Wednesday, April 17, 2013

Tafsir Surah Ash-Shaff Ayat 1-3

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,


Firman Allah SWT :

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (1)
 

Maksudnya : "Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(Surah Ash-Shaff (61) ayat 1)

Huraiannya :

Segala apa yang di langit dan bumi mengakui bahawa hanyalah Allah SWT yang berhak disembah tidak ada yang lain, Dialah yang menciptakan, menguasai, menjaga kelangsungan hidup, serta menentukan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.

Dia mempunyai sifat-sifat yang sempurna, semua makhluk tunduk di bawah kehendak-Nya dan Dia menciptakan segala sesuatu sesuai dengan maksud, tujuan yang Dia kehendaki dan sesuai pula dengan kegunaannya.

Tafsir  Jalalain Surah Ash-Shaff ayat 1 :
 

"(Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi) yakni semuanya memahasucikan-Nya. Huruf lam yang terdapat pada lafal lillaah adalah huruf zaidah; dan di sini dipakai lafal maa, kerana lebih mengutamakan yang majoriti (dan Dialah Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya."

Firman Allah SWT :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2)


Maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?" (Surah Ash-Shaff (61) ayat 2)


Huraiannya :

Setelah Allah SWT menerangkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya ia memperingatkan manusia akan kekurangan-kekurangan yang ada padanya, iaitu mereka mengatakan suatu perkataan, tetapi mereka tidak mengerjakannya. Seperti mereka mengatakan: "Kami ingin mengerjakan kebaikan-kebaikan yang diperintahkan Allah", tetapi jika datang perintah Allah mereka tidak mengerjakannya.

Ada dua jenis kelemahan manusia yang dikemukakan ayat ini, iaitu:


Pertama : Perkataan mereka tidak sesuai dengan perbuatan mereka. Kelemahan ini kelihatannya mudah diperbaiki, tetapi sukar melaksanakannya. Ramai manusia pandai berbicara, suka menganjurkan suatu perbuatan baik dan memperingatkan agar orang lain menjauhi larangan-larangan Allah SWT, tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya. 

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahawa Abdullah bin Rahawah berkata: "Para mukmin di masa Rasulullah, sebelum jihad di wajibkan, berkata: 'Seandainya kami mengetahui perbuatan-perbuatan yang disukai Allah tentu kami akan memperbuatnya. Maka Rasulullah menyampaikan bahawa perbuatan yang paling disukai Allah, ialah beriman kepada-Nya, berjihad menghapuskan kemaksiatan yang dapat merosakkan iman, mengakui kebenaran risalah yang disampaikan Nabi-Nya: Setelah datang perintah jihad, sebagian orang-orang yang beriman merasa berat melakukannya. Maka turunlah ayat ini sebagai celaan akan sikap mereka yang tidak baik itu."

Kedua : Tidak menepati janji yang telah mereka buat. Suka menepati janji yang telah ditetapkan merupakan salah satu ciri dari ciri-ciri orang-orang yang beriman. Jika ciri itu tidak dimiliki oleh seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bererti ia telah menjadi orang munafik.

Rasulullah SAW. bersabda:

آية المنافقين ثلاث: إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا أئتمن خان

Maksudnya : "Tanda-tanda orang-orang munafik itu ada tiga macam. Iaitu apabila ia berjanji ia menyalahi janjinya, apabila ia berkata ia berdusta dan apabila ia dipercaya ia khianati.' (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Tafsir Jalalain Surah Ash-Shaff ayat 2


"(Hai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan) sewaktu kalian meminta berjihad (apa yang tidak kalian perbuat) kerana ternyata kalian mengalami kekalahan atau kebelakang dalam perang Uhud."

Firman Allah SWT :

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)
 

Maksudnya : "Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan".(Surah Ash-Shaff (61) ayat 3)

Huraiannya :

Allah SWT memperingatkan amatlah besar dosanya mengatakan atau menyanggupi sesuatu, tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya, baik dalam pandangan Allah SWT mahupun dalam pandangan masyarakat.

Menepati janji merupakan tanda iman yang kuat budi pekerti yang agung, sikap yang baik dan mulia pada seseorang, menimbulkan kepercayaan dan penghormatan masyarakat. Sebaliknya perbuatan tidak menepati janji merupakan tanda iman yang lemah, perangai yang buruk dan sikap yang tidak berprikemanusiaan, akan timbul saling mencurigai dan dendam kesumat di dalam masyarakat. Kerana itulah agama Islam sangat mencela orang yang suka berdusta dan menyalahi janji itu.


Supaya sifat tercela itu tidak dimiliki oleh orang-orang beriman alangkah baiknya jika amalan menepati janji dan berkata benar itu dijadikan tujuan pendidikan yang utama diberikan kepada anak-anak di samping beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan melatih diri mengerjakan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan.

Tafsir  Jalalain Surah Ash-Shaff ayat 3

"(Amat besar) yakni besar sekali (kebencian) lafal maqtan berfungsi menjadi tamyiz (di sisi Allah bahawa kalian mengatakan) lafal an taquuluu menjadi fa'il dari lafal kabura (apa-apa yang tiada kalian kerjakan)."

Asbabun Nuzul ayat 1-3 Surah Ash-Shaff :


Dari Abdullah bin Salam r.a. dia berkata : " Sekelompok sahabat saling berbincang. Kami berkata ," Jikalau kami tahusuatu perbuatan yang paling di cintai Allah SWT, pasti kami akan melakukannya." (Hadis Sahih Riwayat Hakim, Ahmad dan Tirmidzi)

Sahabat yang dimuliakan,
Berdasarkan ayat-ayat di atas jelaslah kepada kita bahawa Allah SWT murka apabila kita memperkatakan sesuatu kebaikan sedangkan kita sendiri tidak melakukannya. Kita melarang orang melakukannya tetapi kita sendiri mengerjakan perbuatan tersebut. Istilah peribahasa mengatakan, :"seperti ketam mengajar anaknya berjalan betul"

Dari Usamah bin Zaid r.a bahawa dia pernah mendengar Nabi SAW  bersabda: "Seorang lelaki didatangkan pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam api neraka, kemudian ususnya berhamburan keluar lalu dia berputar-putar dengannya seperti berputar-putarnya  himar dengan batu penggilingannya. Kemudian para penghuni syurga berkumpul di hadapannya dan bertanya kepadanya: Apakah yang terjadi padamu?. Tidakkah engkau yang pernah memerintahkan kami kepada Al-Ma’ruf dan yang mencegah kepada yang mungkar?. Dia menjawab: Aku telah memerintahkan kalian dengan yang ma’ruf namun aku sendiri tidak melakukannya dan mencegah kalian kepada dari yang mungkar namun aku mengerjakannya”.(Hadis Sahih Bukhari: 2/236, 437 no: 3627 dan Sahih Muslim: 4/2291 no: 2989)


Dari Jundub bin Abdillah ra bahwa Nabi SAW bersabda: "Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia namun melupakan dirinya sendiri sama seperti pelita yang menerangi manusia namun membakar dirinya sendiri” (Al-Haitsami berkata di dalam kitab Majma’uz Zawa’id 1/184 diriwayatkan oleh Al-Tabrani di kitab Al-Kabir dan perawinya terpercaya. Dan Al-mundziri berkata di dalam kitab targib wat tarhib: 1/173 sanadnya hasan)


Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita  menyeru kepada kebaikan dan mengajak untuk meninggalkan kejahatan pada masa yang sama kita beramal dan melaksanakan apa yang kita ucapkan. Jika terdapat kelemahan diri maka perbaikailah walaupun belum sempurna sepenuhnya teruskan dan beristiqamah nescaya kita akan diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk mengamalkannya.

No comments: