Wednesday, May 11, 2011

Cinta Allah Kepada Manusia

Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Firman Allah SWT maksudnya : "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutlah aku, nescaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Surah Ali-Imran ayat 31)

Segala sesuatu yang nampak di sekeliling kita, di muka bumi dan di seluruh alam semesta adalah bukti kebesaran Allah Subhanahu Wata'ala. Kebesaran Allah juga nampak dari ciptaanNya yang tak terhitung jumlahnya, bahkan dengan bantuan alat canggih sekalipun. Banyak jenis makhluk di bumi yang sampai saat ini masih belum banyak diketahui oleh para ilmuwan. Maka, sampai hari akhir nanti pun tidak akan ada yang mampu menyamai kekuasaan dan kebesaran Allah Subhana Wata'ala. Kebesaran Allah Subhanahu Wata'ala boleh kita rasakan juga dari berbagai nikmat yang dapat kita dapatkan. Udara yang kita hirup, umur panjang, kesempatan hidup, dan lebih utama lagi kekuatan Islam dan iman yang tetap tertanam dalam dada, adalah sedikit dari sekian banyak nikmat tersebut.


Firman Allah SWT maksudnya : "Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan." (Surah an-Nahl ayat 53)

Allah Subhanahu Wata'ala senantisa memberikan rezeki-Nya di bumi dengan tiada henti. Dia memberi nikmat kepada siapa saja yang dikehendakiNya, baik kepada orang yang mengabdi kepadaNya maupun yang ingkar dariNya. Segala nikmat itu adalah bentuk cinta, kasih dan sayang Allah kepada manusia. Betapa besarnya bentuk cinta Allah Subhanahu Wata'ala kepada manusia, segala apa yang diciptakanNya di dunia ini semuanya memberikan manfaat tanpa ada yang sia-sia. Kecintaan Allah Subhanahu Wata'ala semuanya demi kepentingan kehidupan, tanpa mengharapkan balasan sedikitpun dari manusia. Begitulah cinta Allah Subhanahu Wata'ala kepada sekelian makhluk kerana meskipun tanpa cinta atau balasan dari manusia, bahkan ibadah manusia, Allah Subhanahu Wata'ala tetap Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Agung, dan Maha Penguasa.

Hal mendasar yang patut kita sedari bahawa apa yang diinginkan Allah Subhanahu Wata'ala untuk manusia jalankan semuanya merupakan hal-hal positif yang memberikan manfaat bagi manusia. Begitupula segala larangan yang Dia perintahkan untuk dijauhi, adalah hal-hal yang mendatangkan keburukan dan ketidakseimbangan.

Salah satu bentuk kecintaan Allah Subhanahu Wata'ala kepada manusia yang amat besar, adalah diutusnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam sebagai teladan manusia, yang menuntun semua manusia menuju jalan yang lurus. Ia datang dengan membawa cahaya kurang lebih 15 abad yang lalu. Ia diutus untuk menyampaikan risalah suci, mengeluarkan manusia dari lembah kehinaan menuju kemuliaan hidup di dunia dan akhirat melalui ilmu dan akhlak.

Maka semenjak diutus, beliau secara seksama penuh kesabaran yang tiada tara telah menggembleng manusia dengan perbaikan-perbaikan moral. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:


Firman Allah SWT maksudnya ; "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." (Surah at-Taubah ayat 128).

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam, Rasul yang telah diutus dari bani Adam kepada segenap bani Adam untuk mengajarkan apa yang sepantasnya dilakukan oleh bani Adam dalam kehidupan. Baginda adalah model dari manusia sempurna. Tidak mengherankan jika Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassallam dipilih menjadi Rasul dengan tingginya akhlak dan budi baginda. Dalam menjalankan tugasnya sebagai rasul, yang inginkan tiada lain hanyalah keselamatan umat. Baginda senantiasa berdakwah dengan penuh kasih sayang dan kelembutan rasa. Baginda tentu juga tahu bahawa cinta Allah, baik kepada baginda sendiri maupun seluruh umat manusia, telah mengalir dalam darah baginda. Jadi apapun yang baginda lakukan adalah hikmah dan apapun yang baginda ucapkan adalah wahyu. Semua itu adalah untuk kebaikan manusia.

Perlulah kita mencintai Allah SWT tanpa ragu-ragu, dan sentiasa berbaik sangka dengan-Nya . Maka Allah SWT sendiri akan membalas cinta kita kepada-Nya dengan diberinya kita ketenagan dan kenikmatan hidup tidak ada had dan batasnya. Jika kita mencintai Allah, hidup kita tentu akan lebih bahagia. Kita akan selalu dekat dengan Allah. Ketika kita dekat denganNya, hidup kita tentu akan penuh dengan kemudahan, hikmah dan berkah.

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam bersabda maksudnya : “Jagalah Allah, nescaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, nescaya kamu akan mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah semasa senang, nescaya Dia akan mengenalimu semasa susah. Bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah, dan bila kamu minta tolong,maka minta tolonglah kepada Allah” (Hadis Riwayat Ahmad).

Hal yang paling lezat di dunia ini adalah cinta kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Hal yang paling baik di syurga adalah melihat wajah Allah Subhanahu Wata'ala. Kitab yang paling bermanfaat adalah Kitabullah (al-Quran). Dan sebaik-baik makhluk adalah Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wassallam.

Jelaslah bentuk cinta Allah Subhanahu wata'ala kepada manusia. Siapa saja yang mensucikan jiwanya dengan takwa, membersihkan pemikirannya dengan iman, dan menghias akhlaknya dengan kebaikan, nescaya dia akan mampu mendapat kecintaan Allah Subhana Wata'ala, sekaligus kecintaan manusia. Usaha yang besar harus kita lakukan untuk boleh menumbuhkan rasa cinta kepada Allah Subhahu Wata'ala, melebihi kecintaan kita kepada lainnya. Hindarilah rasa cinta yang berlebihan dan yang diharamkan sebab itu adalah seksaan bagi ruh dan penyakit buat hati. Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan doa, zikir, dan ketaatan kepadaNya, agar Dia memberi kebahagian yang tiada nilainya. Beribadah juga adalah jalan yang indah untuk mendapat reda dan cinta Allah Subhanahu Wata'ala, kerana ibadah akan menjauhkan jiwa dari hal-hal yang dapat melunturkan rasa cinta kita kepada Allah. Sesungguhnya amal yang baik lagi terus berbuah akan memerdekakan jiwa dari fikiran-fikiran buruk dan ide-ide penuh dosa yang datang secara tiba-tiba, serta kecenderungan yang diharamkan.

Bersabar hati atas ujian dan cubaan yang yang Allah berikan, akan membuktikan  kecintaan kita kepadaNya. Sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam:

“Sungguh ajaib urusan seorang mukmin. Sesungguhnya urusannya adalah kebaikan. Dan itu tidak terjadi pada diri seseorang kecuali seorang mukmin. Jika ia ditimpa kesenangan, dia akan bersyukur. Maka syukur itu kebaikan baginya. Dan jika ditimpah musibah, maka dia bersabar, maka bersabar itu kebaikan baginya” (Hadis Riwayat Muslim).

Kecintaan kepada Allah dapat juga kita wujudkan melalui kecintaan kita kepada sesama manusia, jika kita melandasi cinta kita dengan mengharapkan reda Allah. Mendapatkan cinta Allah merupakan tujuan hidup utama yang harus dicapai. Kita layak memilikinya jika kita mempunyai tujuan hidup mencintai dan dekat dengan Allah dan menjalankan Islam secara  menyeluruh. Pada akhirnya, bertawakallah kepada Allah, serahkan semua urusan kepadaNya, redalah dengan ketentuanNya, berlindunglah kepadaNya, bergantunglah kepadaNya dan cintalah kepadaNya selalu, kerana Dia akan memberi kecukupan, dan akan mempermudah dari segala hal di dunia dan kelak di akhirat.

(Di petik daripada tulisan Ryan Hidayatullah Sang Pencari)

No comments: