Tidak diragukan lagi bahwa setiap insan pasti mendambakan (pada dirinya) kebahagiaan hidup atau kehidupan yang baik.
Namun pandangan masing-masing orang tentang kebahagiaan hidup itu
berbeda-beda. Sebagian orang ada yang memandang bahwa ukuran kebahagiaan
adalah keberhasilan dalam meraih dunia dengan segala kelezatan
hidupnya. Padahal tidaklah demikian hakikatnya.
Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman :
ŰČُÙِّÙَ ÙِÙÙَّۧ۳ِ ŰُŰšُّ ۧÙŰŽَّÙَÙَۧŰȘِ Ù
ِÙَ ۧÙÙِّŰłَۧۥِ ÙَۧÙْŰšَÙِÙÙَ
ÙَۧÙْÙَÙَۧ۷ِÙ۱ِ ۧÙْÙ
ُÙَÙْŰ·َ۱َŰ©ِ Ù
ِÙَ ۧÙŰ°َّÙَŰšِ ÙَۧÙْÙِ۶َّŰ©ِ ÙَۧÙْŰźَÙْÙِ
ۧÙْÙ
ُŰłَÙَّÙ
َŰ©ِ ÙَۧÙŰŁÙْŰčَۧÙ
ِ ÙَۧÙْŰَ۱ْŰ«ِ Ű°َÙِÙَ Ù
َŰȘَۧŰčُ ۧÙْŰَÙَۧ۩ِ
ۧÙŰŻُّÙْÙَۧ ÙَۧÙÙَّÙُ ŰčِÙْŰŻَÙُ ŰُŰłْÙُ ۧÙْÙ
َ۹ِۚ (14)
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga).” (QS Ali ‘Imran: 14)
Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman :
ۧÙÙَّÙُ ÙَŰšْŰłُŰ·ُ ۧÙ۱ِّŰČْÙَ ÙِÙ
َÙْ ÙَŰŽَۧۥُ ÙَÙَÙْŰŻِ۱ُ ÙَÙَ۱ِŰُÙۧ
ŰšِۧÙْŰَÙَۧ۩ِ ۧÙŰŻُّÙْÙَۧ ÙَÙ
َۧ ۧÙْŰَÙَۧ۩ُ ۧÙŰŻُّÙْÙَۧ ÙِÙ Ű§Ùْ۹ِ۟۱َŰ©ِ
Ű„ِÙَّۧ Ù
َŰȘَۧŰčٌ (26)
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya
bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia,
padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat,
hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS Ar-Ra’d 26)
Inilah
segolongan manusia yang sempit akal dan pandangannya. Mereka merasa
heran dan kagum dengan kehidupan dunia dan mencukupkan semangat dirinya
terhadap kehidupan dunia.
Keadaan mereka yang seperti ini disebabkan oleh:
Tidak ada pada dirinya keimanan kepada akhirat.
Atau beriman kepada akhirat namun tersibukkan dirinya dengan urusan dunia.
Sehingga kehidupannya adalah kehidupan yang rugi dan celaka, walaupun
ia diberikan kemudahan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala untuk meraih
harta, perhiasan dan berbagai kelezatan dunia, namun hakikatnya dia
sedang mengalami istidraj (keleluasaan) dari Allah Subhanallahu wa
Ta’ala. Kemudian ia akan mengalami kerugian yang abadi.
Sebagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala :
ÙَÙَۧ ŰȘُŰčْŰŹِŰšْÙَ ŰŁَÙ
ْÙٰÙُÙُÙ
ْ ÙَÙَۧٓ ŰŁَÙْÙٰŰŻُÙُÙ
ْ ۚ Ű„ِÙَّÙ
َۧ Ùُ۱ِÙŰŻُ
ۧÙÙَّÙُ ÙِÙُŰčَŰ°ِّŰšَÙُÙ
ŰšِÙَۧ ÙِÙ Ű§ÙْŰَÙَÙٰŰ©ِ ۧÙŰŻُّÙْÙَۧ ÙَŰȘَŰČْÙَÙَ
ŰŁَÙÙُŰłُÙُÙ
ْ ÙَÙُÙ
ْ ÙٰÙِ۱ُÙÙَ (55)
“Maka janganlah harta benda dan
anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan
(memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam
kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka
dalam keadaan kafir.” (QS At-Taubah 55)
Sebagian ulama ahli
tafsir mengatakan tentang ayat di atas: “Janganlah kamu tertipu terhadap
harta benda dan anak-anak (yang Allah berikan kepada) orang kafir di
kehidupan dunia, hanya saja Allah menghendaki yang demikian, agar Dia
mengadzab mereka di akhirat kelak.” Inilah yang dinamakan dengan
istidraj.
Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman :
ŰŁَÙَŰْŰłَŰšُÙÙَ ŰŁَÙَّÙ
َۧ ÙُÙ
ِŰŻُّÙُÙ
ْ ŰšِÙِ Ù
ِÙْ Ù
َۧÙٍ ÙَŰšَÙِÙÙَ (55) ÙُŰłَۧ۱ِŰčُ ÙَÙُÙ
ْ ÙِÙ Ű§ÙْŰźَÙْ۱َۧŰȘِ ŰšَÙ Ùَۧ ÙَŰŽْŰčُ۱ُÙÙَ (56)
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan
kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan
kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS Al Mu’minun: 55-56)
Allah Subhanallahu wa Ta’ala memberikan dunia kepada siapa saja yang
Allah cintai dan yang tidak Allah cintai. Namun, tidaklah Allah
memberikan agama ini, kecuali kepada siapa yang Allah Subhanallahu wa
Ta’ala cintai. Sebesar apapun seseorang diberikan kekayaan dunia,
niscaya lambat laun ia yang akan meninggalkan dunia atau dunia yang akan
meninggalkannya.
ۧŰčْÙَÙ
ُÙۧ ŰŁَÙَّÙ
َۧ ۧÙْŰَÙَۧ۩ُ ۧÙŰŻُّÙْÙَۧ ÙَŰčِŰšٌ
ÙَÙَÙْÙٌ ÙَŰČِÙÙَŰ©ٌ ÙَŰȘَÙَُۧ۟۱ٌ ŰšَÙْÙَÙُÙ
ْ ÙَŰȘَÙَُۧ۫۱ٌ ÙِÙ Ű§ÙْŰŁَÙ
ْÙَۧÙِ
ÙَۧÙْŰŁَÙْÙَۧۯِ ÙَÙ
َŰ«َÙِ ŰșَÙْŰ«ٍ ŰŁَŰčْŰŹَŰšَ ۧÙْÙُÙَّۧ۱َ ÙَŰšَۧŰȘُÙُ Ű«ُÙ
َّ
ÙَÙِÙŰŹُ ÙَŰȘَ۱َۧÙُ Ù
ُŰ”ْÙَ۱ًّۧ Ű«ُÙ
َّ ÙَÙُÙÙُ ŰُŰ·َۧÙ
ًۧ ÙَÙِÙ Ű§Ùْ۹ِ۟۱َŰ©ِ
ŰčَŰ°ٌَۧۚ ŰŽَŰŻِÙŰŻٌ ÙَÙ
َŰșْÙِ۱َŰ©ٌ Ù
ِّÙَ ۧÙÙَّÙِ Ùَ۱ِ۶ْÙَۧÙٌ ÙَÙ
َۧ ۧÙْŰَÙَۧ۩ُ
ۧÙŰŻُّÙْÙَۧ Ű„ِÙَّۧ Ù
َŰȘَۧŰčُ ۧÙْŰșُ۱ُÙ۱ِ (20)
“Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta
berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu.”
(QS Al Hadid: 20)
Mencari dunia terkait dengan
keperluan hidup adalah sesuatu yang mulia jika dilakukan dalam rangka
membantunya untuk taat kepada Allah. Karena dunia adalah ladang beramal
untuk kehidupan di akhirat. Hanya saja, sikap yang tercela adalah
menjadikan semangatnya yang tinggi untuk meraih dunia. Sehingga tidaklah
ia mengarahkan pandangannya kecuali kepada dunia. Tidak peduli darimana
ia mendapatkan harta dengan cara yang halal ataukah haram? Dialah
sahabat dunia, yang telah menjadikan dunia sebagai tujuan utama dan
semangat yang tinggi untuk mendapatkannya, dengan persangkaan bahwa
dengannya akan tercapai kebahagiaan hidup.
Adapula yang memandang
bahwa kebahagiaan hidup hanya bisa diraih dengan iman dan amal shalih
dengan tetap mencari apa yang dibutuhkan dalam kehidupan dunia ini.
Mereka mengatakan dalam doanya: “Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan akhirat dan lindungilah kami dari adzab neraka.” Mereka
menggabungkan dalam doa mereka agar Allah memberikan kepada mereka
kebaikan di dunia dan akhirat. Merekalah orang-orang yang akan
mendapatkan kebahagiaan hidup.
Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman :
Ù
َÙْ ŰčَÙ
ِÙَ Ű”َۧÙِŰًۧ Ù
ِÙْ Ű°َÙَ۱ٍ ŰŁَÙْ ŰŁُÙْŰ«َÙ ÙَÙُÙَ Ù
ُŰ€ْÙ
ِÙٌ
ÙَÙَÙُŰْÙِÙَÙَّÙُ ŰَÙَۧ۩ً Ű·َÙِّŰšَŰ©ً ÙَÙَÙَŰŹْŰČِÙَÙَّÙُÙ
ْ ŰŁَŰŹْ۱َÙُÙ
ْ
ŰšِŰŁَŰْŰłَÙِ Ù
َۧ ÙَۧÙُÙۧ ÙَŰčْÙ
َÙُÙÙَ (97)
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An Nahl 97)
Barangsiapa yang beramal soleh baik dari kalangan laki-laki atau
perempuan dalam keadaan iman, maka Allah akan memberikan kepadanya
kebahagiaaan hidup. Di dunia ia merasakan kebahagiaan hidup diatas iman,
hatinya tenang, lapang dan senang. Mereka hidup dalam keadaan berzikir
kepada Allah, merasakan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah
Subhanallahu wa Ta’ala.
Keseruan dan Keuntungan Berlimpah dari Bermain Slot Gacor Online
-
Keseruan dan Keuntungan Berlimpah dari Bermain Slot Gacor Online – Di era
dimana teknologi memudahkan segala aspek kehidupan, bermain judi slot kini
tak ...
1 year ago
No comments:
Post a Comment