Friday, October 18, 2013

Tafsir Surah Yasin Ayat 14-20

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

Segala puji bagi Allah, Rabb sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.


Sahabat yang dirahmati Allah,

Firman Allah SWT :

إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) 

Maksudnya : "(iaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata:` Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu". (QS. 36:14)

Oleh kerana kedua utusan itu tidak berhasil melaksanakan misinya, dikirim lagi seorang yang bernama Syam'un dengan tugas yang sama. Risalah yang mereka bawa adalah supaya penduduk Antakiyah (di zama Nabi Isa a.s) itu mahu membersihkan dirinya dari perbuatan syirik, supaya mereka melepaskan (membuang) segala bentuk sesembahannya, dan kemudian kembali kepada ajaran tauhid. 

Tafsir  Jalalain dalam Surah Yasin ayat 14  :

إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) 

(Yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya) ayat ini seluruhnya berkedudukan sebagai Badal dari lafal Idz yang pertama (kemudian Kami kuatkan) kedua utusan itu; lafal ayat ini dapat dibaca Takhfif sehingga bunyinya menjadi Fa'azaznaa dapat pula dibaca Tasydid, sehingga bunyinya menjadi Fa'azzaznaa (dengan -utusan- yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.")

قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) 

Maksudnya : "Mereka menjawab:` Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka `.(QS. 36:15)

Kemudian disebutkan alasan pokok kaumnya tidak mahu beriman kebanyakan orang-orang yang mendustakan ketiga orang utusan itu, kerana mereka berkeyakinan ketiga utusan itu (Yuhana, Bulis dan Syam'un) itu adalah manusia biasa saja seperti mereka juga, tanpa ada keistimewaan yang menonjol. Waktu itu (mungkin juga sekarang), seseorang tiada akan dihargai kalau tidak mempunyai kepandaian atau keahlian yang istimewa luar biasa. 

Alasan kedua, kerana mereka yakin bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih tidaklah menunaikan risalah ataupun kitab yang berisi wahyu dan Dia tidak pula memerintahkan untuk beriman dengan ketiga utusan itu. Oleh kerana itu mereka menyimpulkan ketiga utusan itu bohong belaka. Lafal "ma anzalar rahmanu", menunjukkan bahawa penduduk Antakiyah itu telah lama mengenal Tuhan, cuma mereka mengingkarinya dan digantinya dengan berhala. Sebab itulah segala Rasul-rasul mereka tolak. 

Tafsir  Jalalain Surah Yasin ayat  15 

قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) 

(Mereka menjawab, "Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Tidak lain) (kalian hanyalah pendusta belaka.")

قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) 

Maksudnya : "Mereka berkata:` Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu."(QS. 36:16)

Pandangan demikian dibantah oleh utusan-utusan itu. Hanya Allah yang mengetahui bahawa kami ini sungguh-sungguh adalah orang yang diutus kepada kamu. Bilamana kami bohong azab yang hebatlah yang akan menimpa kami", jawab mereka dengan tegas. Tugas kami ini akan dibantu oleh Tuhan, dan pasti akan diketahui kelak siapa yang bersalah dan harus menanggung resiko atas kesalahan itu. Dalam ayat lain jawaban seperti itu memang boleh diucapkan oleh seorang Rasul misalnya: 

ويستعجلونك بالعذاب ولولا أجل مسمى لجاءهم العذاب وليأتينهم بغتة وهم لا يشعرون 

Maksudnya : "Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya". (Surah Al-Ankabut ayat 53)

وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17) 

Maksudnya : "Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".(QS. 36:17)

Kemudian dijelaskan misi yang mereka bawa, yakni bahwa Rasul-rasul itu hanyalah sekadar menyampaikan risalah Allah. Terserahlah pada manusia apakah akan beriman (percaya) kepada risalah tersebut atau tidak Andai kata mereka beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka jua, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya kalau orang-orang kafir itu tidak mahu melaksanakan seruan Rasul-rasul itu tunggu akibatnya akan menimpa diri mereka sendiri.

قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18)

Maksudnya : "Mereka menjawab:` Sesungguhnya kami bernasib malang kerana kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami ".(QS. 36:18)

Mereka (penduduk Antakiyah) itu terpojok, tidak boleh lagi mematahkan alasan-alasan Rasul itu. Sebab itu mereka mengancam "Kalau kesengsaraan menimpa kami kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ini". Sebab itu kalau kamu tidak mahu menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa kami harus merajam (melempar) kamu dengan batu atau kami jatuhkan padamu siksaan yang amat pedih. 

Ketiga utusan itu menangkis: "Kalau kamu terpaksa mengalami siksaan kelak itu adalah akibat perbuatanmu sendiri, bukan kerana kami. Bukankah Anda sekalian yang mempersekutukan Allah, mengerjakan pekerjaan maksiat, melakukan kesalahan-kesalahan? Sedang kami hanya sekadar mengajak kamu untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan diri dalam beribadah dan tobat (dari segala kesalahan) kepada-Nya. Apakah kerana kami memperingatkan kamu dengan azab Allah yang sangat pedih dan mengajak kamu mentauhidkan-Nya, lalu kamu seksa kami? Itukah balasan yang pantas buat kami? Hal itu menunjukkan bahawa kamulah bangsa yang melampaui batas (keterlaluan). Keterlaluan dengan cara berfikir dan menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam kami. Kerana kamu menganggap buruk orang-orang yang semestinya kamu mengambil petunjuk dari padanya, demikian juga faktor yang membawa kepada kebahagiaan kamu jadikan kecelakaan. Ayat yang serupa ini mirip pengertiannya dengan ayat: 

فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون 

Maksudnya : "Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Surah Al-A'raf ayat 131)

 قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) 

Maksudnya : "Utusan-utusan itu berkata:` Kemalangan kamu itu adalah kerana kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas `.(QS. 36:19)

Tafsir Jalalain Surah Yasin ayat 19 

قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) 

(Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kalian) yakni kesialan kalian itu (adalah kerana kalian sendiri") disebabkan ulah kalian sendiri kerana kafir. (Apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syarthiyah, keduanya dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca Tas-hil (kalian diberi peringatan) yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab Syarath tidak disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi peringatan lalu kalian bernasib sial kerananya lalu kalian kafir? Pengertian terakhir inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud adalah sebagai cemuhan terhadap mereka. (Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas) kerana kemusyrikan kalian.

وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20) 


Maksudnya : "Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata:` Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu."(QS. 36:20)

Sunatullah berlaku bahawa setiap Rasul yang bertugas menyampaikan kebenaran bila mereka terdesak pasti akan datang bantuan Tuhan untuk membelanya. Datanglah seorang laki-laki bernama Habib an-Najjar sebagaimana diceritakan di atas. Yang jelas dia ini bukan orang yang berpengaruh ataupun mempunyai kekuasaan yang menentukan, juga bukan keluarga atau orang yang berpengaruh terhadap raja negeri itu. Hanya dengan  kekuatan imannya sajalah dia datang dari pelosok negeri guna membela utusan Nabi Isa dengan memperingati orang-orang yang hendak menjatuhkan seksaan terhadap para utusan Nabi Isa, seraya ia menyerukan agar mereka mengikuti Rasul-rasul Tuhan yang datang hanya menyampaikan petunjuk Allah.


No comments: