Sunday, February 16, 2014

Tafsir Surah Al-Ahzab Ayat 51

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم

Segala puji bagi Allah, Rabb sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.


Sahabat yang dirahmati Allah,

Firman Allah SWT :

تُرْجِي مَنْ تَشَاءُ مِنْهُنَّ وَتُؤْوِي إِلَيْكَ مَنْ تَشَاءُ وَمَنِ ابْتَغَيْتَ مِمَّنْ عَزَلْتَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكَ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ تَقَرَّ أَعْيُنُهُنَّ وَلَا يَحْزَنَّ وَيَرْضَيْنَ بِمَا آتَيْتَهُنَّ كُلُّهُنَّ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي قُلُوبِكُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَلِيمًا (51) 

Maksudnya, "Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa yang kamu kehendaki di antara mereka (isteri-isterimu) dan (boleh pula) menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu. Yang demikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hati mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya rela dengan apa yang telah kamu berikan kepada mereka. Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun".(Surah Al-Ahzab (33) ayat 51)

Huraiannya :

Pada ayat ini Allah SWT memberi kebebasan kepada Nabi Muhammad untuk menangguhkan siapa di antara isteri-isterinya yang baginda kehendaki dan boleh pula menggauli siapa di antara mereka yang baginda kehendaki. Dan baginda diberi kebebasan pula untuk mengawini kembali isteri-isterinya yang telah dicerai mengingat kemaslahatan bagi dirinya dan masyarakatnya. 

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abi Razin bahwa tatkala diturunkan ayat yang menyuruh isteri-isteri Nabi SAW untuk memilih antara tetap menjadi isteri Nabi SAW dengan keadaan sederhana tanpa kemewahan atau berpisah dari Nabi SAW kerana mengejar kesenangan hidup yang lebih sesuai dengan keinginan hawa nafsunya, maka timbullah rasa kekhawatiran pada isteri-isteri Nabi SAW itu dan mereka secara serentak menyatakan kerelaannya untuk tetap hidup bersama Nabi SAW dalam keadaan bagaimanapun juga kerana mereka lebih mengutamakan segi kehidupan agama dari pada kesenangan duniawi. Mereka berkata: "Ya Rasulullah, berikanlah kepada kami sebagian harta engkau dan kami serahkan diri kami kepada engkau, lakukanlah apa yang kamu kehendaki dan biarkanlah kami tetap seperti sediakala". (Jangan dicerai). 

Maka turunlah ayat ini. Lalu Nabi SAW menangguhkan menggauli beberapa isterinya seperti Ummu Habibah, Maimunah, Sa'adah, Sofiyah dan Juwariyah. Terhadap kelima isteri Nabi ini, Nabi SAW  tidak mengatur giliran bermalam secara teratur. Adapun terhadap isteri-isterinya yang empat orang lagi yaitu 'Aisyah, Hafsah, Zainab dan Ummu Salamah baginda mengatur giliran untuk bermalam, mempersamakan pembagian pakaian dan makanan. Dengan demikian maka pemberian yang hak kepada Nabi SAW tentang pergaulannya dengan isteri-isterinya, tidak lagi akan menimbulkan rasa cemburu dan sedih dalam hati mereka, dan menerima mereka dengan rela perlakuan Nabi SAW terhadap masing-masing mereka. 

Imam Ahmad  meriwayatkan dari Abdullah bin Yazid bahawa Aisyah pernah berkata: "Adalah kebiasaan Nabi SAW untuk membagi-bagi giliran di antara isteri-isterinya dengan adil, kemudian Nabi SAW berdoa : "Ya Allah inilah pembagian saya tentang apa yang saya kuasai". (Yaitu) soal pembagian benda materal, maka janganlah engkau mencerca aku tentang apa-apa yang engkau miliki dan tidak aku kuasai iaitu soal cinta". 

Hadis ini mengandung suatu anjuran supaya tetap memelihara kemurnian hati dan ancaman bagi mereka yang tidak berserah diri kepada ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui tentang segala rahasia yang tersimpan di dalam hati, lagi Maha Penyantun selalu memberi kesempatan untuk bertaubat bagi mereka yang telah menyadari akan kesesatannya dan ingin kembali ke jalan yang lurus.

No comments: