Sunday, April 4, 2010

Perkahwinan Adalah Amalan Sunnah Nabi s.a.w

Islam menggalakkan perkahwinwn yang sah kerana perkahwinan adalah amalan Sunnah Rasulullah s.a.w. Nabi s.a.w tidak mengaku umatnya apabila ada sesiapa yang tidak mahu berkahwin sedangkan ia mempunyai kemampuan dan perbelanjaan yang mencukupi. Terdapat beberapa sebab kenapa Islam menganjurkan perkahwinan . Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :

1. Melengkapi agamanya.
Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud :
“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi."
(Hadis Riwayat Thabrani dan Hakim).

2. Menjaga kehormatan diri.
Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud :
“Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih menjaga farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat menjaga dirinya.
(Hadis Sahih Riwayat. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).

3. Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia.
“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandungi zikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309).

 Hidup berkeluarga merupakan ladang meraih pahala…

4. Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah.

Pernah ada beberapa sahabat Nabi s.a.w. berkata kepada beginda, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah banyak mengumpul pahala. Mereka boleh salat sebagaimana kami salat; mereka boleh berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka boleh bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beginda bersabda, “Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang boleh kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah; memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan mungkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah.”

Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apabila salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?” Beginda menjawab, “Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?” (Mereka menjawab, “Ya, tentu.” Beginda bersabda : “Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala.” (Beginda kemudian menyebutkan beberapa hal lagi yang beginda padankan masing-masingnya dengan sebuah sedekah, lalu beliau bersabda, “Semua itu boleh digantikan cukup dengan salat dua raka’at Dhuha.”) (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125).

5. Adanya saling nasehat-menasehati.

6. Boleh berdakwah kepada orang yang dicintai

7. Pahala memberi contoh yang baik.
Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud :
“Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku buruk dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.”
(Hadis Riwayat. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.)


8. Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah s.a.w, bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.”
(Hadis Riwayat Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah.
(Hadis Riwayat. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya.

Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami?” Beginda menjawab dengan bersabda, “Berilah makan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu merosakkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan terhadap mereka.” (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249).

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a, dalam hadis yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keredhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu.”
(Hadis Riwayat. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda:
“Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiakan orang yang harus diberi belanja
(Hadis Riwayat. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.
Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya.”
(Surah Saba’ayat 39).


Nabi s.a.w  bersabda yang bermaksud : “Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya.” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir.”
(Hadis Riwayat.Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

9. Seorang lelaki yang mengawini janda yang mempunyai anak, bererti ikut memelihara anak yatim.

Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang ingin berkahwin :

1.Firman Allah s.w.t. yang bermaksud : " Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Surah.An-Nur ayat 32)

2. Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud : "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang berkahwin karena ingin memelihara kehormatannya.
(Hadis Riwayat. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah)

No comments: