Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Dari An-Nawwas bin Samaan r.a dari Nabi SAW, baginda bersabda maksudnya : “Kebaikan adalah akhlak yang baik sedangkan dosa adalah apa yang terlintas di jiwamu tetapi kamu benci atau takut diketahui oleh orang lain”
(Hadits Riwayat Imam Muslim ; hadis no. 2553, Imam Ahmad ; 4/182, At-Turmuzi ; hadis no. 2389, Ad-Darimi ; 2/322, Imam Bukhari dalam kitabnya “Al-Adab Al-Mufrad” ; hal. 295, 302 . Hadis ini ditashhih oleh Ibnu Hibban; Sahih Ibn Hibban, hal. 397.)
Berdasarkan hadis sahih di atas Nabi SAW menjelaskan bahawa segala kebaikan adalah akhlak yang baik begitu juga sesuatu yang berdosa itu adalah sesuatu yang terlintas dijiwa dan di takuti orang lain mengetahuinya.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Dari An-Nawwas bin Samaan r.a dari Nabi SAW, baginda bersabda maksudnya : “Kebaikan adalah akhlak yang baik sedangkan dosa adalah apa yang terlintas di jiwamu tetapi kamu benci atau takut diketahui oleh orang lain”
(Hadits Riwayat Imam Muslim ; hadis no. 2553, Imam Ahmad ; 4/182, At-Turmuzi ; hadis no. 2389, Ad-Darimi ; 2/322, Imam Bukhari dalam kitabnya “Al-Adab Al-Mufrad” ; hal. 295, 302 . Hadis ini ditashhih oleh Ibnu Hibban; Sahih Ibn Hibban, hal. 397.)
Berdasarkan hadis sahih di atas Nabi SAW menjelaskan bahawa segala kebaikan adalah akhlak yang baik begitu juga sesuatu yang berdosa itu adalah sesuatu yang terlintas dijiwa dan di takuti orang lain mengetahuinya.
Ajaran Islam melalui al-Quran dan as-sunnah banyak menjelaskan tentang kedudukan akhlak. Nabi SAW diutuskan oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak yang baik.
Sebagaimana sabda Nabi SAW yang bermaksud : "Tidak lah aku (Nabi SAW) diutus melainkan (antaranya) untuk menyempurnakan akhlak yang baik "
(Hadis Sahih Riwayat Imam Ahmad (2/381), Al-Bukhari dalam Al-Tarikh Al-Kabir (7/188)
Firman Allah SWT maksudnya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(Surah Al-Ahzab ayat 21)
Nabi SAW menjanjikan bahwa akhlak yang baik akan menjadi beratnya timbangan amal di akhirat nanti , sabda baginda yang bermaksud : “Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya (kelak diakhirat) dari pada akhlak yang mulia.”
Sebagaimana sabda Nabi SAW yang bermaksud : "Tidak lah aku (Nabi SAW) diutus melainkan (antaranya) untuk menyempurnakan akhlak yang baik "
(Hadis Sahih Riwayat Imam Ahmad (2/381), Al-Bukhari dalam Al-Tarikh Al-Kabir (7/188)
Firman Allah SWT maksudnya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(Surah Al-Ahzab ayat 21)
Nabi SAW menjanjikan bahwa akhlak yang baik akan menjadi beratnya timbangan amal di akhirat nanti , sabda baginda yang bermaksud : “Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya (kelak diakhirat) dari pada akhlak yang mulia.”
Amal ibadah yang terdapat dalam Rukun Islam seperti solat, puasa, zakat dan haji adalah di antaranya yang dimaksudkan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Solat samaada yang fardu atau sunat adalah bermaksud untuk mentarbiyah dan mendidik manusia agar berhenti dari segala perbuatan keji dan mungkar .
Firman Allah SWT bermaksud : "Sesunggugnya solat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar."(Surah al-‘Ankabut ayat 45).
Ibadah puasa dimaksudkan, di antaranya untuk mencapai tingkatan takwa. Firman Allah SWT maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman! Di wajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ibadah puasa dimaksudkan, di antaranya untuk mencapai tingkatan takwa. Firman Allah SWT maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman! Di wajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(Surah al-Baqarah ayat 183).
Berkaitan dengan ibadah puasa ini, Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Siapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan palsu (bohong), maka tidak ada keperluan bagi Allah SWT terhadap puasa seseorang yang hanya sekadar meninggalkan makan dan minum.” (Hadis Riwayat Bukhari)
Zakat, di antara rahasianya adalah untuk menyucikan dan membersihkan jiwa dari berbagai sifat buruk dan tercela. Firman Allah SWT maksudnya : "Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan mensucikan mereka."
Zakat, di antara rahasianya adalah untuk menyucikan dan membersihkan jiwa dari berbagai sifat buruk dan tercela. Firman Allah SWT maksudnya : "Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan mensucikan mereka."
(Surah at-Taubah ayat 103).
Sedangkan ibadah haji difardhukan oleh Allah kepada mereka yang mampu dengan banyak maksud dan aturan, contohnya agar orang yang beribadah haji terlatih untuk tidak berkata kotor, tidak berbuat fasik dan tidak banyak berkata-kata sia-sia. Firman Allah SWT maksudnya : "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi : 'Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu maka janganlah dia berkata jorok (cabul), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya'. " (Surah al-Baqarah ayat 197).
Sedangkan ibadah haji difardhukan oleh Allah kepada mereka yang mampu dengan banyak maksud dan aturan, contohnya agar orang yang beribadah haji terlatih untuk tidak berkata kotor, tidak berbuat fasik dan tidak banyak berkata-kata sia-sia. Firman Allah SWT maksudnya : "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi : 'Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu maka janganlah dia berkata jorok (cabul), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya'. " (Surah al-Baqarah ayat 197).
Segala kebaikan yang kita lakukan dengan bersedekah kepada membantu fakir- miskin , anak yatim, ibu tunggal dan melapangkan kesusahan orang mukmin dari kesusahan dunia , melaksanakan kerja-kerja kebajikan, membersihkan masjid, surau, membuang halangan dijalan raya dan membantu mangsa kemalangan, bencana alam dan musibah adalah merupakan akhlak yang baik.
Manankala dosa pula adalah apa yang terlintas di jiwa kita tetapi kita benci atau takut diketahui oleh orang lain.
Jiwa manusia adalah bekas (tempat) menerima sesuatu samaada fujur (kejahatan ) atau takwa (kebaikan).
Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rosak maka akan rosak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Hati (jiwa) adalah konduktor yang menggerakkan tubuh untuk melakukan perbuatan-perbuatannya, jika hati tersebut adalah hati bersih (baik) maka seluruh tubuhnya akan tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang baik, adapun jika hatinya adalah kotor (buruk) dan kita benci orang lain tahu apa yang ada pada hati kita itu sebenarnya perkara dosa yang dibenci oleh Allah SWT. Maka tentunya juga akan membawa tubuh melakukan hal-hal yang buruk. Hati adalah perkara utama untuk memperbaiki akhlak manusia. Jika seseorang ingin memperbaiki dirinya maka hendaklah ia memperbaiki dahulu hatinya
Kotoran apalagi najis itu tidak semestinya terdapat pada pakaian dan tubuh badan secara zahir. Terlebih yang utama kita harus menjaga hati agar selalu bersih dari kotoran apalagi najis. Selagi hati masih tercemar dengan sifat-sifat yang keji maka cahaya ilmu yang bermanfaat kepada agama menjadi tidak dapat menerangi hati itu.
Ketika hati bersih maka Nur (cahaya) Illahi akan meneranginya. Oleh kerananya perlu membersihkan dan menjaga hati daripada sifat-sifat yang keji dan tercela dan sebaliknya menghias diri dengan akhlak yang terpuji.
Hati (jiwa) adalah konduktor yang menggerakkan tubuh untuk melakukan perbuatan-perbuatannya, jika hati tersebut adalah hati bersih (baik) maka seluruh tubuhnya akan tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang baik, adapun jika hatinya adalah kotor (buruk) dan kita benci orang lain tahu apa yang ada pada hati kita itu sebenarnya perkara dosa yang dibenci oleh Allah SWT. Maka tentunya juga akan membawa tubuh melakukan hal-hal yang buruk. Hati adalah perkara utama untuk memperbaiki akhlak manusia. Jika seseorang ingin memperbaiki dirinya maka hendaklah ia memperbaiki dahulu hatinya
Kotoran apalagi najis itu tidak semestinya terdapat pada pakaian dan tubuh badan secara zahir. Terlebih yang utama kita harus menjaga hati agar selalu bersih dari kotoran apalagi najis. Selagi hati masih tercemar dengan sifat-sifat yang keji maka cahaya ilmu yang bermanfaat kepada agama menjadi tidak dapat menerangi hati itu.
Ketika hati bersih maka Nur (cahaya) Illahi akan meneranginya. Oleh kerananya perlu membersihkan dan menjaga hati daripada sifat-sifat yang keji dan tercela dan sebaliknya menghias diri dengan akhlak yang terpuji.
Orang mukmin akan menjaga hatinya supaya jangan terlintas sesuatu yang boleh mendatangkan dosa seperti hasad dengki, iri hati, ujub, sombong dan takbur. Penyakit-penyakit hati yang lain adalah seperti sifat tamak haluba kepada harta dunia, cinta dunia, suka marah dan berprasangka buruk kepada orang lain.
Sahabat yang dimuliakan,
Marilah sama-sama kita pertingkatkan amal soleh kita dan memperbaiki akhlak yang baik yang akan menghiasi perbuatan dan percakapan kita. Tidak keluar sesuatu daripada mulut kita melainkan yang baik dan bermanfaat untuk orang lain dan tidak ada perbuatan dan amalan kita melainkan amal soleh, amal kebaikan dan amal yang mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Begitu juga tidak terlintas di dalam hati dan jiwa kita melainkan sesuatu yang baik, ikhlas dan jujur. Segala bentuk prasangka buruk, was-was dan su'u zan akan kita buangkan sejauh-jauhnya dari hati dan jiwa kita.
Allah SWT berfirman maksudnya: " Sesungguhnya beruntunglah yang mensucikan jiwa itu. Dan merugilah orang yang mengotorinya " (Surah asy Syams ayat 9-10).
Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang beriman dan bertakwa dan mendapat rahmat-Nya di dunia dan akhirat.
No comments:
Post a Comment