Sebagai seorang hamba Allah perasaan takut mestilah ada pada jiwa dan hati. Takut di atas kemurkaan Allah s.w.t. dan takut di atas seksaan yang disediakan oleh Allah s.w.t kepada mereka yang engkar kepada suruhan-Nya..
Takut kepada Allah merupakan kewajiban. Dalilnya adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Adapun dalil al-Qur’an adalah firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman."
(Surah. Ali-‘Imran ayat 175)
"Kerana itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku."
"Kerana itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku."
(Surah Al-Maa’idah ayat 44).
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, …"
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, …"
(Surah al-Anfaal ayat 2).
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.
(Surah al-Haj ayat 1-2).
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua Syurga."
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua Syurga."
(Surah ar-Rahman ayat 46).
Adapun kewajiban memiliki rasa takut berdasarkan as-Sunnah dapat dilihat dari apa-apa yang disebutkan secara langsung (manthuq) atau berdasarkan mafhum dari hadits-hadits berikut:
Adapun kewajiban memiliki rasa takut berdasarkan as-Sunnah dapat dilihat dari apa-apa yang disebutkan secara langsung (manthuq) atau berdasarkan mafhum dari hadits-hadits berikut:
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud :
"Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang sentiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Orang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai kerena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”; Orang yang memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya seolah-olah tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya."
"Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang sentiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Orang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai kerena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”; Orang yang memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya seolah-olah tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya."
Dari ‘Adiy bin Hatim r.a., ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Allah tanpa penerjemah. Kemudian ia menengok ke kanan, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Ia pun menengok ke kiri, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Lalu ia melihat ke depan maka ia tidak melihat kecuali Neraka ada di depan wajahnya. Karena itu jagalah diri kalian dari Neraka meski dengan sebutir kurma.
"Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Allah tanpa penerjemah. Kemudian ia menengok ke kanan, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Ia pun menengok ke kiri, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Lalu ia melihat ke depan maka ia tidak melihat kecuali Neraka ada di depan wajahnya. Karena itu jagalah diri kalian dari Neraka meski dengan sebutir kurma.
(Mutafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Jika seorang Mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang tidak mengharapkan Syurga-Nya. Jika orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang putus asa dari rahmat-Nya."
"Jika seorang Mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang tidak mengharapkan Syurga-Nya. Jika orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang putus asa dari rahmat-Nya."
(Hadis Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w., tentang perkara yang diriwayatkan beliau dari Tuhannya. Allah berfirman yang bermaksud :
"Demi kemulian-Ku, Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di hari kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di hari kiamat "
"Demi kemulian-Ku, Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di hari kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di hari kiamat "
(Hadis Riwayat. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)
Dari Ibnu Abas, semoga Allah meridhai keduanya, ia berkata; ketika Allah menurunkan ayat ini kepada Nabi-Nya :
"Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.."
"Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.."
(Surah. at-Tahrim ayat 6)
Pada suatu hari Rasulullah saw. membacakan ayat ini kepada para sahabat, tiba-tiba ada seorang pemuda yang terjungkal pingsan. Kemudian Nabi s.a.w. meletakkan tangan beliau di atas hatinya, dan ternyata masih berdetak jantungnya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda, “Wahai anak muda ucapkanlah: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’”, maka pemuda itu pun mengucapkannya. Kemudian beliau memberikan kabar gembira kepadanya dengan Syurga. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah!, apakah pemuda itu termasuk golongan kita?” Rasulullah bersabda yang maksudnya , "Apakah kalian tidak mendengar firman Allah :
"Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku."
"Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku."
(Hadis Riwayat.Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)
Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata; Wahai Rasulullah s.a.w!, Allah pernah berfirman Allah:
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (Surah al-Mukmin ayat 60); adalah ditujukan kepada orang yang berzina dan minum khamr. Dalam riwayat Ibnu Sabiq dikatakan, “Apakah ditujukan pada orang yang berzina, mencuri, dan minum khamr, tapi meski begitu dia takut kepada Allah?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Bukan”. Dalam riwayat Waki dikatakan, “Bukan, Wahai Putri Abu Bakar Ash-Shiddiq, tapi ia adalah orang yang menunaikan puasa, solat, dan sedekah; dan ia merasa khawatir ibadahnya tersebut tidak diterima.”
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (Surah al-Mukmin ayat 60); adalah ditujukan kepada orang yang berzina dan minum khamr. Dalam riwayat Ibnu Sabiq dikatakan, “Apakah ditujukan pada orang yang berzina, mencuri, dan minum khamr, tapi meski begitu dia takut kepada Allah?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Bukan”. Dalam riwayat Waki dikatakan, “Bukan, Wahai Putri Abu Bakar Ash-Shiddiq, tapi ia adalah orang yang menunaikan puasa, solat, dan sedekah; dan ia merasa khawatir ibadahnya tersebut tidak diterima.”
(Hadis Riwayat. Al-Baihaki dalam Asy-Sya’by, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, ia menshahihkannya dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)
Dari Tsauban r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda:
"Aku akan memberitahukan beberapa kaum dari umatku. Di hari kiamat mereka datang dengan membawa kebaikan seperti gunung Tihamah yang putih. Tapi Allah menjadikannya bagaikan debu yang bertebarkan. Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah sifat mereka dan jelaskanlah keadaan mereka agar kami kami tidak termasuk bagian dari mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Ingatlah!, mereka adalah bagian dari saudara kalian dan dari ras kalian. Mereka suka bangun malam sebagaimana kalian, tapi mereka adalah kaum yang jika tidak dilihat oleh siapa pun ketika menghadapi perkara yang diharamkan Allah, maka mereka melanggaranya.”
"Aku akan memberitahukan beberapa kaum dari umatku. Di hari kiamat mereka datang dengan membawa kebaikan seperti gunung Tihamah yang putih. Tapi Allah menjadikannya bagaikan debu yang bertebarkan. Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah sifat mereka dan jelaskanlah keadaan mereka agar kami kami tidak termasuk bagian dari mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Ingatlah!, mereka adalah bagian dari saudara kalian dan dari ras kalian. Mereka suka bangun malam sebagaimana kalian, tapi mereka adalah kaum yang jika tidak dilihat oleh siapa pun ketika menghadapi perkara yang diharamkan Allah, maka mereka melanggaranya.”
(Hadis Riwayat. Ibnu Majah. Al-Kinani penulis buku Mishbah Al-Zujajah berkata, Isnad hadits ini shahih, para perawinya terpercaya)
Abdullah bin Mas’ud menceritakan kepada kami dua hadits, salah satunya berasal dari Nabi s.a.w. dan satu lagi dari dirinya sendiri ia berkata:
"Sesungguhnya orang yang beriman akan melihat dosa-dosanya seolah-olah ada di atas gunung. Ia takut (dosa itu) jatuh menimpanya. Sedangkan orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menghampiri hidungnya, kemudia ia berkata mengenai dosanya, “Seperti inikah?” Abu Syihab berkata dengan tangannya –yang diletakkan– di atas hidungnya"
"Sesungguhnya orang yang beriman akan melihat dosa-dosanya seolah-olah ada di atas gunung. Ia takut (dosa itu) jatuh menimpanya. Sedangkan orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menghampiri hidungnya, kemudia ia berkata mengenai dosanya, “Seperti inikah?” Abu Syihab berkata dengan tangannya –yang diletakkan– di atas hidungnya"
(Hadis Riwayat. Bukhari)
Semoga dengan ayat-ayat dan hadis-hadis yang menerangkan wajibnya takut kepada Allah s.w.t.di atas, hati kita menjadi bersih (bening) kerana ketakwaan kepada Allah s.w.t.. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat hadis dari Abdullah bin Amru, ia berkata:
"Ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w. manusia manakah yang paling utama? Rasulullah s.a.w.bersabda, “Orang yang bersih (bening) hatinya dan jujur lisannya.” Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah!, Kami sudah mengetahui maksud ‘jujur lisannya’, namun apa yang dimaksud dengan ‘bersih hatinya’?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Adalah hati yang takut (kepada Allah) dan bersih. Di dalamnya tidak ada dosa, sifat jahat, kedengkian, dan iri.”
Semoga dengan ayat-ayat dan hadis-hadis yang menerangkan wajibnya takut kepada Allah s.w.t.di atas, hati kita menjadi bersih (bening) kerana ketakwaan kepada Allah s.w.t.. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat hadis dari Abdullah bin Amru, ia berkata:
"Ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w. manusia manakah yang paling utama? Rasulullah s.a.w.bersabda, “Orang yang bersih (bening) hatinya dan jujur lisannya.” Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah!, Kami sudah mengetahui maksud ‘jujur lisannya’, namun apa yang dimaksud dengan ‘bersih hatinya’?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Adalah hati yang takut (kepada Allah) dan bersih. Di dalamnya tidak ada dosa, sifat jahat, kedengkian, dan iri.”
(Al-Kinani berkata, “Sanad hadits ini shahih”. Al-Baihaki meriwayatkannya dalam kitab sunannya)
(Sumber diambil daripada tulisan Muhammad al-Khaththath)
(Sumber diambil daripada tulisan Muhammad al-Khaththath)
No comments:
Post a Comment