yang dilarang Allah SWT, tetapi kadang-kadang kerana kuatnya godaan dan tipu daya syaitan dia terjerumus juga ke dalam jurang maksiat, kemudian dia sedar akan kesalahannya dan menyesal atas perbuatan itu lalu bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya itu. Dia adalah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Bila seorang muslim selalu mentaati perintah Allah SWT dan Rasul-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan bertaubat bila jatuh ke jurang dosa dan maksiat, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya dan akan memasukkan nanti di akhirat ke dalam syurga yang amat luas sebagai balasan atas amal yang telah dikerjakannya di dunia iaitu syurga yang disediakan-Nya untuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.

Dalam ayat berikutnya 134, ayat ini langsung menjelaskan sifat-sifat orang-orang yang bertakwa iaitu:

Pertama: Orang yang selalu menafkahkan hartanya baik dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kesempitan (miskin).

Dalam keadaan berkecukupan dan dalam keadaan sempit ia tetap menginfakkan hartanya sesuai dengan kemampuannya.

Menafkahkan harta itu tidak semestinya dalam jumlah yang tertentu sehingga membei ruang dan mengizinkan orang miskin untuk memberi sumbangan. Bersedekah itu boleh saja dengan barang atau wang ringgit yang sedikit jumlahnya kerana itulah kesanggupan untuk memberi sumbangan, walaubagaimana pun dia tetap akan memperoleh pahala dari Allah SWT.

Diriwayatkan oleh Aisyah Ummul mukminin bahawa dia pernah bersedekah dengan sebiji anggur, dan di antara sahabat-sahabat Nabi SAW ada yang bersedekah dengan sebiji bawang.

Diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda maksudnya : "Peliharalah dirimu dari api neraka meskipun dengan menyedekahkan sepotong kurma, dan perkenankanlah permintaan seorang peminta walaupun dengan memberikan sepotong kuku hewan yang dibakar"
(Hadis Riwayat Ahmad dalam musnadnya)

Bagi orang kaya dan berharta tentulah sedekah dan dermanya harus disesuaikan dengan kemampuannya bukanlah memberi ala kadar sahaja. Sungguh amat mendukacitakan bila seorang yang berlimpah-ruah kekayaannya hanya memberikan derma atau sedekah sama banyaknya dengan pemberian orang miskin. Ini menunjukkan bahawa kesedaran bersedekah belum tertanam di dalam hatinya.

Allah SWT berfirman maksudnya : "Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya; Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan"
(Surah at-Talaq ayat 7)

Sifat kikir (kedekut) yang tertanam dalam hati manusia hendaklah dibuangkan dengan segala macam cara dan usaha, kerana sifat ini adalah sifat orang fasik dan munafik. Tak ada satu umatpun yang dapat maju dan hidup berbahagia kalau sifat kikir ini menguasai dalam jiwa manusia terutama umat Islam. Sifat kikir (kedekut) adalah sifat ahli neraka dan bertentangan dengan sifat kemanusiaan.

Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan orang beriman supaya menginfakkan hartanya dan menjelaskan bahawa harta yang ditunaikan zakatnya dan disedekahkan sebagiannya tidak akan berkurang bahkan akan bertambah.

Firman Allah SWT maksudnya : "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah"
(Surah al-Baqarah ayat 276)

Imam al-Gazali menjelaskan seperti  berikut : "Memerangi suatu sifat yang buruk haruslah dengan membiasakan diri melakukan lawan sifat itu. Jadi kalau seseorang hendak menghapuskan sifat kikir dalam dirinya hendaklah dia membiasakan bersedekah dan memberi pertolongan kepada orang lain. Dengan membiasakan diri itu akan hilanglah sifat kikirnya itu dengan berangsur-angsur".

Kedua: Orang-orang yang menahan amarahnya.

Biasanya orang yang mengikuti rasa amarahnya tidak dapat mengawal akal fikirannya dan ia akan melakukan tindakan-tindakan kejam dan jahat sehingga apabila sedar dia pasti menyesali tindakan yang dilakukannya itu melampau batas.

Oleh kerana itu bila seorang dalam keadaan marah hendaklah ia berusaha sekuat tenaganya menahan rasa amarahnya itu lebih dahulu. Apabila ia telah menguasai dirinya kembali dan amarahnya sudah mulai reda, barulah ia melakukan tindakan yang adil sebagai balasan atas perlakuan orang terhadap dirinya.

Apabila seorang telah melatih dirinya seperti itu maka dia tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas, bahkan dia akan menganggap bahawa perlakuan yang tidak adil terhadap dirinya itu mungkin kerana kesilapan dan tidak disengaja dan ia akan memaafkannya. Allah SWT menjelaskan bahawa menahan marah itu suatu jalan ke arah takwa. Orang-orang yang benar bertakwa pasti akan dapat menguasai dirinya di waktu  marah.

Pernah Siti Aisyah menjadi marah kerana tindakan pembantunya. Tetapi beliau dapat menguasai dirinya, kerana sifat takwa yang bersemi dalam dirinya. Beliau berkata: "Alangkah baiknya sifat takwa itu, dia menjadi ubat bagi segala kemarahan".

Sabda Nabi SAW. yang bermaksud : "Orang yang terkuat di kalangan kamu semua ialah orang yang dapat mengalahkan hawa nafsunya di ketika dia marah dan orang yang tersabar ialah orang yang suka memberikan pengampunan di saat dia berkuasa memberikan balasan (kejahatan orang yang menyakitinya)" (Hadis Riwayat Baihaqi)

Hal itu dinyatakan Rasulullah SAW kepada seorang lelaki bertanya baginda: “Wahai Rasulullah! Apakah sesuatu yang lebih berat? Dijawab Rasulullah SAW : "Kemurkaan Allah!" Lelaki itu bertanya lagi: "Apakah sesuatu yang dapat menjauhkan aku daripada kemurkaan Allah? Rasulullah SAW  menjawab: "Jangan marah."
(Hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Amr)

Allah SWT berfirman yang bermaksud : "Dan apabila mereka marah segera memberi maaf."
(Surah as- Syura ayat 37)

Ketiga: Orang yang memaafkan kesalahan orang lain.

Memaafkan kesalahan orang lain sedang kita sanggup membalasnya dengan yang setimpal adalah suatu sifat yang baik yang harus dimiliki oleh setiap muslim yang bertakwa. Mungkin hal ini sukar dipraktikkan kerana sudah menjadi kebiasaan bagi manusia membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi bagi manusia yang sudah tinggi akhlak dan kuat imannya serta telah dipenuhi jiwa  dengan takwa, maka memaafkan kesalahan itu mudah saja baginya.

Mungkin membalas kejahatan dengan kejahatan masih dalam rangka keadilan tetapi harus disedari bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan pula tidak dapat membasmi atau melenyapkan kejahatan itu. Mungkin dengan adanya balas membalas itu kejahatan akan meluas dan berkembang.

Tetapi bila kejahatan itu dibalas dengan maaf dan sesudah itu diiringi dengan perbuatan yang baik, maka orang yang melakukan kejahatan itu akan insaf, bahawa dia telah melakukan perbuatan yang buruk dan tidak adil terhadap orang bersih hatinya dan suka berbuat baik.Dengan demikian dia tidak akan melakukannya lagi dan tertutuplah pintu kejahatan itu.

Keempat: Orang-orang yang berbuat kebaikan.

Berbuat baik dan suka membuat kebajikan termasuk sifat orang yang bertakwa maka di samping memaafkan kesalahan orang lain hendaklah memaafkan itu diiringi dengan berbuat baik kepada orang yang melakukan kesalahan.

Diriwayatkan oleh Al Baihaqi, ada seorang jariah (hamba wanita) kepunyaan Ali bin Husein (cicit Rasulullah SAW) menolong tuannya menuangkan air dari bekas untuk mengambil wuduk. Kemudian bekas itu jatuh dari tanganya dan pecah,  lalu Ali bin Husen menentang mukanya seakan-akan dia marah.

Hamba itu berkata: "Allah SWT telah berfirman yang maksud : "Dan orang-orang yang menahan amarahnya".(Surah Ali- Imran ayat 134)

Ali bin Husen menjawab : "Aku telah menahan amarah itu".

Kemudian hamba itu berkata pula: Allah SWT berfirman maksudnya : "dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) manusia" (Surah Ali- Imran ayat 134)

Dijawab oleh Ali bin Husen: "Aku telah memaafkanmu"

Akhirnya hamba itu berkata lagi: Allah juga berfirman maksudnya : "dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan" (Surah Ali Imran ayat 134)

Ali bin Husen menjawab: "Pergilah kamu aku telah memerdekakanmu" demi untuk mencapai keredaan Allah.

Demikianlah tindakan salah seorang cicit Nabi Muhammad SAW. terhadap kesalahan seorang hambanya kerana dia adalah seorang  mukmin yang bertakwa, tidak saja dia memaafkan kesalahan hambanya bahkan diiringinya kemaafan itu dengan berbuat baik kepadanya dengan memerdekakannya.

Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita menghiasi diri kita dengan sifat takwa iaitu meragkumi empat ciri-ciri akhlak Islam seperti yang dinyatakan oleh Allah SWT di dalam ayat-ayat di atas iaitu sifat suka bersedekah, menahan perasaan marah, memaafkan kesalahan orang lain dan sentiasa membuat kebaikan dan kebajikan. Jika kita sentiasa istiqamah dengan sifat-sifat ini maka tidak ada balasan yang lebih baik melainkan balasan syurga.