Friday, March 12, 2010

Bersahabat Dengan Orang-orang Soleh

Allah menyatakan dalam Al Qur'an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabis.a.w adalah kerana Rasulullah s.a.w. sentiasa berada di tengah-tengah mereka.

Allah s.w.t. berfirman,
وَكَيْفَ ŰȘَكْفُ۱ُونَ وَŰŁَنْŰȘُمْ ŰȘُŰȘْلَى Űčَلَيْكُمْ ŰąَيَۧŰȘُ Ű§Ù„Ù„َّهِ وَفِيكُمْ ۱َŰłُولُهُ وَمَنْ يَŰčْŰȘَŰ”ِمْ ŰšِŰ§Ù„Ù„َّهِ فَقَŰŻْ هُŰŻِيَ Ű„ِلَى Ű”ِ۱َۧ۷ٍ مُŰłْŰȘَقِيمٍ
"Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Surah Ali 'Imran ayat101).

Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah s.w.t.berfirman,
يَۧ ŰŁَيُّهَۧ Ű§Ù„َّŰ°ِينَ ŰąَمَنُÙˆŰ§ ۧŰȘَّقُÙˆŰ§ Ű§Ù„Ù„َّهَ وَكُونُÙˆŰ§ مَŰčَ Ű§Ù„Ű”َّۧۯِقِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)."
(Surah At- Taubah ayat 119).

Nabi s.a.w juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَŰ«َلُ Ű§Ù„ْŰŹَلِÙŠŰłِ Ű§Ù„Ű”َّŰ§Ù„ِŰ­ِ وَŰ§Ù„ْŰŹَلِÙŠŰłِ Ű§Ù„ŰłَّوْŰĄِ كَمَŰ«َلِ Ű”َِۭۧŰšِ Ű§Ù„ْمِŰłْكِ ، وَكِÙŠŰ±ِ Ű§Ù„ْŰ­َŰŻَّۧۯِ ، Ù„Ű§َ يَŰčْŰŻَمُكَ مِنْ Ű”َِۭۧŰšِ Ű§Ù„ْمِŰłْكِ Ű„ِمَّۧ ŰȘَŰŽْŰȘَ۱ِيهِ ، ŰŁَوْ ŰȘَŰŹِŰŻُ ۱ِÙŠŰ­َهُ ، وَكِÙŠŰ±ُ Ű§Ù„ْŰ­َŰŻَّۧۯِ يُŰ­ْ۱ِقُ ŰšَŰŻَنَكَ ŰŁَوْ Ű«َوْŰšَكَ ŰŁَوْ ŰȘَŰŹِŰŻُ مِنْهُ ۱ِÙŠŰ­ًۧ ŰźَŰšِÙŠŰ«َŰ©ً

Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang solih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan tukang besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak wangi olehnya, engkau boleh membeli darinya atau sekurang-kurangnya dapat baunya. Adapun berteman dengan tukang besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, paling kurang engkau dapat baunya yang tidak elok.
(Hadis Riwayat Imam al- Bukhari dari Abu Musa.)

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadis ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadis ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia."
(Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 4/324, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379)

Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang solih.
Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
نَŰžْ۱ُ Ű§Ù„Ù…ُŰ€ْمِنِ Ű„ِلَى Ű§Ù„Ù…ُŰ€ْمِنِ يَŰŹْلُو Ű§Ù„Ù‚َلْŰšَ

Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.
(Siyar A’lam An Nubala’, 8/435, Mawqi’ Ya’sub).
Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang solih, hati seseorang boleh kembali segar. Oleh kerananya, jika orang-orang solih dahulu kurang semangat dan tidak segar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang solih lainnya.

‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”

Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’."
(Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al ‘Afani, hal. 466, Darul ‘Affani, cetakan pertama, tahun 1421 H)

Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, segar, yakin dan tenang".
(Lihat Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96, Dar Ibnul Jauziy)

Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang yang solih. Oleh kerana itu, sangat penting sekali mencari persekitaran yang baik dan mencari sahabat atau teman dekat yang semangat dalam menjalankan agama sehingga kita pun boleh mendapat aroma kebaikannya. Jika persekitaran atau teman kita adalah baik, maka ketika kita lemah, ada yang selalu menasehati dan mengingati kita kepada kebaikan.

Setiap masa kita dituntut untuk mencari sahabat yang baik, apalagi dengan mencari pasangan hidup yaitu suami atau istri. Pasangan suami istri tentu saja akan menjalani hubungan bukan hanya sesaat. Bahkan suami atau istri akan menjadi teman ketika tidur. Sudah sepatutnya, kita berusaha mencari pasangan yang solih atau solihah. Dengan ini akan membuat kita semakin teguh dalam menjalani agama.

Sumber daripada : Muhammad Abduh Tuasikal

No comments: