Tuesday, May 25, 2010

Perkahwinan Dalam Islam Satu Tuntutan

 Sahabat yang dirahmati Allah,
Islam memberikan perhatian yang sangat besar dalam pembentukan sebuah keluarga, kerana keluarga merupakan satu masyarakat yang kecil sebelum terbentuknya sebuah masyarakat yang lebih luas. Mendirikan dan membentuk sebuah keluarga yang berteraskan Islam, sakinah, mawaddah wa rahmah harus dimulai dengan meletakkan asas keislaman yang kukuh, yang dimulai dengan memilih jodoh mengikut cara Islam, proses walimatul ‘urus, membangun keluarga dari tahap awal, dan mendidik anggota keluarga .

Allah s.w.t telah berfirman yang bermaksud :
“Dan kawinkanlah orang bersendirian (belum kawin) di antara kamu”
(Surah an-Nur ayat32)

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“Nikah itu adalah sunnatku, maka barangsiapa yang benci kepada sunnatku, nescaya telah membenci aku.”

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud :
”Ambillah isteri, kerana beristeri lebih membuka pintu rezeki bagi kamu.” 
(Hadis Riwayat Thusiy)

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud :
“Barangsiapa yang mampu untuk berumahtangga, maka hendaklah ia berkahwin kerana yang demikian itu dapat memelihara mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa kerana puasa itu adalah dapat menahan keinginan (hawa nafsu).”

“Jika yang datang meminang kepada kamu orang yang kamu percaya tentang agamanya dan amanatnya, maka sebaik-baiknya kamu kawinkanlah saja. Jika tidak, dikawatirkan akan menjadi fitnah di atas muka bumi dan kecelakaan yang besar.”

Bersabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
"Jika mati anak Adam terputuslah amalannya melainkan tiga perkara: Ilmu yang boleh dimanfaatkan, sedekah jariah (yang manfaatnya terus-menerus) serta anak yang soleh yang mendoakannya (dengan yang baik)."

Bukankah untuk mendapatkan anak yang saleh itu harus melalui nikah terlebih dahulu?

Berkata Ibnu Abbas r.a  : "Belum sempurna ibadat orang yang beribadat sehingga ia berkahwin."

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila memilih jodoh.
Dari Abu hurairah bin Amr bin Ash r.a., Rasulullah s.a.w. telah bersabda maksudnya :
”Dunia ini laksana perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri yang solehah.”

Firman Allah s.w.t yang bermaksud :
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula”.
(Surah an-Nur ayat 26)

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“Wanita itu dikawini kerana hartanya atau kecantikannya, keturunannya atau agamanya, maka hendaklah kamu memilih yang mempunyai agama yang kukuh, nescaya kamu akan bernasib baik.”

Dari hadis Rasulullah s.a.w. di atas, ada empat kriteria utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jodoh, yaitu:

(1) Agama
Hendaklah isteri itu seorang yang solehah dan berpegang teguh kepada agama. Termasuk ke dalam kategori agama adalah baik budi pekertinya, akhlaknya. Inilah sebaik-baik pilihan.

(2) Kecantikan
Manis atau cantik rupanya; ini juga sering dituntut oleh orang kerana dengannya akan terpelihara diri dari mencari yang lain, sebab tabiat manusia biasanya tiada puas dengan isteri yang buruk rupa. Jika disebutkan supaya memilih yang teguh agamanya bukanlah bererti melarang memilih yang cantik rupanya.

(3) Keturunan baik
Hendaklah wanita itu dari golongan keturunan yang baik, maksudnya dari kaum yang terkenal menjaga urusan agamanya dan termasyhur dengan perjalanannya yang lurus. Sebab wanita dari rumahtangga yang seumpama itu akan memelihara dan mendidik anak-anaknya pada jalan yang diredhai oleh Allah dan Rasul-Nya.

(4) Harta
Ada juga yang memilih jodoh karena calon isteri atau suami mempunyai harta yang banyak. Inipun tidak dilarang. Tetapi sebaik-baik pilihan adalah karena agama.

Pertimbangan lain (dari Bimbingan Mukmin, Imam al Gazali ra.)
Imam al Ghazali r.a. dalam bukunya “Bimbingan Mukmin” menuliskan beberapa tambahan kriteria dalam hal memilih jodoh.

• Masih Gadis

Sebaiknya calon isteri itu seorang gadis. Berkata Rasulullah s.a.w. kepada Jabir yang baru berkahwin dengan seorang janda:
“Mengapa tidak berkahwin dengan  gadis yang boleh engkau bergurau senda dengannya.”

• Bukan keluarga yang dekat

Hendaklah wanita itu bukan dari kerabat yang dekat, sebab yang demikian itu akan mengurangkan syahwat.

• Ringan maskawin

Rasulullah s.a.w. memberi cara mudah bagi laki-laki untuk mengetahui akhlak calon isterinya dengan mengetahui besar kecil mas kawin yang dimintanya. Seorang wanita yang kuat agamanya tentu tidak akan membebani calon suaminya dengan mas kawin yang mahal harganya. Tetapi dia akan menunjukkan jalan bagi suaminya jalan yang mudah untuk segera menikah.
 Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud :
”Sebaik baik wanita yaitu yang paling murah permintaan mas kawinnya.” 
(Hadis Riwayat Thabrani)

Tidak mandul
Hendaklah ia mengetahui, bahwasanya wanita itu dapat melahirkan anak, kiranya diketahui kemandulannya, maka hendaklah ia menahan diri dari berkawin dengannya.

Langkah-langkah menemukan jodoh.
Langkah utama adalah berdo'a, memohon kepada Allah s.w.t., kerana Dialah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan (QS.4:1). Permohonan kepada Allah s.w.t. dengan meminta jodoh yang diredhai-Nya, merupakan keperluan penting manusia kerana kejayaan manusia mendapatkan jodoh berpengaruh besar dalam kehidupan dunia dan akhirat seseorang.

Selain itu juga harus berikhtiar. Ada beberapa cara untuk mendapatkan jodoh, dengan tetap berpegangan kepada syariat Islam:
1- Melalui orang tengah, antara lain :
a- Orang tua.
Seorang muslim atau muslimah dapat meminta orang tuanya untuk mencarikannya jodoh dengan menyebut kriteria yang ia inginkan. Pada masa Nabi s.a.w. baginda dan para sahabat-sahabatnya segera mengawinkan anak perempuan mereka.

b- Guru (pendidik).
Seorang muslim dan muslimah tidak ada salahnya untuk minta tolong kepada gurunya agar dicarikan jodoh yang sesuai dengannya. Ini adalah salah satu upaya dalam mencari jodoh.
c- Sahabat dekat.
Seorang muslim atau muslimah dapat meminta kepada sahabat dekatnya untuk dicarikan jodoh. Sebagai gambaran, kita melihat perjodohan antara Nabi s.a.w. dengan Khadijah r.h.

Dimulakan dengan tertarik dan minat  Khadijah r.h kepada pribadi baginda yang pada saat itu menjadi usahawan pada perusahan perniagaan yang dipegang oleh Khadijah r.h.  Melalui Nafisah sebagai orang tengah akhirnya Nabi s.a.w.mengawini Khadijah r.h.

d- Agensi mencari jodoh secara Islam
Agensi seperti ini dapat memenuhi keinginan seorang muslim atau muslimah untuk mencari pasangan yang sesuai. Prosedur yang dilakukan hendaklah bersesuaian dengan syariat Islam.

2- Secara langsung,
Seorang muslim atau muslimah sudah seharusnya bergaul di dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-harinya mungkin saja dia bertemu kepada jodohnya. Inilah yang sering terjadi saat ini, bahwa calon isteri atau suami yang sudah saling kenal terlebih dahulu secara langsung tanpa perantara (orang tengah). Pastikan bahwa ia berakhlak baik (akhlak Islam), dari orang-orang yang dekat dengannya, baik temannya, keluarganya, dll. Jika sudah menetapkan hati, katakanlah kepadanya bahwa kamu ingin menjadikannya sebagai calun isteri.

Demikianlah usaha-usaha yang mungkin boleh dilakukan. Tiga hal yang sudah ditaqdirkan Allah, yaitu rezeki, ajal dan jodoh, kita hendaklah bersikap positif. Semua itu ada ikhtiar dan syar’inya dalam ajaran Islam. Insya Allah, setiap gerak ikhtiar dan niatnya pasti akan mendapatkan pahala dari Allah.

Langkah-langkah menujualam perkahwinan
1. Disunnatkan melihat bakal isteri sebelum berkawin,
Sabda Rasulullah s.a.w.:
“Apabila Allah telah mentakdirkan cinta dalam diri seseorang dari kamu, hendaklah dia melihat kepadanya (wanita) kerana yang demikian itu lebih terjamin untuk mengeratkan perhubungan antara keduanya.”

Dalam hal ini berdua-duaan dilarang dalam ajaran Islam. Bukankah berdua-duaan itu sama saja dengan mendekati zina. Jika masing-masing sudah sesuai maka segera saja melamar dan meneruskan perkahwinan.

2. Pertunangan (Khitbah)
Khithbah adalah meminang (melamar) yaitu permintaan seorang laki-laki kepada anak perempuan orang lain untuk dikahwini, sebagai pendahuluan pernikahan, namun belum berupa aqad nikah. Pertunangan merupakan permintaan dan janji untuk mengadakan perkahwinan.
Dalam melakukan pertunangan ini perlu diperhatikan adab-adabnya, antara lain :
- Tidak boleh (haram) meminang pinangan orang lain.
Umar bin Khattab berkata dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim : Nabi s.a.w.  melarang sebagian kamu menawarkan atas penawaran sebagian yang lain, dan tidak boleh seseorang meminang pinangan saudaranya hingga peminang sebelumnya meninggalkannya atau mengizinkannya.

- Peminang (laki-laki) tetaplah orang lain bagi wanitanya (bukan mahram).
Oleh kerana pertunangan ini bukanlah aqad nikah, maka status peminangan masih tetap sebagai orang lain bagi yang dipinang (bukan mahram), dan tidak diperkenankan untuk berkhalwat atau berdua-duaan.

- Dianjurkan menemui dan memberi hadiah.
Pertemuan yang sopan bagi laki-laki yang meminang dan wanita yang dipinang ialah dengan kehadiran mahram wanita, karena hal tersebut akan menambah kemudahan untuk saling mengenal. Dengan pemberian hadiah dari peminang kepada wanita yang dipinang diharapkan akan mempererat lagi tali silaturrahim di antara mereka.

3. Aqad Nikah
Setelah menyelesaikan pertunangan, tahap selanjutnya adalah aqad nikah. Setelah aqad nikah inilah, lelaki dan perempuan secara sah telah menjadi suami isteri. 

4. Walimahtul ‘Urus
Walimah adalah berkumpul dan ‘urus adalah pernikahan, jadi walimatul ‘urus adalah kenduri yang diselenggarakan dengan tujuan menyebarkan berita tentang telah terjadinya suatu pernikahan agar diketahui umum, sehingga terhindar dari fitnah. Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum walimatul ‘urus adalah sunnah, walaupun ada sebagian ulama Syafi’iyah yang mewajibkannya, berdasarkan perintah Nabi s.a.w. kepada Abdur Rahman bin Auf :
“Selenggarakanlah walimah, meskipun hanya dengan seekor kambing”.

Akhirnya jadikanlah keluarga, anak isteri dan suami, menjadi keluarga yang diredhai Allah s.w.t.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
"Dan orang-orang yang berkata: Wahai Tuhan Kami! Kurniakanlah Kami dari isteri-isteri dan keturunan kami cahayamata kami.”
(Surah al-Furqan ayat 74)

“Peliharalah diri kamu dan keluargamu dari api neraka.”
(Surah at-Tahrim: 6)

Wallahu A’lam bishowab.
Sumber http://www.geocities.com/risanuri/agama/menggapaijodoh.html

No comments: