Thursday, December 2, 2010

Syarat-syarat Terkabulnya Do'a

 Sahabat yang dirahmati Allah,
Firman Allah s.w.t. dalam Surah Al-Fushshilat  ayat 51 maksudnya :
“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo'a.”

Dari ayat tersebut, terlihat bahwa Allah s.w.t. ‘menyindir’ dan mengecam (sifat) manusia, yang mudah lupa jika diberi kenikmatan. Sebaliknya, jika mendapat kesusahan, walau sekecil apapun, maka dia akan menangis, berkeluh kesah dan berdo'a meminta pertolongan kepada Allah s.w.t.

Tidak semua manusia berbuat demikian. Masih ada manusia yang tetap mengingat Allah s.w.t. baik di kala senang maupun di kala susah. Contoh manusia yang tetap mengingat Allah s.w.t.  di saat mendapat kenikmatan atau kesenangan yang luar biasa banyaknya adalah Nabi Sulaiman a.s. Sedangkan Nabi Ayyub a.s. pula menjadi contoh manusia yang tetap mengingat Allah s.w.t. baik di kala suka ataupun duka.

Pada hakikatnya do'a mesti dilakukan dalam keadaan apa sekalipun samaada ketika kaya, miskin, suka, duka, sihat, sakit atau dalam keadaan genting maka do'a perlu di lakukan semata-mata kerana kasih dan cinta kita kepada Allah. Hal ini mengingatkan kita bahwa pada dasarnya MANUSIA BERGANTUNG HANYA KEPADA ALLAH S.W.T.

Rasulullah s.a.w sendiri bersabda bahwa do'a merupakan inti ibadah dan senjata untuk orang-orang Mukmin.

Kita perlu yakin  bahwa do'a kita akan dikabulkan. Jika tidak dikabulkan di dunia, maka do'a tersebut akan di kabulkan di akhirat kelak.

Manusia ketika berada di dalam keadaan saat genting dia berdo'a kepada Allah s.w.t. seraya menjanjikan ini itu (bernadzar), tapi bila Allah s.w.t.  mengangkat kesusahannya, pada saat itu pula dia melupakan nadzarnya itu. Dengan kata lain, manusia begitu mudah mendurhakai Allah s.w.t. yang telah melepaskannya daripada kesusahan (ini sesuai dengan ayat al-Qur'an  diatas).

Berikut beberapa syarat agar do'a dikabulkan Allah s.w.t.:
1. Makanan, minuman, dan pakaian yang kita gunakan dan keperluan harian sehari-hari mestilah berasal dari rezeki yang halal. Ingat, 1 suap makanan yang haram akan menghalangi diterimanya ibadah selama 40 hari, apalagi jika makanan haram tersebut telah menjadi daging…berarti kita telah menyiapkan diri kita masuk ke dalam Neraka.

Daripada Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak menerima melainkan yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang mukmin dengan apa yang diperintahkan kepada sekalian rasul dengan firman-Nya (seperti yang tersebut dalam hadis yang bermaksud) : Wahai sekalian rasul, makanlah makanan yang baik dan beramallah dengan amalan yang soleh. Firman-nya lagi : Wahai sekalian orang yang beriman! Makanlah makanan yang baik yang telah kami beri rezeki kepada kamu. Kemudian baginda menyebutkan seorang lelaki yang jauh perjalanannya, kusut masai rambutnya, dan berdebu mukanya menghulurkan kedua tangannya ke langit (berdo'a) Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Padahal makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram dan (mulutnya) disuapkan dengan yang haram. Maka bagaimanakah akan diperkenankan do'anya". (Hadis Riwayat Muslim)
2. Menyucikan dan membersihkan diri, baik lahir-batin. Sebaiknya sebelum berdo'a kita membersihkan diri (minimal berwudhu') untuk membersihkan lahir kita. Untuk membersihkan batin, kita boleh perbanyak berzikir dan beristighfar.

3. Membaca selawat kepada Nab s.a.w. Tanpa berselawat kepada baginda dalam berdo'a, akan mengakibatkan do'a menggantung (tidak akan di perkenankan oleh Allah s.w.t.)

4. Perbanyak puji-pujian kepada Allah s.w.t., karena hanya Allah s.w.t. yang berhak untuk menerima puji-pujian. Boleh kita ambil dari Asmaul Husna.

5. Berdo'alah di waktu-waktu dan tempat-tempat yang mustajab. Sebagai contoh, padang Arafah, di masjid, hari Jumaat, 1/3 malam terakhir, di antara 2 khutbah, semasa hendak buka puasa, semasa hendak sahur, terkecuali bagi orang-orang yang sedang teraniaya atau sedang dizalimi oleh kaum lain di suatu tempat.

6. Carilah waktu yang tenang dan damai, agar kita boleh do'a dengan khusyuk. Misalnya semasa  sujud, 1/3 malam terakhir.


7. (Dianjurkan) Gunakan do'a yang diajarkan Nabi s.a.w atau do'a yang terdapat di dalam al-Qur'an. Di dalam al-Qur’an banyak sekali do'a-do'a para Nabi dan Rasul. Do'a tersebut hendaklah difahami dengan betul dan tahu maksudnya, agar meresap ke dalam hati. Namun, tidak ada salahnya juga berdo'a dengan cara kita sendiri, terutama bila kita ada hajat tertentu untuk dipohon kepada Allah s.w.t. Gunakan bahasa kita sendiri pun boleh.

8. Berdo'alah yang wajar (diutamakan jika kita telah melakukan ikhtiar sebelumnya). Janganlah kita berdo'a untuk sesuatu yang mendatangkan keburukan kepada orang lain dan kiat berdo'a dan meminta sesuatu daripada Allah s.w.t tanpa usaha yang sepatutnya.

Sahabat yang dimuliakan,
Ada manusia-manusia yang do'anya tidak ditolak dan mudah diterima dan dikabulkan oleh Allah s.w.t.


1. Kedua orang tua, yang mendo'akan keselamatan dan kesejahteraan bagi anak-anaknya. Bagi para orang tua, hendaklah berhati-hati menjaga lisannya, terutama semasa marah. Jika salah cakap, maka bukan kebahagiaan yang didapati dari  anaknya, namun kutukan dan azab Allah yang diterima oleh  anaknya. Bagi kita jika kedua ibu bapa kita masih hidup, hendaknya jangan sampai kita melukai hati mereka.

2. Orang yang teraniaya iaitu orang yang dizalimi, diambil dan dipaksa hak-haknya, ditipu (diberi janji palsu). Insya Allah do'a mereka tidak akan ditolak oleh Allah s.w.t. Oleh itu, hat-hatilah dalam menjadi pemimpin. Jangan sampai ada rakyat yang teraniaya.

3. Pemimpin yang adil. Jika seorang pemimpin berjuang dengan ikhlas demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya, maka do'anya tidak akan ditolak oleh Allah s.w.t.


4. Pejuang Fi Sabilillah. Termasuk di dalamnya orang-orang yang berjuang di jalan Allah, berdakwah,mengajak kepada amal maaruf nahi mungkar dan sebagainya.

5. Orang yang sedang berpuasa. Menjelang Ramadhan ini, persiapkan dan perbanyakkan berdo'a apa sahaja yang kita ingin meminta kepada Allah s.w.t. Insya Allah dikabulkan-Nya.

6. Anak-anak yang soleh dan solehah. Untuk itu hendaklah kita mendidik dan mentarbiyah anak-anak kita dengan  ilmu agama, akhlak yang baik dan keimanan yang kuat kepada Allah s.w.t. semoga mereka menjadi penolong kita ketika kita telah meninggal dunia nanti.



















No comments: