Sunday, March 9, 2014

Jangan Sebarkan Hadis Palsu Yang Bukan Datang Daripada Rasulullah SAW.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم

Segala puji bagi Allah, Rabb sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.


Sahabat yang dirahmati Allah,

Meriwayatkan Hadis Palsu sama dengan berdusta atas nama Nabi SAW dan seperti  mengambil tempat di neraka.

Dari Samurah bin Jundub dan al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menyampaikan suatu hadits dariku yang hal itu tampak dusta, maka dia tergolong salah satu di antara dua pendusta.” (HR. Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 8 )

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian berdusta atas namaku. Sesungguhnya barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka dia akan masuk neraka.” Dalam riwayat Bukhari, “Hendaknya dia masuk ke neraka.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-’Ilm, dan Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 8 )


Dari Abdullah bin az-Zubair radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 8 )

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, dan juga Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 9)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, dan juga Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 9)

Dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak sebagaimana berdusta atas nama orang lain. Maka barangsiapa yang berdusta secara sengaja atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, dan juga Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 9)


Dari Salamah bin al-Akwa’ radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berkata-kata atas namaku padahal aku sendiri tidak mengucapkannya maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 9)

Hadis-hadis di atas mengandung pelajaran:

1. Tidak boleh berdusta atas nama Nabi

2. Berdusta atas nama Nabi lebih besar dosanya daripada berdusta atas nama selainnya

3. atas nama Nabi termasuk dosa besar

4. Wajib berhati-hati dalam menyampaikan hadis yang disandarkan kepada Nabi, oleh sebab itu harus diteliti kebenarannya

5. Yang dimaksud berdusta atas nama Nabi adalah mengatakan bahawa Nabi mengatakan sesutau padahal baginda tidak mengatakannya

6. Istilah hadis untuk menyebut sabda Nabi adalah istilah yang syar’i dan sudah ada sejak jaman Nabi, bahkan baginda sendiri yang pertama kali menyebutkannya


7. Wajibnya mempelajari ilmu hadis, untuk membedakan hadis yang sahih dan yang bukan


Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Salallahu ’Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Barangsiapa sengaja berbohong dengan mengatasnamakan diriku, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya dari api neraka” (HR.Bukhari no. 110; Muslim no. 3; Ahmad no. 9316)

Matan hadis-hadis di atas tergolong “Sangat Shahih dan memiliki kualiti yang tinggi. Bahkan hadis ini adalah “Mutawatir” sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Bakar Al-Bazzar dalam kitab Musnadnya. Abul Qasim Abdurrahman bin Mundih menyebutkan bahawa jumlah perawi hadis itu yang berasal dari kalangan sahabat mencapai 87 orang. Ulama ahli hadis lain ada yang mengatakan telah diriwayatkan oleh 92 orang sahabat. Di antara para sahabat yang dimaksud adalah sepuluh orang yang telah dijamin masuk syurga. (Lihat Syarh Shahih Muslim; Imam Nawawi)

Menurut Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, faedah dan kaedah yang dikandung hadis ini adalah:

Termasuk kategori berdusta adalah menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan fakta, baik secara sengaja maupun secara lalai.Ancaman berdusta atas nama Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam, ini dianggap sebagai perbuatan keji dan termasuk dosa besar.Tidak ada bedanya antara berdusta atas nama Nabi dalam hal yang mengandung hukum dan yang tidak mengandung hukum.Haram hukumnya meriwayatkan hadits Maudhu’ atau “PALSU” bagi mereka yang mengetahui ataupun bagi yang punya firasat hadits itu maudhuu’.

Selain berdusta atas nama Rasulullah, kita juga dilarang mendustai hadis Nabi yang jelas-jelas shohih dan mengingkari hukum yang ada pada hadits tersebut, sebagaimana diriwayatkan bahwa:

مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ، فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ

“Barangsiapa yang meriwayatkan hadis dariku, namun dia berpendapat bahawa isinya adalah dusta, maka dia termasuk salah satu pendusta” (HR. Muslim dalam Mukadimah; Ibnu Majah dalam sunannya, hadits no. 39)

Ibnul Jauzy berkata:

وقد ذهب طائفة من العلماء إلى أن الكذب على الله وعلى رسوله كفر ينقل عن الملة ولا ريب أن الكذب على الله وعلى رسوله في تحليل حرام وتحريم حلال كفر محض وإنما الشأن في الكذب عليه فيما سوى ذلك

“Sekelompok Ulama berpendapat bahwa berbuat dusta terhadap Allah dan Rasul-Nya merupakan perbuatan kufur, mengeluarkan pelakunya dari millah. Tidak disangsikan lagi bahwa berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya dalam masalah menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal adalah benar-benar kufur. Namun yang masih diperbincangkan adalah berdusta dalam masalah-masalah selainnya”. (Al-Kaba’ir; Imam Adz-Dzahabi)

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla melindungi lisan kita dari kedustaan atas nama Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam, serta semoga kita dilindungi dan dijauhkan dari syubhat para penyeru yang menyerukan -hadis maudhu’ atau palsu dan mendustakan hadis-hadis Sahih.  Wallahu a’lam .

No comments: