أًلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Di antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah Nabi Nuh a.s. Al-Quran mengatakan bahawa dia pernah hidup di sekitar kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sepanjang masa itu Nabi Nuh telah menyeru mereka pada jalan Allah SWT, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya.
Nabi Nuh a.s. adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam a.s. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.
Nabi Nuh a.s. menerima wahyu kenabian dari Allah SWT dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh a.s. berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh syaitan dan iblis.
Nabi Nuh a.s. menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Nabi Nuh a.s. berdakwah siang dan malam, secara senyap-senyap dan secara terangan-terangan dalam masa hampir 1000 tahun pengikutnya tidak sampai 100 orang. Isteri dan anak lelakinya bernama Kan'an juga kafir tidak mahu mengikut ajaran baginda. Kejahilan dan keengkaran kaumnya telah melampau batas dan mencabar Nabi Nuh a.s. agar berhenti berdakwah jika tidak mereka akan membunuh baginda. Melihat kaumnya yang sengaja mengingkari agama Allah SWT, bahkan sering mengganggunya, Nabi Nuh a.s. memohon kepada Allah SWT agar ditimpakan bencana kepada mereka. Allah SWT mengabulkan permohonannya.
Pengaduan Nabi Nuh a.s. kepada Allah SWT tentang keingkaran kaumnya :
Firman Allah SWT maksudnya : "5 Nuh berkata, "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, 6 maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). 7 Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. 8 Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, 9 kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, 10 maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, 11 nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, 12 dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. 13 Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? 14 Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. 15 Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? 16 Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? 17 Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, 18 kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. 19 Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, 20 supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu." 21 Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakai-ku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, 22 dan melakukan tipu-daya yang amat besar." 23 Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr." 24 Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan."(Surah Nuh ayat 5-24)
Azab yang ditimpakan kepada kaum Nuh a.s :
Firman Allah SWT maksudnya : "25 Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. 26 Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. 27 Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, nescaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. 28 Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan." (Surah Nuh ayat 25-28)
Sahabat yang dimuliakan,
Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar (bahtera) yang boleh memuat semua jenis makhluk hidup. Allah SWT akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengeluarkan air daripada bumi dan akan mendatangkan banjir yang sangat besar sehingga tidak satu pun dari mereka yang kafir akan selamat.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah SWT. Bersama semua pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lain Nabi Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nabi Nuh memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal.
Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya.“Siapa anda?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Aku Iblis,” jawabnya.
Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal Nabi kekasih Allah itu. Dia boleh hadir di mana saja dia mahu. Bukan kerana dia makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan usahanya.
“Mengapa engkau mahu ikut kami?” tanya Nabi Nuh lagi.
“Aku bukan mahu ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.
Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Fikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia. Sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Mengapa harus berbohong lagi, kerana tidak semua yang manusia ketahui pasti akan diikuti.
“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” kata Nabi Nuh kepada Iblis.
Iblis tidak menjawab apakah mahu keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nabi Nuh mengusirnya , Allah SWT juga pernah mengusirnya keluar dari syurga. Tetapi, dia masih saja membangkang perintah Allah SWT dan terus berusaha menggoda Nabi Adam sampai berhasil.
Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima strategi yang dengannya aku akan boleh mencelakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya.”
Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi dengar saja dua yang lainnya.
“Aku tidak berminat mendengar tiga strategi yang akan engkau sebutkan itu, tapi sebutkan dua strategi yang engkau sembunyikan dariku,” jawab Nabi Nuh.
Iblis berkata, “Wahai Nuh aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara:
Pertama : Dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka dan
Kedua : Dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka.
Kerana dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai syaitan yang terkutuk. Dan kerana serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di syurga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari syurga.
Setelah kapal Nabi Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh,“Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini.”
“Terima kasih dari apa?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu bererti engkau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.
“Wahai Nuh, jangan sekali-kali engkau mendengki kerana ia telah mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali engkau serakah kerana ia telah menghantar Adam seperti yang dialaminya.”
Sahabat yang dikasihi,
Kelicikan dan tipu muslihat iblis untuk menyesatkan umat manusia telah berjaya sehinggakan umat Nabi Nuh a.s. menjadi buta, tuli dan sesat tidak terbuka pintu hati mereka menerima dakwah selama beratus-ratus tahun daripada rasul pilihan Allah SWT. Terhijab hati dan jiwa mereka untuk menerima taufik dan hidayah daripada Allah SWT kerana godaan nafsu dan hasutan iblis laknatullah. Hinggakan orang yang paling hampir dengan Nabi Nuh a.s iaitu isteri dan anak lelakinya tidak mahu beriman dan mengikut ajaran yang dibawa oleh baginda.
Pengajaran yang boleh diperolehi kisah Nabi Nuh a.s adalah seperti berikut :
1. Kita kena banyak bersabar dan berusaha terus menerus untuk berdakwah dijalan Allah SWT. Jangan cepat-cepat putus asa jika dakwah kita tidak mudah diterima oleh masyarakat.
2. Teruskan tarbiah dan mengajak ahli keluarga kepada ajaran Islam yang sebenar, jika mereka enggan menerimanya itu urusan Allah SWT kerana taufik dan hidayah itu adalah hak Allah SWT. Hanya kita diminta berdakwah dengan cara hikmah dan bijaksana.
3. Allah SWT akan menurunkan bala dan azab kepada mereka yang derhaka dan menyekutukan Allah SWT dengan benda-benda yang lain. Oleh itu kita jangan berdiam diri saja apabila melihat kemugkaran di hadapan mata. Jalankanlah amar makruf nahi mugkar.
4. Iblis dan syaitan akan tetap menyesatkan manusia dengan bisikan dan godaannya tanpa berhenti . Oleh itu kita perlu menjauhkan diri daripada hasutan dan godaan iblis dan syaitan iaitu dengan menjauhkan diri daripada hasad dengki dan mengikut nafsu serakah (melanggar larangan Allah SWT)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Di antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah Nabi Nuh a.s. Al-Quran mengatakan bahawa dia pernah hidup di sekitar kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sepanjang masa itu Nabi Nuh telah menyeru mereka pada jalan Allah SWT, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya.
Nabi Nuh a.s. adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam a.s. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.
Nabi Nuh a.s. menerima wahyu kenabian dari Allah SWT dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh a.s. berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh syaitan dan iblis.
Nabi Nuh a.s. menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Nabi Nuh a.s. berdakwah siang dan malam, secara senyap-senyap dan secara terangan-terangan dalam masa hampir 1000 tahun pengikutnya tidak sampai 100 orang. Isteri dan anak lelakinya bernama Kan'an juga kafir tidak mahu mengikut ajaran baginda. Kejahilan dan keengkaran kaumnya telah melampau batas dan mencabar Nabi Nuh a.s. agar berhenti berdakwah jika tidak mereka akan membunuh baginda. Melihat kaumnya yang sengaja mengingkari agama Allah SWT, bahkan sering mengganggunya, Nabi Nuh a.s. memohon kepada Allah SWT agar ditimpakan bencana kepada mereka. Allah SWT mengabulkan permohonannya.
Pengaduan Nabi Nuh a.s. kepada Allah SWT tentang keingkaran kaumnya :
Firman Allah SWT maksudnya : "5 Nuh berkata, "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, 6 maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). 7 Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. 8 Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, 9 kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, 10 maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, 11 nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, 12 dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. 13 Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? 14 Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. 15 Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? 16 Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? 17 Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, 18 kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. 19 Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, 20 supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu." 21 Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakai-ku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, 22 dan melakukan tipu-daya yang amat besar." 23 Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr." 24 Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan."(Surah Nuh ayat 5-24)
Azab yang ditimpakan kepada kaum Nuh a.s :
Firman Allah SWT maksudnya : "25 Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. 26 Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. 27 Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, nescaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. 28 Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan." (Surah Nuh ayat 25-28)
Sahabat yang dimuliakan,
Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar (bahtera) yang boleh memuat semua jenis makhluk hidup. Allah SWT akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengeluarkan air daripada bumi dan akan mendatangkan banjir yang sangat besar sehingga tidak satu pun dari mereka yang kafir akan selamat.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah SWT. Bersama semua pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lain Nabi Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nabi Nuh memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal.
Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya.“Siapa anda?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Aku Iblis,” jawabnya.
Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal Nabi kekasih Allah itu. Dia boleh hadir di mana saja dia mahu. Bukan kerana dia makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan usahanya.
“Mengapa engkau mahu ikut kami?” tanya Nabi Nuh lagi.
“Aku bukan mahu ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.
Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Fikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia. Sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Mengapa harus berbohong lagi, kerana tidak semua yang manusia ketahui pasti akan diikuti.
“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” kata Nabi Nuh kepada Iblis.
Iblis tidak menjawab apakah mahu keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nabi Nuh mengusirnya , Allah SWT juga pernah mengusirnya keluar dari syurga. Tetapi, dia masih saja membangkang perintah Allah SWT dan terus berusaha menggoda Nabi Adam sampai berhasil.
Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima strategi yang dengannya aku akan boleh mencelakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya.”
Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi dengar saja dua yang lainnya.
“Aku tidak berminat mendengar tiga strategi yang akan engkau sebutkan itu, tapi sebutkan dua strategi yang engkau sembunyikan dariku,” jawab Nabi Nuh.
Iblis berkata, “Wahai Nuh aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara:
Pertama : Dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka dan
Kedua : Dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka.
Kerana dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai syaitan yang terkutuk. Dan kerana serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di syurga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari syurga.
Setelah kapal Nabi Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh,“Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini.”
“Terima kasih dari apa?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.
“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu bererti engkau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.
“Wahai Nuh, jangan sekali-kali engkau mendengki kerana ia telah mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali engkau serakah kerana ia telah menghantar Adam seperti yang dialaminya.”
Sahabat yang dikasihi,
Kelicikan dan tipu muslihat iblis untuk menyesatkan umat manusia telah berjaya sehinggakan umat Nabi Nuh a.s. menjadi buta, tuli dan sesat tidak terbuka pintu hati mereka menerima dakwah selama beratus-ratus tahun daripada rasul pilihan Allah SWT. Terhijab hati dan jiwa mereka untuk menerima taufik dan hidayah daripada Allah SWT kerana godaan nafsu dan hasutan iblis laknatullah. Hinggakan orang yang paling hampir dengan Nabi Nuh a.s iaitu isteri dan anak lelakinya tidak mahu beriman dan mengikut ajaran yang dibawa oleh baginda.
Pengajaran yang boleh diperolehi kisah Nabi Nuh a.s adalah seperti berikut :
1. Kita kena banyak bersabar dan berusaha terus menerus untuk berdakwah dijalan Allah SWT. Jangan cepat-cepat putus asa jika dakwah kita tidak mudah diterima oleh masyarakat.
2. Teruskan tarbiah dan mengajak ahli keluarga kepada ajaran Islam yang sebenar, jika mereka enggan menerimanya itu urusan Allah SWT kerana taufik dan hidayah itu adalah hak Allah SWT. Hanya kita diminta berdakwah dengan cara hikmah dan bijaksana.
3. Allah SWT akan menurunkan bala dan azab kepada mereka yang derhaka dan menyekutukan Allah SWT dengan benda-benda yang lain. Oleh itu kita jangan berdiam diri saja apabila melihat kemugkaran di hadapan mata. Jalankanlah amar makruf nahi mugkar.
4. Iblis dan syaitan akan tetap menyesatkan manusia dengan bisikan dan godaannya tanpa berhenti . Oleh itu kita perlu menjauhkan diri daripada hasutan dan godaan iblis dan syaitan iaitu dengan menjauhkan diri daripada hasad dengki dan mengikut nafsu serakah (melanggar larangan Allah SWT)
No comments:
Post a Comment