Saturday, December 12, 2015

Doa-doa Dari Nabi SAW Untuk Memulihkan Penyakit.

Sakit dan penyakit adalah ujian yang tidak pernah lepas dari kehidupan seorang hamba. Selain berubat secara fizikal berjumpa doktor, Islam juga mengajarkan beberapa doa yang berguna bagi kesembuhan seorang hamba dari sebuah penyakit, sekaligus perlindungan dari kemungkinan terkena penyakit.

Ada banyak doa penyembuhan dari penyakit dan perlindungan dari penyakit dalam Al-Qur’an dan hadis. Berikut ini sebagian di antaranya yang boleh dibaca oleh pesaakit yang sakit, orang yang melawat pesakit yang sakit dan dokter atau perawat yang menangani pesakit yang sakit.

Doa pertama

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasalam biasa membacakan doa pelindungan kepada sebagian mereka (sahabatnya), baginda mengusap orang tersebut dengan tangan kanan baginda lalu baginda membacakan doa:

«ŰŁَŰ°ْهِŰšِ Ű§Ù„Űšَۧ۳َ ۱َŰšَّ Ű§Ù„Ù†َّۧ۳ِ، وَۧێْفِ ŰŁَنْŰȘَ Ű§Ù„ŰŽَّŰ§Ùِي، Ù„Ű§َ ŰŽِفَۧۥَ Ű„ِلَّۧ ŰŽِفَۧۀُكَ، ŰŽِفَۧۥً Ù„Ű§َ يُŰșَۧۯِ۱ُ Űłَقَمًۧ»

“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah kesembuhan, sesungguhnya Engkau adalah Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali dengan kesembuhan dari-Mu, (berilah) kesembuhan total yang tidak menyisakan penyakit.”

(HR.Bukhari no. 5750 dan Muslim no. 2191, lafal ini adalah lafal Bukhari. Adapun lafal Muslim adalah dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Jika salah seorang di antara kami ada yang sakit, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa salam mengusapnya dengan tangan kanan baginda lalu baginda membacakan doa:”…” (seperti doa di atas)

Doa kedua

Dari Abdurrahman bin Saibanak saudara Maimunah Al-Hilaliyah radhiyallahu ‘anha bahawasanya Maimunah bertanya kepadanya, “Wahai anak saudaraku, maukah apabila aku bacakan kepadamu doa kesembuhan yang biasa dibaca oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa salam?” Abdurrahman menjawab, “Tentu.” Maimunah berkata:

ŰšِŰłْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ ŰŁَ۱ْقِيكَ، وَŰ§Ù„Ù„Ù‡ُ يَŰŽْفِيكَ، مِنْ كُلِّ ŰŻَۧۥٍ فِيكَ، ŰŁَŰ°ْهِŰšِ Ű§Ù„ْŰšَۧ۳َ ۱َŰšَّ Ű§Ù„Ù†َّۧ۳ِ، وَۧێْفِ ŰŁَنْŰȘَ Ű§Ù„ŰŽَّŰ§Ùِي، لَۧ ŰŽَŰ§Ùِيَ Ű„ِلَّۧ ŰŁَنْŰȘَ

“Dengan nama Allah aku membacakan doa kesembuhan untukmu, Allah-lah Yang menyembuhkanmu, dari segala penyakit yang ada padamu. Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah kesembuhan, sesungguhnya Engkau adalah Maha Menyembuhkan, tidak ada yang mampu memberi kesembuhan kecuali Engkau.”(HR. Ahmad no. 26281, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra no. 10860, Ibnu Hibban no. 6095, Ath-Thahawi dalam Syarh Ma’ani Al-Atsar, 4/329 dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath no. 3318. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: Hadits ini shahih li-ghairi)

Doa ketiga

Membacakan surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Fatihah atau doa-doa perlindungan lainnya dan mengusapkannya ke anggota badan yang sakit

Űčَنْ ŰčَۧۊِŰŽَŰ©َ: «ŰŁَنَّ Ű§Ù„Ù†َّŰšِيَّ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ كَŰ§Ù†َ Ű„ِŰ°َۧ ۧێْŰȘَكَى يَقْ۱َŰŁُ Űčَلَى نَفْŰłِهِ ŰšِŰ§Ù„ْمُŰčَوِّŰ°َۧŰȘِ، وَيَنْفُŰ«ُ، فَلَمَّۧ ۧێْŰȘَŰŻَّ وَŰŹَŰčُهُ كُنْŰȘُ ŰŁَقْ۱َŰŁُ Űčَلَيْهِ، وَŰŁَمْŰłَŰ­ُ Űčَنْهُ ŰšِيَŰŻِهِ، ۱َŰŹَۧۥَ Űšَ۱َكَŰȘِهَۧ»

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Jika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa salam sedang sakit, maka baginda membacakan untuk dirinya sendiri al-mu’awwidzat (surat-surat Al-Qur’an dan doa-doa perlindungan) lalu meniupkannya pada diri baginda sendiri. Namun ketika sakit baginda telah parah, sayalah yang membacakan al-mu’awwidzat untuk baginda, lalu saya (tiupkan bacaan tersebut ke tangan baginda dan) usapkan tangan baginda ke badan baginda, dengan mengharap keberkahan tangan baginda.”(HR. Muslim no. 2192)

Catatan: Surah Al-Falaq dan surah An-Nas disebut al-mu’awwidzatain (dua surah yang menjadi doa perlindungan). Seorang sahabat juga pernah menyembuhkan kepala suku yang terkena sengatan hewan berbisa dengan bacaan Al-Fatihah, seperti disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadis shahih disebutkan:

Űčَنْ ŰčَۧۊِŰŽَŰ©َ، ۱َ۶ِيَ Ű§Ù„Ù„َّهُ Űčَنْهَۧ قَŰ§Ù„َŰȘْ: «ÙƒَŰ§Ù†َ ۱َŰłُولُ Ű§Ù„Ù„َّهِ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ Ű„ِŰ°َۧ ŰŁَوَى Ű„ِلَى فِ۱َۧێِهِ، نَفَŰ«َ فِي كَفَّيْهِ Űšِقُلْ هُوَ Ű§Ù„Ù„َّهُ ŰŁَŰ­َŰŻٌ وَŰšِŰ§Ù„ْمُŰčَوِّŰ°َŰȘَيْنِ ŰŹَمِيŰčًۧ، Ű«ُمَّ يَمْŰłَŰ­ُ Űšِهِمَۧ وَŰŹْهَهُ، وَمَۧ ŰšَلَŰșَŰȘْ يَŰŻَŰ§Ù‡ُ مِنْ ŰŹَŰłَŰŻِهِ» قَŰ§Ù„َŰȘْ ŰčَۧۊِŰŽَŰ©ُ: «Ùَلَمَّۧ ۧێْŰȘَكَى كَŰ§Ù†َ يَŰŁْمُ۱ُنِي ŰŁَنْ ŰŁَفْŰčَلَ Ű°َلِكَ Űšِهِ»

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa salam berbaring di tempat tidurnya untuk tidur, maka baginda membaca surah Al-Ikhlas dan dua surah Al-Mu’awidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) lalu meniupkannya kepada kedua telapak tangan baginda, lalu baginda mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya dan seluruh anggota badannya yang boleh dijangkau dengan kedua tangannya. Tatkala baginda sakit teruk, maka baginda memerintahkan kepadaku untuk melakukan hal itu bagi baginda.”(HR. Bukhari no. 5748)

Doa Keempat

Dari Utsman bin Abil Ash Ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu bahawasanya ia mengadukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa salam penyakit yang ia alami sejak ia masuk Islam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa salam bersabda kepadanya:

«Ű¶َŰčْ يَŰŻَكَ Űčَلَى Ű§Ù„َّŰ°ِي ŰȘَŰŁَلَّمَ مِنْ ŰŹَŰłَŰŻِكَ، وَقُلْ Űšِۧ۳ْمِ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű«َلًَۧ۫ۧ، وَقُلْ ŰłَŰšْŰčَ مَ۱َّۧŰȘٍ ŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ ŰšِŰ§Ù„Ù„Ù‡ِ وَقُŰŻْ۱َŰȘِهِ مِنْ ŰŽَ۱ِّ مَۧ ŰŁَŰŹِŰŻُ وَŰŁُŰ­َۧ۰ِ۱ُ»

Maksudnya, "Letakkan tanganmu pada bagian tubuhmu yang sakit, kemudian bacalah bismillah (dengan nama Allah) sebanyak tiga kali, lalu bacalah doa berikut ini sebanyak tujuh kali:

ŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ ŰšِŰ§Ù„Ù„Ù‡ِ وَقُŰŻْ۱َŰȘِهِ مِنْ ŰŽَ۱ِّ مَۧ ŰŁَŰŹِŰŻُ وَŰŁُŰ­َۧ۰ِ۱ُ

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan (penyakit) yang aku dapatkan dan aku khawatirkan.”

Utsman bin Abul Ash Ats-Tsaqafi berkata: “Aku pun mengerjakan pesan Nabi SAW  tersebut sehingga Allah menghilangkan penyakitku. Maka aku senantiasa memerintahkan pesan tersebut kepada keluargaku dan orang-orang lain.” (HR. Muslim no. 2202, Abu Daud no. 3891, Tirmidzi no. 2080, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra no. 7546, Ahmad no. 16268 dan Ibnu Hibban no. 2965)

Wallahu a’lam bish-shawab. Semoga bermanfaat.

Thursday, December 10, 2015

Mohon Perlindungan Daripada Allah Dengan Membaca Doa Pelindung.


Űčَنْ ŰčَŰšْŰŻِ Ű§Ù„Ù„َّهِ Űšْنِ مَŰłْŰčُÙˆŰŻٍ ۱َ۶ِيَ Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَنْهُ: “ŰŁَنَّ Ű§Ù„Ù†َّŰšِيَّ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ كَŰ§Ù†َ يَŰŻْŰčُو، فَيَقُولُ: Ű§Ù„Ù„َّهمَّ Ű„ِنِّي ŰŁَŰłْŰŁَلُكَ Ű§Ù„ْهُŰŻَى وَŰ§Ù„ŰȘُّقَى، وَŰ§Ù„ْŰčَفَŰ§Ùَ وَŰ§Ù„ْŰșِنَى”

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pernah berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan.” (HR. Muslim)

Űčَنْ ŰŁَنَŰłِ Űšْنِ مَŰ§Ù„ِكٍ، قَŰ§Ù„َ: كَŰ§Ù†َ ۱َŰłُولُ Ű§Ù„Ù„Ù‡ِ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ، يَقُولُ: «Ű§Ù„لهُمَّ Ű„ِنِّي ŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ Űšِكَ مِنَ Ű§Ù„ْŰčَŰŹْŰČِ، وَŰ§Ù„ْكَŰłَلِ، وَŰ§Ù„ْŰŹُŰšْنِ، وَŰ§Ù„ْهَ۱َمِ، وَŰ§Ù„ْŰšُŰźْلِ، وَŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ Űšِكَ مِنْ ŰčَŰ°َِۧۚ Ű§Ù„ْقَŰšْ۱ِ، وَمِنْ فِŰȘْنَŰ©ِ Ű§Ù„ْمَŰ­ْيَۧ وَŰ§Ù„ْمَمَۧŰȘِ»

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim)

Űčَنْ ŰčَۧۊِŰŽَŰ©َ، ŰČَوْŰŹِ Ű§Ù„Ù†َّŰšِيِّ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ، ” ŰŁَنَّ ۱َŰłُولَ Ű§Ù„Ù„َّهِ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ كَŰ§Ù†َ يَŰŻْŰčُو فِي Ű§Ù„Ű”َّÙ„Ű§َŰ©ِ: Ű§Ù„Ù„َّهُمَّ Ű„ِنِّي ŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ Űšِكَ مِنْ ŰčَŰ°َِۧۚ Ű§Ù„Ù‚َŰšْ۱ِ، وَŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ Űšِكَ مِنْ فِŰȘْنَŰ©ِ Ű§Ù„Ù…َŰłِÙŠŰ­ِ Ű§Ù„ŰŻَّŰŹَّŰ§Ù„ِ، وَŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ Űšِكَ مِنْ فِŰȘْنَŰ©ِ Ű§Ù„Ù…َŰ­ْيَۧ، وَفِŰȘْنَŰ©ِ Ű§Ù„Ù…َمَۧŰȘِ، Ű§Ù„Ù„َّهُمَّ Ű„ِنِّي ŰŁَŰčُÙˆŰ°ُ Űšِكَ مِنَ Ű§Ù„Ù…َŰŁْŰ«َمِ وَŰ§Ù„Ù…َŰșْ۱َمِ ” فَقَŰ§Ù„َ لَهُ قَۧۊِلٌ: مَۧ ŰŁَكْŰ«َ۱َ مَۧ ŰȘَŰłْŰȘَŰčِÙŠŰ°ُ مِنَ Ű§Ù„Ù…َŰșْ۱َمِ، فَقَŰ§Ù„َ: «Ű„ِنَّ Ű§Ù„Ű±َّŰŹُلَ Ű„ِŰ°َۧ Űșَ۱ِمَ، Ű­َŰŻَّŰ«َ فَكَŰ°َŰšَ، وَوَŰčَŰŻَ فَŰŁَŰźْلَفَ»

Dari Aisyah istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berdoa dalam solatnya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” Kemudian ada seorang yang bertanya, “Alangkah seringnya engkau berlindung dari hutang.” Maka baginda bersabda, “Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka apabila berbicara berdusta, dan apabila berjanji mengingkari.” (HR. Bukhari)

Penjelasan:

Doa ini termasuk doa yang paling mencakup dan paling bermanfaat. Doa ini mengandung permintaan agar mendapatkan kebaikan pada agama dan dunia. Kerana maksud “petunjuk” adalah ilmu yang bermanfaati, sedangkan maksud “ketakwaan” adalah amal yang soleh serta meninggalkan apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. Dengan keduanya, keadaan agama seseorang menjadi baik. Dalam doa yang singkat ini kita meminta kepada Allah hidayah irsyad (diberitahukan ilmu yang bermanfaat yang dapat membezakan mana yang baik dan mana yang buruk) serta meminta kepada-Nya hidayah taufiq (dibantu agar dapat mengikuti hidayah irsyad). Hal ini sebagaimana dalam surat Al Fatihah: 6,

Ű§Ù‡ŰŻِنَÙ€Ù€Ù€Ù€Ű§ Ű§Ù„Ű”ِّ۱َۧ۷َ Ű§Ù„Ù…ُŰłŰȘَقِيمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus,

Di dalam permintaan ini, kita meminta agar ditunjukkan jalan yang lurus (hidayah irsyad), dibantu menempuhnya (hidayah taufiq), dan meminta agar istiqamah di atasnya.

Adapun kesucian dan kecukupan mengandung sikap menjaga diri dari makhluk dan tidak bergantung kepada mereka, merasa cukup dengan Allah SWT dan dengan rezeki yang dilmpahkan-Nya serta bersikap qana’ah (menerima apa adanya), serta memperoleh sesuatu yang menenangkan hati, yaitu kecukupan. Dengan kesucian dan kecukupan ini, maka akan sempurna kebahagiaan hidup di dunia dan ketenangan batin, dimana hal ini merupakan hayat thayyibah (kehidupan yang baik).

Dengan demikian, barang siapa yang dikaruniakan petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan, maka ia telah memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat atau hayat thayyibah (lihat pula surah An Nahl ayat  97).
Adapun dalam hadis yang kedua, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berlindung dari tujuh perkara, yaitu:

1. Kelemahan.

2. Kemalasan

Perbezaan antara lemah dan malas adalah, bahwa lemah itu tidak adanya kemampuan, sedangkan malas adalah enggannya jiwa melakukan kebaikan dan kurang terdorong kepadanya padahal mampu melakukannya. Kedua hal ini adalah penyakit yang membuat seseorang duduk dan meninggalkan kewajiban sehingga terbuka baginya pintu-pintu keburukan.

3. Sifat pengecut

4. Kebakhilan

Sifat pengecut terkait dengan jiwa, sedangkan sifat bakhil (kikir) terkait dengan harta. Siapa saja yang kehilangan keberanian untuk melawan hawa nafsu, was-was syaitan, melawan musuh, menghadapi lawan yang membela yang batil, maka dia adalah pengecut.

Dan siapa saja yang tidak mau memberi kaum fakir dengan hartanya, mengeluarkan hartanya untuk para mujahid fii sabilillah dan mengeluarkan pada jalur-jalur kebaikan, maka dia adalah orang yang bakhil.

Dalam banyak ayat, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memerintahkan berjihad dengan jiwa dan hartanya. Dan penyakit yang dapat menghalangi seseorang dari berjihad mengorbankan jiwa dan hartanya adalah penyakit pengecut dan bakhil.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berlindung dari sifat pengecut dan bakhil kerana keduanya dapat menghalangi kewajiban, menghalangi dari memenuhi hak-hak Allah Ta’ala, menghalangi dari mencegah kemungkaran, bersikap tegas kepada para pelaku maksiat, di samping itu dengan seseorang memiliki keberanian dan kekuatan, maka ibadah dapat sempurna, orang yang terzalimi dapat tertolong, jihad dapat dilakukan, sedangkan dengan selamat dari kebakhilan, maka ia dapat memenuhi hak-hak harta, adanya keinginan untuk berinfak, bersikap dermawan, dan berakhlak mulia serta terhalang dari sifat tamak kepada apa yang tidak dimilikinya.

5. Pikun (nyanyuk)

Yang dimaksud pikun adalah dikembalikan kepada usia yang paling buruk. Sebab mengapa Baginda berlindung darinya adalah kerana ketika sudah pikun terkadang ucapan menjadi ngelantur, akal dan ingatan menjadi kurang, panca indera menjadi lemah, dan lemah dari melakukan ketaatan serta meremehkan sebagiannya, cukuplah seseorang berlindung darinya karena Allah menamai usia tersebut sebagai ardzalul ‘umur (usia paling buruk).

6. Azab Kubur.

Hadis di atas menunjukkan adanya azab kubur, di samping adanya nikmat kubur dan fitnah(ujian)nya. Hadits lain yang menunjukkan adanya azab kubur adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

مَ۱َّ Ű§Ù„Ù†َّŰšِيُّ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ ŰšِŰ­َۧۊِŰ·ٍ مِنْ Ű­ِÙŠŰ·َŰ§Ù†ِ Ű§Ù„Ù…َŰŻِينَŰ©ِ، ŰŁَوْ مَكَّŰ©َ، فَŰłَمِŰčَ Ű”َوْŰȘَ Ű„ِنْŰłَŰ§Ù†َيْنِ يُŰčَŰ°َّŰšَŰ§Ù†ِ فِي قُŰšُÙˆŰ±ِهِمَۧ، فَقَŰ§Ù„َ Ű§Ù„Ù†َّŰšِيُّ Ű”َلَّى Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ Űčَلَيْهِ وَŰłَلَّمَ: «ÙŠُŰčَŰ°َّŰšَŰ§Ù†ِ، وَمَۧ يُŰčَŰ°َّŰšَŰ§Ù†ِ فِي كَŰšِÙŠŰ±ٍ» Ű«ُمَّ قَŰ§Ù„َ: «Űšَلَى، كَŰ§Ù†َ ŰŁَŰ­َŰŻُهُمَۧ Ù„Ű§َ يَŰłْŰȘَŰȘِ۱ُ مِنْ Űšَوْلِهِ، وَكَŰ§Ù†َ Ű§Ù„ŰąŰźَ۱ُ يَمْŰŽِي ŰšِŰ§Ù„Ù†َّمِيمَŰ©ِ» . Ű«ُمَّ ŰŻَŰčَۧ ŰšِŰŹَ۱ِÙŠŰŻَŰ©ٍ، فَكَŰłَ۱َهَۧ كِŰłْ۱َŰȘَيْنِ، فَوَ۶َŰčَ Űčَلَى كُلِّ قَŰšْ۱ٍ مِنْهُمَۧ كِŰłْ۱َŰ©ً، فَقِيلَ لَهُ: يَۧ ۱َŰłُولَ Ű§Ù„Ù„َّهِ، لِمَ فَŰčَلْŰȘَ هَŰ°َۧ؟ قَŰ§Ù„َ: «Ù„َŰčَلَّهُ ŰŁَنْ يُŰźَفَّفَ Űčَنْهُمَۧ مَۧ لَمْ ŰȘَيْŰšَŰłَۧ» ŰŁَوْ: «Ű„ِلَى ŰŁَنْ يَيْŰšَŰłَۧ»

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pernah melewati salah satu di antara kebun-kebun Madinah atau Mekkah, lalu Beliau mendengar suara dua orang yang diazab dalam kuburnya, kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Keduanya sedang diazab, dan keduanya tidaklah diazab menurut keduanya terhadap dosa besar.” Selanjutnya baginda bersabda, “Bahkan sesungguhnya itu dosa besar. Adapun salah satunya, maka ia tidak menjaga diri dari kencingnya, sedangkan yang satu lagi berjalan kesana-kemari mengadu domba.” Kemudian Baginda meminta dibawakan pelepah kurma, lalu Baginda mematahkan menjadi dua bagian, dan meletakkan belahannya di masing-masing kubur itu, lalu Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal itu?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan azab keduanya diberi keringanan selama belahan itu belum kering,” atau bersabda, “Sampai kedua belahan kering.” (HR. Bukhari)

7. Fitnah hidup dan mati

Fitnah hidup ertinya cubaan dan hujian hidup, baik berupa fitnah syahwat dan fitnah syubhat, dimana kedua cubaan ini banyak yang membuat manusia tergelincir, lalai dari kewajibannya dan terbawa oleh arus fitnah yang menggiringnya kepada kebinasaan, maka dalam doa ini, kita berlindung agar kita mampu menghadapi cubaan-cubaan itu dengan tetap bersabar menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar menjauhi maksiat, dan istiqamah di atas agamanya. Ini adalah cara untuk menghadapi fitnah syahwat.

Adapun cara untuk menghadapi fitnah syubhat adalah dengan yakin di atas kebenaran dan teguh tidak mudah berubah oleh situasi dan keadaan; berbekal ilmu syar’i.

Sedangkan fitnah mati, maka maksudnya ujian ketika di kubur, yaitu pertanyaan yang diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir yang akan menanyakan kepada seseorang tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya.

Monday, December 7, 2015

Enam Kriteria Wajib Bayar Zakat.

Zakat memang ibadah yang hukumnya wajib. Mereka yang tidak membayar zakat diancam dengan hukuman berat, baik di dunia maupun di akhirat.

Namun yang perlu diketahui, zakat hanya bagian kecil dari ibadah secara harta (maliyah), dimana secara umum semua ibadah maliyah itu hukumnya sunah, tetapi zakat merupakan ibadah yang hukumnya wajib.

Maka sebagai muslim kita harus tahu dengan benar dan tepat, apa kriteria harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Hal itu penting agar kita tidak terbalik-balik dalam menjalankan agama. Jangan sampai ada harta yang wajib dizakati malah tidak kita keluarkan zakatnya, sebaliknya, yang sedekah yang tidak wajib malah kita kerjakan.

Paling tidak ada 6 kriteria utama harta yang wajib dikeluarkan zakat, dan ini telah menjadi sesuatu yang disepakati oleh para ulama, yaitu :

1. KEPEMILIKAN YANG SEMPURNA

Syarat pertama dari harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah kepemilikan yang sempurna, atau dalam istilah bahasa Arab disebut al-milkut-taam (Ű§Ù„Ù…Ù„Ùƒ Ű§Ù„ŰȘŰ§Ù…). Maka konsekuensinya adalah hal-hal berikut :

a. Harta Yang Tidak Halal Tidak Boleh Dizakati

Harta milik orang lain yang kita rampas adalah harta yang hukumnya haram, seperti dari hasil menipu, merampok, merampas, berjudi, atau hasil korupsi, baik yang ketahuan atau yang tidak ketahuan, baik korupsinya berjamaah atau sendiri-sendiri, semua adalah harta yang BUKAN milik kita.

Oleh karena itu harta itu tidak perlu dikeluarkan zakatnya, justru yang harus dilakukan adalah MENGEMBALIKAN harta itu kepada pemiliknya yang sah.

Pemikiran bahwa zakat itu berfungsi untuk mensucikan harta adalah sebuah kekurang-telitian dalam membaca ayat Al-Quran. Sebab ayat Al-Quran tegas menyebutkan bahwa zakat itu gunanya untuk mensucikan jiwa orang yang melakukannya, bukan untuk mensucikan hartanya.

ŰźُŰ°ْ مِنْ ŰŁَمْوَŰ§Ù„ِهِمْ Ű”َŰŻَقَŰ©ً ŰȘُŰ·َهِّ۱ُهُمْ وَŰȘُŰČَكِّيهِم Űšِهَۧ وَŰ”َلِّ Űčَلَيْهِمْ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. (QS. At-Taubah :103).

b. Harta Yang Hilang Tidak Wajib Dizakati

Seorang yang kehilangan hartanya tidak wajib mengeluarkan zakat atas harta itu. Sebab meski statusnya masih berhak atas harta itu, namun nyatanya harta itu tidak bisa dipakainya, karena tidak ada di tangannya. Dan tidak ada kepastian apakah hartanya itu akan kembali atau tidak. Sehingga secara prinsip, tidak ada kewajiban zakat atas harta itu.

c. Harta Yang Dipinjam Pihak Lain

Misalnya A memiliki uang bermilyar, tetapi uangnya dipinjam pihak lain (B). Namun ternyata B kemudian menghabiskan uang itu, tanpa pernah tahu apakah dia bisa membayarkannya suatu hari atau tidak.

Secara hukum, uang yang dipinjam itu milik A, namun karena tidak jelas lagi apakah uangnya itu akan kembali atau tidak, maka kepemilikian uang itu oleh A disebut kepemilikan yang tidai sempurna. Maka dalam hal ini, A tidak diwajibkan membayar zakat atas uang yang tidak lagi dimilikinya secara sempurna itu.

2. Produktif.

Syarat kedua agar harta menjadi wajib dikeluarkan zakatnya adalah harta yang tumbuh atau bisa ditumbuhkan, tidak mati atau diam. Dalam bahasa Arab disebut (Ű§Ù„Ù†Ù…Ùˆ).

Dalam bahasa kita sekarang ini, harta itu dimiliki pokoknya namun bersama dengan itu, harta itu boleh memberikan pemasukan atau keuntungan bagi pemiliknya.

Ada begitu banyak harta yang tidak produktif meski secara nominal nilainya mungkin sangat besar. Namun karena harta itu tidak produktif, maka tidak ada beban untuk zakat atas kepemilikan harta itu.

a. Kereta Peribadi

Kereta mewah yang harganya ratus ribu dalam pandangan syariat Islam bukan harta yang bersifat produktif, selama bila tidak ada pemasukan yang boleh didapat dari kereta itu.

Meski seseorang memiliki sedan mewah seperti Jaguar, Lamborghini, Maybach, Ferrari, Bugatti, hingga Aston Martin, dia tidak wajib membayar zakat. Padahal harga kereta itu setidaknya kalau sudah sampai Malaysia boleh sampai sejuta ringgit atau ratusan ribu. Tetapi selama barang mahal itu tidak memberikan pemasukan secara ekonomis kepada pemiliknya.

Disitulah letak uniknya hukum zakat dan perbedaannya dengan hukum pajak. Sistem hitung-hitungan pajak tidak boleh dipaksakan masuk ke dalam hukum zakat. Sebab zakat punya sumber yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.

b. Rumah Peribadi.

Rumah pribadi, villa, apartemen, cottage, kondominium dan sejenisnya yang dimiliki secara pribadi, termasuk ke dalam jenis harta yang diam dan tidak produktif. Apakah aset itu ditempati setiap hari atau hanya sesekali saja, pada hakikatnya sama saja.

Bahkan meski ditempati oleh orang lain, tetapi bukan dengan sewa atau kontrak, artinya tidak komersial, maka sama-sama dianggap bukan aset yang bersifat produktif. Maka meski nilainya jutaan ringgit, secara hukum syariah tidak ada kewajiban zakatnya.

Dalam hukum zakat, bila semua aset itu disewakan dan secara ekonomis memberikan pemasukan buat pemiliknya, barulah tentu ada hitungan zakatnya tersendiri.

c. Tanah Kosong.

Demikian juga dengan aset berupa tanah, meski luasnya berhektar-hektar, dan harganya berjuta ringgit, selama tanah itu kosong saja, tidak ada aktiviti ekonomi di atasnya, tidak disewakan, tidak dijadikan lahan pertanian, atau bentuk apa pun yang sifatnya ekonomis dan memberikan pemasukan secara nominal, maka tanah itu bukan aset yang produktif.

Maka tanah itu tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Kalau dilihat dengan kaca mata pajak, tiap jengkal tanah itu harus ada pajaknya. Sebaliknya, dalam hukum zakat, tanah itu bukan harta produktif, maka tidak ada zakat atas kepemilikan tanah.

3. TERPENUHINYA HISAB.

Bila suatu harta belum memenuhi jumlah tertentu, maka belum ada kewajiban zakat atas harta itu. Namun sebaliknya, bila jumlahnya telah sampai pada batas tertentu atau lebih, barulah ada kewajiban zakat atasnya. Jumlah tertentu ini kemudian disebut dengan istilah nisab (Ű§Ù„Ù†Ű”Ű§Űš).

Nishab ditetapkan dalam syariah dan punya hikmah antara lain untuk memastikan bahwa hanya mereka yang kaya saja yang wajib membayar zakat. Jangan sampai orang miskin yang sesungguhnya tidak mampu diwajibkan untuk mengeluarkan zakat.

Namun nisab masing-masing jenis harta sudah ditentukan langsung oleh Rasulullah SAW. Dan kalau dikomparasikan antara nisab jenis harta tertentu dengan nisab lainnya dari nilai nominalnya, maka sudah pasti tidak sama.

Misalnya, nisab zakat emas adalah 85 gram. Sedangkan nisab zakat beras adalah 520 kg. Bila dinilai secara nominal, harga 85 gram emas itu berbeza dengan harga 520 kg beras. Kita tidak bilang bahawa ketentuan nisab ini tidak adil.

Sebab yang menentukan semua itu tidak lain adalah Rasulullah SAW sendiri. Tentunya apa yang Nabi SAW tentukan pasti datang dari Allah SWT, sebagai sebuah ketetapan dan hukum yang absolut dan mutlak.

Jadi kita perlu sadar bahawa jenis harta itu memang berbeza-beza, maka wajar pula bila nilai nominal nisabnya pun berbeza pula.

D. HAUL (SUDAH DIMILIKI SETAHUN)

Istilah haul dalam bahasa Arab maknanya adalah as-sanah (Ű§Ù„ŰłَّنَŰ©) yang berarti tahun dan juga bermakna putaran, dikatakan (Ű­Ű§Ù„ Ű§Ù„ŰŽÙŠŰĄ Ű­ÙˆÙ„Ű§), sesuatu berputar.

Secara penggunaan istilah dalam masalah zakat, istilah haul bererti jangka waktu satu tahun qamariyah untuk kepemilikan atas harta yang wajib dizakatkan.

Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW :

Ù„Ű§َ ŰČَكَۧ۩َ فِي مَŰ§Ù„ٍ Ű­َŰȘَّى يَŰ­ُول Űčَلَيْهِ Ű§Ù„ْŰ­َوْل

"Tidak ada kewajiban mengeluarkan zakat hingga harta itu berjalan padanya masa (dimiliki selama) satu tahun. (HR. Ibnu Majah)

Para ulama telah menetapkan bahwa bila seseorang memiliki harta hanya dalam waktu singkat, maka dia tidak boleh dikatakan sebagai orang kaya. Sehingga ditetapkan harus ada masa kepemilikan minimal atas sejumlah harta, agar pemiliknya dikatakan sebagai orang yang wajib membayar zakat.

Yang penting untuk diketahui, bahawa batas kepemilikan ini dihitung berdasarkan lama satu tahun hijriyah, dan bukan dengan hitungan tahun masehi. Dan sebagaimana diketahui, bahawa jumlah hari dalam setahun dalam kalender hijriyah lebih sedikit dibandingkan kalender masehi.

Maka menghitung jatuh tempo pembayaran zakat tidak sama dengan menghitung tagihan pajak. Jatuh tempuh zakat dihitung berdasarkan kalender qamariyah.

Sebagai ilustrasi, bila seseorang pada tanggal 15 Rajab 1425 H mulai memiliki harta yang memenuhi syarat wajib zakat, maka setahun kemudian pada tanggal 15 Rajab 1426 H dia wajib mengeluarkan zakat atas harta itu.

Seluruh zakat menggunakan perhitungan haul ini, kecuali zakat rikaz, zakat tanaman dan turunannya, zakat KWSP. Zakat-zakat itu dikeluarkan saat menerima harta, tanpa menunggu haul.

E. MELEBIHI KEPERLUAN DASAR

Mazab Al-Hanafiyah dalam kebanyakan kitab mereka menambahkan syarat zakat, yaitu bahawa sebuah harta baru diwajibkan untuk dizakatkan, manakala pemiliknya telah terpenuhi hajat dasarnya atas harta itu. Sedangkan mazhab lainnya tidak secara eksplisit menyebutkan syarat ini dalam kitab-kitab mereka.

Sebab bila seseorang yang punya harta banyak, namun dia juga punya hajat dasar atau tanggungan yang lebih banyak lagi, maka pada hakikatnya dia justru orang yang kekurangan.

a. Hajat Hidup Bukan Gaya Hidup

Harus dibezakan antara hajat hidup dengan gaya hidup. Hajat hidup adalah hajat yang paling dasar yang diperlukan oleh seseorang untuk bertahan hidup. Semua manusia punya hajat hidup yang sama, baik dia kaya atau dia miskin.

Sedangkan bila kita bicara tentang gaya hidup, tentu tiap orang berbeza-beza gaya hidupnya. Ada orang yang gaya hidupnya bermewah-mewah, meski sesungguhnya dia termasuk kategori miskin, sehingga untuk memenuhi gaya hidup itu dia harus memaksakan diri, termasuk dengan cara berhutang.

Sebaliknya, ada orang yang gaya hidupnya sederhana meski sesungguhnya dia orang berpunya, kaya dengan harta berlimpah.

b. Hajat Hidup Tiap Orang Sama

Hajat hidup jelas berbeda dengan gaya hidup, dan yang dibahas disini adalah hajat hidup, bukan gaya hidup. Hajat hidup tiap orang sama, dan itulah yang dibicarakan oleh para ulama ketika menentukan batasan besarnya zakat fithrah dan juga fidyah.

Orang kaya yang hartanya berlimpah mengeluarkan zakat fithrah yang besarnya sama dengan orang biasa, tidak lebih dan tidak kurang, yaitu 3.5 Kg beras. Kalau pun ada sedikit perbezaan, hanya pada kualiti berasnya saja. Memang dihimbau agar orang kaya kalau mengeluarkan zakat fitrah dengan beras, mengukurnya dengan harga besar yang biasanya dimakannya.

Tetapi semahal-mahalnya beras yang dimakan, tentu harganya tidak akan terpaut terlalu jauh. Beras dengan kualiti menengah saat ini 5kg harganya RM 13. Dan beras yang paling mahal katakanlah beras kualitas terbaik yang diimpor dari Pakistan, harganya 5kg RM 25.
 Dan orang biasa kalau mengeluarkan zakat fithrah, nilainya tidak terlalu terpaut jauh dari nilai orang kaya.Semua kerana yang di zakati itu hanyalah hajat hidup manusia, dimana standarnya tidak akan terlalu terpaut jauh antara satu orang dengan orang lain.

F. SELAMAT DARI HUTANG

Sebagian ulama menambahkan syarat terakhir, yaitu bila seseorang memiliki harta yang memenuhi kriteria di atas, namun dirinya sendiri punya hutang kepada pihak lain, maka dia tidak lagi punya kewajiban membayar zakat.

Namun yang dimaksud dengan hutang disini bukan sembarang hutang. Apalagi di masa sekarang ini, roda perekonomian di bangun di atas hutang. Perusahaan-perusahaan besar itu dimodali oleh bank. Dan bank itu mendapat wang dari para nasabahnya.

Maka boleh dibilang bahwa berhutang itu justru malah menjadi ciri khas orang kaya. Semakin kaya seseorang, pastilah semakin banyak hutangnya.

Lalu apakah orang-orang kaya ini menjadi bebas dari kewajiban membayar zakat, dengan alasan dia punya hutang?

Tentu jawabnya tidak demikian.

Hutang yang dimaksud sebagai penghalang dari seseorang membayar zakat bukan hutang bisnis, melainkan hutang yang sifatnya untuk memenuhi hajat hidup yang paling dasar.

Maka yang dimaksud dengan hutang disini adalah keadaan dimana seseorang mengalami tekanan kemiskinan yang kuat, sehingga sekedar untuk makan dan memenuhi hajat hidup yang paling dasar pun tidak ada. Padahal boleh jadi dirinya menjadi tulang belakang keluarga, dimana sekian banyak orang bergantung hidup pada dirinya.

Dan untuk itu dengan sangat terpaksa harus berhutang kepada orang lain.

Ketika si miskin ini suatu ketika mendapat rezeki, ada dua pilihan, pilihan pertama bayar hutang, dan pilihan kedua bayar zakat. Maka pilihan yang benar adalah membayar hutang. Dia tidak perlu bayar zakat, kerana hartanya itu lebih diutamakan untuk membayar hutang.

Amalan-amalan Kebaikan Kepada Allah SWT.

1.Mendoakan orang lain mendapatkan pahala sebanyak orang yang di doakan.

Melakukan amalan tanpa melakukannya dengan susah payah tapi mendapatkan pahala besar adalah hal yang sangat mustahil.Mendapatkan pahala besar tanpa mengeluarkan biaya,keringat dan tenaga.Salah satu amalan yang dapat dilaksanakan adalah mendoakan orang lain.

“Barang siapa yang mendoakan mukmin laki-laki atau pun perempuan nescaya Allah akan memberi pahala kebaikan dari setiap mukmin laki-laki dan perempuan  yang didoakannya.” (HR.al-Thabrani dan di anggap hasan oleh Albani.)

Maka perbanyaklah mendoakan orang lain dalam kebaikan dan ketakwaan.Dan janganlah kalian mendoakan mereka dalam keburukan ,suatu hal yang tak mungkin terjadi, memutus silaturahmi, dan  tak boleh mendoakan orang kafir agar di ampuni,tetapi boleh lah kalian berdoa agar ia di beri hidayah untuk masuk ke dalam islam.Salah satu doa yang mungkin biasa di praktikkan:
“Ya Allah, ampunilah dosa orang-orang muslim baik laki-laki maupun wanita, baik  yang masih hidup,atau yang telah meninggal dunia.dengan rahmat Mu  Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

2.Kelebihan Zikir Kepada Allah SWT.

a.Zikir lebih banyak daripada dunia dan seisinya.

Apakah ada kekayan yang lebih tinggi nilainya daripada dunia dan seisinya? Ziikir adalah salah satunya.Amalan ini ringan tapi dan memerlukankan waktu yang singkat tapi dapat mengalahkan nilai kekayan dunia dan seisinya.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Aku membaca: Subhaanallah wal hamdulillah walaailaaha illallahu wallahu akbar (Maha Suci Allah,segala  puji bagi Allah, Tiada Tuhan yang berhaq di sembah selain Allah dan Allah Maha Besar). Bacaan itu lebih aku sukai daripada mendapat kekayaan sebanyak apa yang dibawah sinar matahari.”(HR.Muslim)

Maka perbanyaklah zikir ia adalah amalan yang ringan tapi bernilai berat disisi Allah Subhaanahu Wa Taa’la.

b.Zikir yang pahalanya lebih daripada membebaskan sepuluh hamba sahaya.

Membebaskan seorang hamba sahaya mengeluarkan perbelanjaan yang besar.Dan apalagi membebaskan sepuluh orang hamba sahaya yang pada di zaman ini hamba sahaya sudah tidak ditemukan lagi. Oleh itu, amalan ini berpahala imbang dengan membebaskan sepuluh orang hamba sahaya, dalam hadisnya Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang membaca:

 “ ..Ù„Ű§َ Ű„ِلَـهَ Ű„ِÙ„Ű§َّ Ű§Ù„Ù„Ù‡ُ وَŰ­ْŰŻَهُ Ù„Ű§َ ŰŽَ۱ِيْكَ لَهُ، لَهُ Ű§Ù„ْمُلْكُ وَلَهُ Ű§Ù„ْŰ­َمْŰŻُ وَهُوَ Űčَلَى كُلِّ ŰŽَيْŰĄٍ قَŰŻِيْ۱ُ.

“Laa ilaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu, lahulmulku wa huwalhamdu wahuwa ‘alaa kulli syay-‘in qadiyr”

(Tidak ada Illah yang berhak di sembah selain Allah yang tunggal,tiada sekutu baginya.Bagi-Nya kekuasaan dan puji-pujian dan dia berkuasa atas segala sesuatu),"

Pada setiap hari seratus kali maka baginya sama dengan memerdekakan sepuluh hamba sahaya dan tertulis baginya seratus kebaikan dan dihapus daripadanya seratus dosa dan menjadi perlindungan baginya sepanjang hari itu hingga petang hari.Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama dari yang berbuat seperti itu atau yang lebih banyak dari pada itu.”(disepakati oleh Bukhari dan Muslim)

c.Zikir yang pahalanya memenuhi timbangan amal.

Pada hari akhir nanti semua orang akan ditimbang oleh Allah SWT akan amal perbuatannya.Apabila lebih berat pahalanya maka ia akan dimasukan ke dalam syurga dan apabila lebih berat dosanya maka ia akan dimasukan ke dalam neraka.Nauzubillahi min zaalik.Nah amalan ini ringan tidak susah di amalkan namun berat dalam timbangan.

 Dari Abu Malik Al-asy’ari radhiallohu ‘anhu,Rasulullah SAW bersabda:“Kebersihan itu separuh keimanan,dan ucapan alahamdulillah itu memenuhi timbangan amal,dan Subhaanallahi walhamdulillah itu memenuhi keduanya atau memenuhi antara langit dan bumi.”(HR Muslim)

Apabila kita mengucapkannya dengan keyakinan mantap maka tidaklah ringan timbangan kita di hari kiamat kelak.Insya Allah.

Dan pada hadis lain: “Ada dua kalimat yang ringan di ucapkan di lisan,dicintai oleh Allah Yang Maha Penyayang,berat di timbangan yaitu Subhaanallah wabihamdih Subhaanallahi bil ‘adziim.” (HR.Bukhari dan Muslim)

 Dengarkan pesan ini: kunci kejayaa  ada perhatian dan kerajinan.Tidak usah berfikir panjang lebar kerana zikir ini tidak berat.

d.Zikir yang mendatangkan seribu kebaikan dan menghapuskan seribu dosa.

Di dunia ini tidak ada yang tidak berdosa.Semua orang mesti pernah melakukan dosa.Dosa itu tidak mudah di hapus di hadapan Allah.Misalnya kita harus beristighfar,bertaubat, dll. Tapi dengan zikir ini dosa-dosa boleh terhapus hingga beribu-ribu dosa.

Sabda Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Apakah seorang diantara kamu tidak mampu mengerjakan seribu kebaikan dalam setiap harinya? Salah seorang sahabat yang ikut duduk bersama baginda bertanya:”Bagaimana cara salah seorang diantara kami dapat mengerjakan seribu kebaikan?”Baginda menjawab:”Membaca tasbih (subhaanallah) seratus kali dapat mendatangkan seribu kebaikan atau menghapus seribu dosa atau kesalahan.”(HR.Muslim)

e.Zikir yang dibalasi pohon kurma di syurga.

Pohon kurma adalah pohon yang mempunyai banyak barakah didalamnya.Diantaranya dapat menguatkan badan,menyambuhkan berbagai penyakit, dll.Pohon kurma tidak kita temukan di negara kita melainkan hanya tumbuh didataran Arab Saudi.Ada cara praktis agar kita dapat menanam pohon kurma yang nantinya akan kita nikmati di dalam syurga.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alihi Wasallam bersabda: “Barang siapa yang membaca zikir Subhaanallahil ‘adziimi wabihamdihi (Maha Suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya) maka akan ditanamkan untuknya sepohon kurma di syurga.”(HR.Al-thirmidzi dan dianggap shahih oleh al-Albani)

Oleh kerana itu marilah kita membuat hutan kurma di syurga sejauh mata kita memandang.

 3.Doa Masuk Pasar Untuk Mendapatkanta Keutamaan.

Hendaklah diantara  kalian mengucapkan doa sebelum masuk kedalam pasar. 
Dari ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ ŰŻَŰźَلَ Ű§Ù„Űłُّوق فَقَŰ§Ù„َ : Ù„Ű§ Ű„ِلَه Ű„ِلَّۧ Ű§Ù„Ù„َّه وَŰ­ْŰŻÙ‡ Ù„Ű§ ŰŽَ۱ِيك لَهُ، لَهُ Ű§Ù„ْمُلْك وَلَهُ Ű§Ù„ْŰ­َمْŰŻ، يُŰ­ْيِي وَيُمِيŰȘُ، وَهُوَ Ű­َيّ Ù„Ű§ يَمُوŰȘ، ŰšِيَŰŻِهِ Ű§Ù„ْŰźَيْ۱ُ، وَهُوَ Űčَلَى كُلّ ŰŽَيْŰĄ قَŰŻِÙŠŰ±، كَŰȘَŰšَ لَهُ ŰŁَلْفَ ŰŁَلْفِ Ű­َŰłَنَŰ©ٍ، وَمَŰ­َۧ Űčَنْهُ ŰŁَلْفَ ŰŁَلْفِ ŰłَيِّŰŠَŰ©ٍ، وَ۱َفَŰčَ لَهُ ŰŁَلْفَ ŰŁَلْفِ ŰŻَ۱َŰŹَŰ©ٍ – وفي Ű±ÙˆŰ§ÙŠŰ©: ÙˆŰšÙ†Ù‰ له ŰšÙŠŰȘًۧ في Ű§Ù„ŰŹÙ†Ű© –

“Barangsiapa yang masuk pasar kemudian membaca (zikir): “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir”

[Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, ditangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu]”,

maka allah akan menuliskan baginya satu juta kebaikan, menghapuskan darinya satu juta kesalahan, dan meninggikannya satu juta derajat – Dalam riwayat lain: dan membangunkan untuknya sebuah rumah di syurga"

 ”[HR at-Tirmidzi (no. 3428 dan 3429), Ibnu Majah (no. 2235), ad-Daarimi (no. 2692) dan al-Hakim (no. 1974) dari dua jalur yang saling menguatkan. Dinyatakan hasan oleh imam al-Mundziri (dinukil oleh al-mubarakfuri dalam kitab “’Aunul Ma’bud” 9/273) dan syaikh al-Albani dalam kitab “Shahihul jaami’” (no. 6231).)

Hadits yang mulia ini menunjukkan sangat besarnya keutamaan dan pahala orang yang membaca zikir ini ketika masuk pasar [Lihat kitab “Syarhu shahihil Bukhari Libni Baththaal” (11/256) dan “Tuhfatul ahwadzi” (9/272).]

Imam ath-Thiibi berkata, “Barangsiapa yang berzikir kepada Allah (ketika berada) di pasar maka dia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang Allah Ta’ala berfirman tentang keutamaan mereka,

{۱ِŰŹَŰ§Ù„ٌ Ù„Ű§ ŰȘُلْهِيهِمْ ŰȘِŰŹَۧ۱َŰ©ٌ وَÙ„Ű§ ŰšَيْŰčٌ Űčَنْ Ű°ِكْ۱ِ Ű§Ù„Ù„َّهِ وَŰ„ِقَŰ§Ù…ِ Ű§Ù„Ű”َّÙ„Ű§Ű©ِ وَŰ„ِيŰȘَۧۥِ Ű§Ù„ŰČَّكَۧ۩ِ يَŰźَŰ§Ùُونَ يَوْمًۧ ŰȘَŰȘَقَلَّŰšُ فِيهِ Ű§Ù„ْقُلُÙˆŰšُ وَŰ§Ù„ŰŁŰšْŰ”َۧ۱ُ، لِيَŰŹْŰČِيَهُمُ Ű§Ù„Ù„َّهُ ŰŁَŰ­ْŰłَنَ مَۧ ŰčَمِلُÙˆŰ§ وَيَŰČِÙŠŰŻَهُمْ مِنْ فَ۶ْلِهِ وَŰ§Ù„Ù„َّهُ يَ۱ْŰČُقُ مَنْ يَŰŽَۧۥُ ŰšِŰșَيْ۱ِ Ű­ِŰłٍَۧۚ}

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas” (QS an-Nuur:37-38) [Dinukil oleh al-Mubarakfuri dalam kitab “Tuhfatul ahwadzi” (9/273).]

4.Memberi Kelonggaran bagi Yang Berhutang Akan Mendapatkan Pahala Sedekah Dua Kali Ganda.

Sudahkah kalian mersakan betapa beratnya bersedekah.Mengeluarkan wang yang menurut kita sangat bererti bagi kita.Kan tetapi ada juga amalan yang menyumbang secara tidak sengaja.Dalam hadist satu ini.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang memberi tempuh kepada seorang belum mampu membayar hutang maka setiap hari ia memiliki sedekah sampai hutang itu jatuh tempuh.Jika jatuh tempuh dan orang itu belum mampu membayar hutangnya kemudian ia memberi kelonggaran lagi, maka setiap hari ia bersedekah dua kali lipat dari harta yang dipinjamkannya.”(Dianggap shahih oleh Hakim dan disepakati oleh Al-Bani.)

Amalan ini dapat kita lakukan  dengan cara memberi tempuh kepada orang yang belum mampu membayar hutang kepada kita.Kita tidak berinfak kepada orang lain tetapi hanya memberi kelonggaran terhadap orang yang berhutang tetapi kita akan mendapatkan pahala berinfak.

6.Menjenguk Orang Sakit Didoakan oleh 70.000 para Malaikat.

Malaikat adalah makhluk yang maksum.Dalam artian malaikat adalah makhluk yang tidak memiliki dosa dan salah.Oleh kerana itu doa para malaikat akan mudah dikabulkan oleh alloh subhaanahu wata’ala.Dan sangat bagus kalau kita bias di doakan oleh malaikat.Tips berikut yang di ajarkan oleh Rasulullah agar kita bias di doakn oleh  para malaikat.

“Tiada seorang muslim yang menjenguk seorang muslim pada waktu pagi melainkan dia didoakan oleh 70.000 malaikat hingga sore hari.Dan ia menjenguk pada sore hari maka ia di doakan oleh 70.000 malaikat hingga pagi harinya.Dan akan mendapatkan jaminan buah-buahan yang siap di petik di dalam syurga.”(HR .Tirmidzi dan dia berkata hasan dianggap shahih oleh al-Bani)

Menjenguk orang sakit mudah dilakukan sesambi kita mempererat tali silaturahmi dan kekerabatan.Apalagi menjenguk orang sakit adalah salah satu kewajiban muslim terhadap muslim lainnya.

“Sesungguhnya Rasulullah Sallallohu ‘Alihi Wasallam bersabda:”Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam.Dikatakan kepada beliau, apa itu Yaa Rasuulullah?? Rasulullah Shallallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda:”engkau hendaknya memberi salam ketika bertemu kepadanya,menghadirinya undangannya, memberi nasihat ketika ia meminta, mendoakanya ketika ia bersin jika ia memuji Allah,dan menjenguknya ketika ia sakit, dan engkau selenggarakn jenazahnya jika ia meninggal dunia.”(HR.Muslim)

7.Membaca Satu Huruf dari Al-Qur’an Mendapat Sepuluh Pahala.

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasllam bersabda:“Barang siapa yang membaca satu huruf dari al-qur’an maka ia mendapat satu kebaikan dan setiap kebaikan mempunyai sepuluh kelipatan pahala. Aku tidak mengatakan Aliflaammim itu satu huruf, tapi aliif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.”(HR,Tirmidzi)

Membaca al-qur’an sangat mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, bisa kita lakukan dengan murojaah, dalam sholat dll.Al-qur’an adalah bacaan yang mulia oleh karena itu kita sangat dianjurkan untuk membacanya, terlebih lagi kalau kita menghafal,mentadaburi, mengamalkan, dan mendakwah kannya.Berapa besar pahala yang kita dapatkan.Terlebih lagi apabila kita membacanya hingga khatam.Belum lagi termasuk doa-doa yang kita baca dalam al-qur’an, selain kita mendapatkan pahala kita juga dapat berdoa untuk diri kita dan banyak manfaat lain dalam membaca al-qur’an.

Para imam terdahulu salah satu contohnya adalah imam Syafi’I mampu mentamatkan al-qur’an 60 kali dalam bulan Ramadhan.Memang para ulama terdahulu sangat serius sekali dalam bertadarrus di bulan Ramadhan.Dan yang lainnya adalah:

a.Usman bin Affan radhiallohu ‘anhu menamatkan al-qur’an setiap hari dalam bulan Ramadhan.

b.Al-Aswad menamatkan tadarrusnya setiap malam dalam bulan Ramadhan.

c.Qatadah menamatkan tadarrusnya setiap tiga hari dalam bulan Ramadhan, tapi kalau masuk sepuluh malam terakhir Ramadhan, dia menamatkan setiap malam sekali.

Waktu yang mudah untuk kita menghafalkan atau membaca al-qur’an yaitu setelah maghrib sampai ‘isya dan setelah shubuh.Waktu-waktu itu mempermudah kita menghafal dan menbaca al-qur’an , sehingga kita dapat lebih konsentrasi, mudah mengingat dan mudah dalam mentadaburi al-qur’an.Selain itu kita dapat melakukanya pada saat kita mempunyai waktu luang yang kosong.Dan bagi kamu yang belum lancar membaca al-qur’an kamu akan mendapatkan bonus tambahan.

Lihat janjinya dalam sabda nabi shallallohu ‘alihi wasallam: “Orang yang membaca al-qur’an secara mahir maka dia bersama para malaikat yang mulia, sedangkan yang membaca al-qur’an secara terbata-bata dan kesulitan maka baginya dua pahala.”(HR.Bukhari dan Muslim)

Sebelum mebaca al-qur’an maka perhatikan adab-adabnya agar mendapatkan kesempurnaan pahala.Yaitu:

a.Bersucilah sebelum membaca la-qura’n agar suci dari hadas besar dan hadas kecil, dan juga duduklah dengan sopan dan tenang

 b.Hendaklah membacanya dengan tartil dan tidak cepat-cepat, agar kamu sekalian dapat menghayati apa yang dibaca.

Rasulullah shallallohu ‘alihi wasallam bersabda: “Siapa saja yang membaca al-qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, bererti dia tidak memahami.”(HR.Ahmad dan para penyusun kitab-kitab sunan)

c.Bacalah al-qur’an dengan khusyu’.Dikalau boleh menggambarkan rona duka cita atau tangis di wajah kerana sentuhan ayat Allah yang dibaca.

Rasulullah Shallallahu ‘Alihi Wasallam bersabda: ”Bacalah al-qur’an dan menangislah, apabila kamu tidak bisa menangis maka usahakanlah seakan-akan engkau menangis (kerana ayat yang engkau baca)”(HR.Al-Bazzar)

Allah juga menjelaskan dalam suatu ayat tentang sifat-sifat hamba-Nya yang solih:

“Dan mereka atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.”(Surah.Al-isra’ ayat 109)

d.Agar membaguskan suara saat membaca, sebagaimana sabda rasulullah sallallohu ‘alihi wasallam:

”Hiasilah al-qur’an dengan suaramu.” (HR.Ahmad, Ibnu Majah dan Hakim)

Ada juga hadis lain yang membahas tentang ini: “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan al-qur’an.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Maksud dalam hadis ini adalah membaca al-qur’an dengan susunan bacaan yang jelas makhraj hurufnya, panjang pendek bacaannya, dan tidak keluar dari ketentuan kaidah tajwid.

e.Membaca al-qur’an dimulai dengan isti’adzah.

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan bila kamu akan membaca al-qur’an, maka mintalah perlindungan kepada alloh dari godaan-godaan syetan yang terkutuk.”(Surah al-Nahl ayat 98)

Apabila membaca al-qur’an dimulai dari awal surat maka setelah membaca isti’adzah dianjurkan untuk membaca basmallah, tapi apabila membaca al-qur’an tidak berada pada awal surah maka tidak dianjurkan untuk membaca basmallah.Namun apabila pada surat at-Taubah maka tida dianjurkan membaca basmallah,cukup dengan membaca isti’azah.

f.Membaca al-qur’an dengan berusaha tahu artinya dan memahami inti ayat yang dibaca.Firman Alloh ta’ala: “Apakah mereka tidak memperhatikan al-qur’an, ataukah hati mereka terkunci?”(Surah.Muhammad ayat 24)

g.Tak perlu membaca al-qur’an dengan suara keras dan tempat yang banyak orang.Namun cukup dengan suara pelan, lirih atau dalam hati saja secara khusyu’.Dan jangan sampai menganggu temanmu yang lain yang sedang solat.

Rasulullah Sallallahu ‘Alihi Wasallam bersabda: “Orang yang terang-terangan membaca al-qur’an, sama dengan orang yang terang-terangan dalam shodaqoh.”(HR.Tirmidzi,Nasa’I,dan Ahmad)

Dan diusebutkan juga dalam hadisnya: “ingatlah setiap hari dari kamu bermunajat kepada rabb-Nya, maka janganlah salah satu dari kamu menganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh mengangkat suara dari yang lain di dalam membaca al-qur’an.”(HR.Abu Dawud, Nasa’I, Baihaqi, dan Hakim)

Oleh kerana itu jangalah kita sia-siakan bacaan al-qur’an yang kita baca karena kita tida memperhatikan sunnah-sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alihi Wasallam yang baginda ajarkan pada kita.

9.Belajar Di Masjid atau Membaca Al-qur’an Pahalanya Lebih Besar Daripada Mendapat Unta Dua Ekor

Pernahkah dari kalian mndapat kan seekor unta.Unta di negri kita tidak dapat ditemukan.Adapun jika pergi ke dataran Arab unta termasuk binatang yang sangat mahal harganya.Dengan membaca al-Qur’an di masjid atau sekedar untuk belajar saja maka kita setara dengan memiliki dua ekor unta tanpa harus pergi untuk membeli ke dataran Arab dan tidak mengeluarkan uang sedikit pun.Dan juga masih banyak keutamaan lainya jika kamu mengerjakan amalan yang bermanfaat di dalam masjid.Seperti mendengarkan kajian dan lain-lain.

Rasulullah Salallahu ‘Alihi Wasallam bersabda: “Siapakah diantara kalian yang pergi buthaah atau al-‘aqiiq kemudian ia pulang dengan membawa dua ekor unta yang bagus-bagus tanpa berbuat dosa atau memutuskan tali persaudaraan? Kami menjawab, “kami semua menginginkan “.

Rasulullah Salallahu ‘Alihi Wasallam bersabda:”Mengapa kamu tidak pergi ke masjid kemudian kamu belajar disana atau membaca dua ayat dari kitab Allah Subhaanahu Wa Ta’ala maka itu lebih baik daripada dua ekor unta dan bila belajar atau membaca tiga atau empat ayat maka lebih baik dari tiga atau empat unta dan selanjutnya setiap hitungan sama dengan hitungan  unta.”(HR.Muslim dan Ahmad)

Oleh kerana itu marilah kita berlomba-lomba untuk mendapatkan unta sebanyak-banyaknya.

10.Muadzin atau Tukang Azan Mendapat Pahala Sebanyak Orang Solat Bersamanya dan wajib Masuk Syurga.

a.Pahala Sebanyak Pahala Orang Solat Bersamanya.

“Muazin (tukan azan) itu akan diampuni dosa-dosanya sesuai dengan panjangnya suara azan dan pahala seperti orang-orang yang sholat bersamanya.”(HR.Al-Thabrani.Dianggap shahih ole al-Bani)

Dalam hadis ini berisikan terdapat dua pahala bagi seorang muazin yaitu:

1.Dihapus dosa-dosanya.Berapalah dosa yang terhapus? Dosa yang terhapus sesuai dengan panjangnya suara jangkauan azannya.Artinya semakin besar dan panjang jangkauannya maka semakin banyak pahala yang akan terhapus.wallohu a’lam bisshowaab.

2.Seoarang muadzin mendapat pahala sebanyak orang yang solat bersamanya.Jika semakin banyak orang yang pergi solat ke masjid kerana mendengar seruan azan darinya maka artinya ia mengajak orang lain dalam kebaikan dan ketakwaan.Termasuk pekerjaan yang mulia bukan??

b.Wajib Masuk Syurga.

“Barang sipa yang mengumandangkan azan selama dua belas tahun maka ia wajib masuk syurga.Sekali azan pada tiap hari ia memperoleh enam puluh kebaikan dan setiap iqamah memperoleh tiga puluh kebaikan.”(HR. Ibnu Majah dan Dianggap shahih oleh al-Bani)

Subhaanalloh besar sekali bukan ganjaran yang Allah berikan kepada seorang muazin.Kerana menjadi seorang muazin adalah pekerjaan yang sangat mulia yaitu mengajak muslim atau muslimah untuk mengingat Allah. Seorang muazin akan masuk syurga jika ia menjadi seorang muazin selama dua belas tahun secara berturu-turut.Apabila dari kalian tertarik ingin menjadi seorang muazin, maka hadis ini insya Allah akan menguatkan niat kalian untuk menjadi seoprang muazin.

Nabi Muhammad sallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhya hamba Allah pilihan adalah orang yang memperhatikan matahari, bulan, bintang ,dan bayangan,untuk mengingat Allah ‘Azza  Wajalla.”(As-shilsilah as-Shohihah:vi/1299)

Hadis ini menjelaskan keutamaan bagi para muazin yang ikhlas.Hadis ini disampaikan agar seorang seorang muslim berhasrat kuat untuk menjadi bagian dari mereka, atau turut bersama mereka-walau sesekali dalam memperoleh kebaikan yang dikabarkan nabi SAW..

11.Solat Sekali Dimasjidil Haram Sebanding Lebih 100.000 (seratus ribu) Kali di Tempat Lain.

Dari Jabir Radhiallohu ‘anhu bahwasanya rasululloh sallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Solat dimesjidku (masjid nabawi) lebih baik dari seribu kali dari seribu kali solat di masjid lainnya kecuali di masjidil haram (makkah).Dan solat di masjidil haram lebih baik dari 100.000(seratus ribu) solat di masjid lainnya.”(HR.Ibnu Majjah, di shahihkan oleh al-Bani)

Bila ada kesempatan untuk pergi kesana jangan sia-siakan waktu kita untuk tidak solat disana walaupun hanya solat satu kali saja.Kerana mashlahat yang didapat dari solat disana yaitu lebih baik dari seribu kali solat dari masjid lainnya kecuali masjidil haram.Syukur-syukur jika kalian boleh mengunjungi solat di Masjidil haram.Misal apabila kita sedang berhaji lalu solat disana selama 10 hari berturut-turut lima waktu solat.Maka seakan –akan kita sebanding dengan solat sejuta per hari atau lebih dari dua ribu tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun.Subhaanalloh.

12.Beberapa Amalan Yang Pahalanya Mengalir Terus Hingga Hari Kiamat.

Rasulullah SAW  bersabda: “Jika seorang manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yakni: sedekah jariyyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang senantiasa mendoakannya.”(HR Muslim)

Perkara-perkara ini sangat penting untuk kita siapkan selagi nyawa masih didalam raga sebelum jasad ini sudah tidak boleh berdaya lagi dan mumpung selagi ada kesempatan.Sedekah jariyyah adalah semua sumbangan untuk kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain dan masyarakat.

Misalnya menyumbang jalan,membangun masjid, membantu pelaksanaaan pengajian, ceramah dan lain-lain yang didasari dengan niat ikhlas dan berasal dari barang atau uang yang halal.Ilmu yang bermanfaat adalah semua ilmu yang dapat dimanfaatkan  untuk kebaikan.Suatu ilmu yang kita peroleh dari mencarinya lalu kita ajarkan kepada orang lain dan bermanfaat baginya dan ia amalkan ilmu itu maka ganjaran pahala mengalir bagi orang yang mengajarkan ilmu itu walaupun orang yang mengajarkannya itu sudah meninggal dunia.Seperti mengajarkan mengaji, solat dan lain-lain.dan jangan lupa apabila kalian sudah memiliki anak, maka didiklah ia agar ia menjadi anak yang soleh yang dapat mendoakan orang tuanya dan membantunya jika orang tuanya sudah meninggal dunia.

Rasulullah SAW bersabda: “Diantara yang akan ditemui seorang mu’min dari amal dan kebaikanya sepeninggalnya adalah:ilmunya yang diajarkan dan disebar luaskan, anak soleh yang ditinggalkannya, al-qur’an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia bangun dan ia gunakan untuk fi sabilillah, sungai(mata air) yang ia gali,dan sedekah yang ia infakkan dari harta kejayaannya semasa sehatnya dan semasa hidupnya, niscaya itu akan ditemuinnya sepeninngalnya.”(HR.Ibnu Majah, dianggap hasan ole al-Bani)

13.Doa Anak yang Mengangkat Derajat Orang Tua  di syurga.

Kamu semua pasti terlahir karena adanya orang tua bukan?Perlu disadari orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam diri kita.Merekalah yang mendidik kita, mengurusi kita dari semasa kita kecil hingga kita dapat berjalan dengan mandirinya.Oleh karena itu berbakti kepada mereka adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah.Untuk muslimah ia wajib hingga ia menikah, maka berpindah kewajiban kepada suaminya.Jika berbicara kepada mereka hendaknya dengan perkataan yang santun dan sopan,hormat kepadanya, agar Allah menjauhkan dari kalian akan murkanya.Sudahkah kalian sudah membalas jasa mereka?

Sunday, December 6, 2015

Cara Pembayaran Fidyah Puasa.

Para ulama Hanafiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah sepakat bahwa fidyah dalam puasa dikenai pada orang yang tidak mampu menunaikan qada’ puasa. Hal ini berlaku pada orang yang sudah terlalu tua yang tidak mampu lagi berpuasa, serta orang sakit dan sakitnya tidak kunjung sembuh. Pensyariatan fidyah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

وَŰčَلَى Ű§Ù„َّŰ°ِينَ يُŰ·ِيقُونَهُ فِŰŻْيَŰ©ٌ Ű·َŰčَŰ§Ù…ُ مِŰłْكِينٍ

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin” (QS. Al Baqarah ayat 184).

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

هُوَ Ű§Ù„ŰŽَّيْŰźُ Ű§Ù„ْكَŰšِÙŠŰ±ُ وَŰ§Ù„ْمَ۱ْŰŁَŰ©ُ Ű§Ù„ْكَŰšِÙŠŰ±َŰ©ُ Ù„Ű§َ يَŰłْŰȘَŰ·ِيŰčَŰ§Ù†ِ ŰŁَنْ يَŰ”ُومَۧ ، فَلْيُŰ·ْŰčِمَŰ§Ù†ِ مَكَŰ§Ù†َ كُلِّ يَوْمٍ مِŰłْكِينًۧ

“(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin”.(HR. Bukhari no. 4505.)

Jenis dan Kadar Fidyah.

Ulama Malikiyah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa kadar fidyah adalah 1 mud bagi setiap hari tidak berpuasa. Ini juga yang dipilih oleh Thowus, Sa’id bin Jubair, Ats Tsauri dan Al Auza’i. Sedangkan ulama Hanafiyah berpendapat bahwa kadar fidyah yang wajib adalah dengan 1 sho’ kurma, atau 1 sho’ sya’ir (gandum) atau ½ sho’ hinthoh (biji gandum). Ini dikeluarkan masing-masing untuk satu hari puasa yang ditinggalkan dan nantinya diberi makan untuk orang miskin. (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/11538.)

Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Jumhur (majoriti ulama) berpendapat bahawa fidyah satu mud bagi setiap hari yang ditinggalkan”.(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8/21.)

Beberapa ulama belakangan seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Sholih Al Fauzan  (Al Muntaqo min Fatawa Syaikh Sholih Al Fauzan, 3/140.  Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 66886.)  dan Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa Saudi Arabia) mengatakan bahawa ukuran fidyah adalah setengah sho’ dari makanan pokok di negeri masing-masing (baik dengan kurma, beras dan lainnya). Mereka mendasari ukuran ini berdasarkan pada fatwa beberapa sahabat di antaranya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Ukuran 1 sho’ sama dengan 4 mud. Satu sho’ kira-kira 3 kg. Setengah sho’ kira-kira 1½ kg.

Menurut Pusat Zakat Selangor : Kadar fidyah bagi tahun 1435H ialah RM 1.80 sehari.

Pengiraan Fidyah (beras)

1 gantang baqdad = 2.7kg

1 cupak beras = 675g atau bersamaan dengan RM 1.80 bagi sehari yang ditinggalkan.

Yang lebih tepat dalam masalah ini adalah dikembalikan pada ‘urf (kebiasaan yang lazim). Maka kita dianggap telah sah membayar fidyah jika telah memberi makan kepada satu orang miskin untuk satu hari yang kita tinggalkan.

Fidyah Tidak Boleh Diganti Wang Ringgit.

Perlu diketahui bahwa tidak boleh fidyah yang diwajibkan bagi orang yang berat berpuasa diganti dengan wang yang senilai dengan makanan kerana dalam ayat dengan tegas dikatakan harus dengan makanan. Allah Ta’ala berfirman,

فِŰŻْيَŰ©ٌ Ű·َŰčَŰ§Ù…ُ مِŰłْكِينٍ

“Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.”

Syaikh Sholih Al Fauzan hafizhohullah mengatakan, “Mengeluarkan fidyah tidak boleh digantikan dengan wang . Fidyah hanya boleh dengan menyerahkan makanan yang menjadi makanan pokok di daerah tersebut. Kadarnya adalah setengah sho’ dari makanan pokok yang ada yang dikeluarkan bagi setiap hari yang ditinggalkan. Setengah sho’ kira-kira 1½ kg. Jadi, tetap harus menyerahkan berupa makanan sebagaimana ukuran yang kami sebut. Sehingga sama sekali tidak boleh dengan wang. Kerana Allah Ta’ala berfirman (yang ertinya), “Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.” Dalam ayat ini sangat jelas memerintah dengan makanan.”

Cara Pembayaran Fidyah.

Inti pembayaran fidyah adalah mengganti satu hari puasa yang ditinggalkan dengan memberi makan satu orang miskin. Namun, model pembayarannya dapat diterapkan dengan dua cara,

1. Memasak atau membuat makanan, kemudian mengundang orang miskin sejumlah hari-hari yang ditinggalkan selama bulan Ramadhan. Sebagaimana hal ini dilakukan oleh Anas bin Malik ketika beliau sudah menginjak usia senja (dan tidak sanggup berpuasa) (Lihat Irwaul Gholil, 4/21-22 dengan sanad yang shahih.)

Memberikan kepada orang miskin berupa makanan yang belum dimasak. Alangkah lebih sempurna lagi jika juga diberikan sesuatu untuk dijadikan lauk. (Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’, 2/22.)

Pemberian ini dapat dilakukan sekaligus, misalnya membayar fidyah untuk 20 hari disalurkan kepada 20 orang miskin. Atau dapat pula diberikan hanya kepada 1 orang miskin saja sebanyak 20 hari.

 Al Mawardi mengatakan, “Boleh saja mengeluarkan fidyah pada satu orang miskin sekaligus. Hal ini tidak ada perselisihan di antara para ulama.” (Al Inshof, 5/383.)

Waktu Pembayaran Fidyah.

Seseorang dapat membayar fidyah, pada hari itu juga ketika dia tidak melaksanakan puasa. Atau diakhirkan sampai hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan oleh sahabat Anas bin Malik ketika beliau telah tua (.Lihat Irwaul Gholil, 4/21-22 dengan sanad yang shahih.)

Contoh kiraan :

Jika seseorang sakit kerana tua dan tak mampu berpuasa selama sebulan maka fidyahnya adalah : 30 x 0.675 kg beras = 20.25 kg beras di sedekahkan kepada fakir miskin.

Yang tidak boleh dilaksanakan adalah pembayaran fidyah yang dilakukan sebelum Ramadhan. Misalnya: Ada orang yang sakit yang tidak dapat diharapkan lagi kesembuhannya, kemudian ketika bulan Sya’ban telah datang, dia sudah lebih dahulu membayar fidyah. Maka yang seperti ini tidak diperbolehkan. Ia harus menunggu sampai bulan Ramadhan benar-benar telah masuk, barulah ia boleh membayarkan fidyah ketika hari itu juga atau boleh di himpunkan sehingga akhir Ramadhan. (Lihat Syarhul Mumthi’, 2/22.). Wallahu a'lam.

Semoga huraian ini bermanfaat.