Ibnu Al-Arabi didalam Ahkamul Qur’an mengatakan:
Tahukah kamu arti salam? Orang yang mengucapkan salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.’
Tahukah kamu arti salam? Orang yang mengucapkan salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.’
Kesimpulannya, bahwa salam berarti,
(i) Mengingat (dzikr) Allah s.w.t.,
(ii) Pengingat diri,
(iii) Ungkapan kasih sayang antara sesama Muslim,
(iv) Doa yang istimewa, dan
(v) Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘anda aman dari bahaya tangan dan lidahku’
Sebuah Hadis merangkumnya dengan indah:
"Muslim sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim yang lain dengan lidahnya dan tangannya"
Jika kita memahami hadis ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua umat Muslim. Karena itu Nabi s.a.w. sangat menekankan penyebaran pengucapan salam antara sesama Muslim dan beliau menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama diantara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan.
Ada beberapa hadis daripada Rasulullah, s.a.w. yang menjelaskan pentingnya ucapan salam antara seluruh Muslim.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : “Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal.”
(Hadis Riwayat Muslim)
Abdullah bin Amr r.a. mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah s.a.w., “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah s.a.w. menjawab: "Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.”
(Hadis Riwayat Sahihain)
Abu Umammah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : "Orang yang lebih dekat kepada Allah s.w.t. adalah yang lebih dahulu memberi salam.”
(Hadis Riwayar Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Abdullah bin Mas’ud r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : “Salam adalah salah satu Asma Allah s.w.t. yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.”
(Hadis Riwayat Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan salam.”
Allah s.a.w. berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86 yang maksudnya :
"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah dengan penghormatan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan."
Demikianlah Allah s.w.t.. memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w. sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah s.a.w.pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah s.a.w. menjawab: ”Wa’alaika”.
Orang yang ketiga pun terperanjat dan bertanya, namun tetap dengan kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan salam yang ringkas kepadamu, engkau membalas dengan salam yang lebih baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut engkau membalasku dengan sangat singkat hanya dengan wa’alaika.” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang di jabarkan Allah didalam Al-Qur’an.”
Dengan demikian kita boleh mengambil kesimpulan bahwa, membalas salam dengan tiga kaedah itu hukumnya Sunnah, yaitu cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Kebijaksanaan membatasi salam dengan tiga kaedah ini karena salam dimaksudkan sebagai komunikasi ringkas bukannya pembicaraan panjang.
Nabi Muhammad SAW memberi salam dengan lafaz “Assalamualaikum” dan menjawab salam dari para sahabat baginda dengan salam yang lengkap iaitu “Waalaikumussalam warahmatulallahhi wabarakatuh”Menjadi trend pada hari ini kaedah memberi salam dan menjawab salam sudah tidak mengikut kaifiyat yang disarankan. Antara kesilapan dalam memberi salam dan menjawab salam ialah;-
1. SEKADAR menyebut salam ketika berjumpa atau menulis perkataan salam dalam sms atau e-mail atau di mana-mana ruang seperti facebook.contoh kesilapan ialah :" nanti kalau ko jumpa mamat tu ko kirim salam kat dia ya"
Cara yang betul ialah :" nanti kalau ko jumpa mamat tu ko kirim salam Assalamualaaikum kat dia ya.."
2. SEKADAR menyebut A`kum dalam sms atau mana-mana ruangan kerana perkataan itu tidak membawa apa-apa makna walaupun ia difahami. terdapat juga sekadar menulis `AKUM' yang membawa maksud gelaran untuk orang Yahudi/binatang (dalam bahasa Ibrani)
Cara yang betul ialah menulis dengan perkataan "As salam yang membawa maksud `Assalamualaikum'.
3. Bergurau atau mempermainkan dalam menyampaikan salam seperti contohnya " ko kirim salam maut kat dia yer" : jelas ia adalah mendoakan kematian kepada seseorang walaupun ia dalam bentuk gurauan. Ia adalah dilarang.
4. Menjawab salam dengan“WAALAI KUM SALAM”. Jawab salam yang betul ialah ; “WAALAI KUMUS SALAM”.
1 comment:
It is simply matchless phrase ;)
Post a Comment